14 seluruh organ pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam
perkembanganya sehingga memerlukan bimbingan pendidikan khusus. 1991: 1.
Andreas Dwijosumarto dalam seminar ketunarunguan di Bandung 1988 mengemukakan bahwa tunarungu adalah suatu kehilangan
pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai perangsang, terutama indra pendengaran.
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami hambatan dalam mendengar
yang di sebabkan karena tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan alat pendengaran sehingga anak memerlukan bimbingan
dan pendidikan khusus agar dapat mengembangkan bahasa serta potensi yang dimiliki anak seoptimal mungkin.
2. Klasifikasi Anak Tunarungu
Menurut Admin 2009 pada umumnya klasifikasi anak tunarungu dibagi atas dua golongan atau kelompok besar yaitu tuli dan kurang
dengar.
a. Tuli
Orang tuli adalah seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar sehingga membuat proses informasi
bahasa melalui pendengaran, baik itu memakai atau tidak memakai alat dengar
15
b. Kurang dengar
Kurang dengar adalah seseorang yang mengalami kehilangan sebagian kemampuan mendengar, akan tetapi ia masih mempunyai
sisa pendengaran dan pemakaian alat bantu dengar memungkinkan keberhasilan serta membantu proses informasi bahasa melalui
pendengaran. Gangguan pendengaran dapat juga diklasifikasikan menurut jenis
ketunarunguannya, yaitu :
a. Tuli konduktif
Disebabkan oleh kondisi patologis pada kanal telinga eksterna, membrane timpani atau telinga tengah. Gangguan pendengaran
konduktif tidak melebihi 60 dB karena dihantarkan menuju koklea melalui tulang bila intensitasnya tinggi. Penyebab terjadinya
gangguan pendengaran jenis ini adalah otitis media dan disfungsi tuba eustachius yang disebabkan oleh otitis media sekretori. Kedua
kelainan tersebut jarang menyebabkan kelainan gangguan
pendengaran melebihi 40 dB. b.
Tuli sensorineural
Disebabkan oleh kerusakan atau malfungsi koklea, saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi tidak dapat diproses
sebagaimana mestinya. Bila kerusakan terjadi pada sel rambut koklea maka sel ganglion dapat bertahan atau mengalami
degenerasi transneural. Bila sel ganglion rusak, maka nervus VIII