commit to user 52
Setelah diterapkan model Problem Based Learning PBL dalam pembelajaran bahasa Jawa pada siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 76,21
dan siswa yang tuntas sebanyak 26 siswa atau ketuntasan klasikal 74,29. Data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut :
a Siswa yang melakukan kegiatan sesuai yang diperintahkan guru hanya
siswa-siswa yang aktif saja, sedangkan siswa yang pasif tidak terlalu bagus dalam melaksanakan kegiatan.
b Siswa belum menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, dalam
kegiatan pembelajaran mereka masih banyak diselingi bercanda dengan teman lain.
c Berdasarkan hasil tes prestasi belajar bahasa Jawa pada siklus II siswa
yang memperoleh nilai ≥ 70 yaitu 26 siswa 74,29. Jadi rata-rata kelas pada siklus II yaitu 76,21. Sehingga penelitian ini dirasa berhasil dengan
nilai yang cukup memuaskan. d
Guru telah mampu meningkatkan ketepatan penggunaan strategi pembelajaran.
e Guru telah menggunakan media secara efektif dan efisien.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa sebagian besar siswa sudah mencapai nilai ≥ 70, meskipun
ada beberapa siswa yang masih menunjukkan kemampuan yang belum maksimal.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas VA SDN I Pracimantoro dalam
penguasaan unggah-ungguh basa pembelajaran bahasa Jawa melalui Model Problem Based Learning PBL meningkatkan.
commit to user 53
1. Perkembangan prestasi siswa dari pra tindakan hingga siklus II dapat dilihat
pada tabel 8 :
Tabel 8. Perkembangan Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
Keterangan Pra
Tindakan Tes Siklus
I Tes Siklus
II Nilai Terendah
32 41
60 Nilai Tertinggi
88 91
92 Rata-rata Nilai
58,45 67,64
76,21 Siswa yang Mendapat Nilai ≥70
17,14 42,86
74,29
Dari tabel 8 di atas maka digambarkan grafik perkembangan nilai siswa dari pra tindakan hingga siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar
7:
Gambar 7. Grafik Perkembangan Nilai Siswa
a. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada tes awal 32; pada siklus I naik
menjadi 41; dan pada siklus II naik lagi menjadi 60. b.
Nilai teringgi yang diperoleh siswa pada tes awal sebesar 88; pada siklus I naik menjadi 91; dan pada siklus II naik lagi menjadi 92.
32 88
58,45
17,14 41
91
67,64
42,86 60
92 76,29
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Nilai terendah Nilai tertinggi
Rata-rata nilai Siswa mendapat nilai ≥70
F r
e
k u
e n
s i
Prasiklus Siklus I
Siklus II 74,29
commit to user 54
c. Nilai rata-rata kelas juga menjadi meningkat yaitu pada yaitu awal sebesar
58,45; siklus I 67,64; dan pada siklus II 76,29. d.
Untuk siswa yang mendapat nilai ≥ 70 pada pra tindakan 17,14, tes siklus I 42,86 setelah dilakukan refleksi terdapat 20 siswa yang mendapat nilai
70, namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila dilihat prosentase prestasi siswa, dan pada siklus II hanya 9 siswa atau
25,7 siswa yang belum tuntas. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
siswa tentang unggah-ungguh basa meningkat. Pada siklus I 42,86 siswa telah mendapat nilai ≥ 70 dan pada siklus II 74,29 siswa telah mendapat nilai
≥ 70. Dengan demikian penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran
bahasa Jawa melalui Model Problem Based Learning PBL siswa kelas VA SDN I Pracimantoro semester II tahun ajaran 20102011 meningkat.
2. Hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran dan solusinya.
Dalam pelaksanaan penguasaan unggah-ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui Model Problem Based Learning PBL
menemui beberapa hambatan, yaitu: a.
Pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok membutuhkan banyak waktu dalam pelaksanaanya. Dalam hal ini peneliti harus benar-
benar pandai dalam mengatur waktu mulai dari penjelasan dan kegiatan diskusi. Selama kegiatan diskusi berlangsung guru harus membimbing siswa
dan mengawasi siswa agar siswa fokus dalam kegiatan diskusi sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar dan tidak memakan banyak waktu
dalam pelaksanaannya. b.
Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok siswa masih kurang berkolaborasi dan berinteraksi
dengan teman kelompoknya. Sehingga dalam hal ini membutuhkan keterampilan guru memacu siswa untuk saling berinteraksi dan bekerja
sama dengan temannya. c.
Guru sulit dalam mengendalikan siswa sehingga suasana kelas nampak ramai. Karena biasanya ketika siswa melaksanakan diskusi, masih banyak
commit to user 55
siswa yang berbicara hal lain dengan temannya. Karena siswa menganggap guru kurang memperhatikan. Misalnya dengan mendekati dan mengawasi
siswa yang ramai serta membimbingnya dalam kegiatan diskusi agar siswa lebih fokus dalam kegiatan diskusi.
d. Masih banyak siswa yang belum memahami dan mengerti kata-kata dalam
basa krama, sehingga guru harus lebih memahami dan mengerti kata-kata dalam basa krama.
commit to user 56
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan