BOSP Berdasarkan Klasiikasi Sekolah

80 www.kinerja.or.id Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan BOSP LAMPIRAN B - Uraian Substansi nilai BOSP yang dihasilkan dari perbedaan jumlah rombel tersebut juga akan cukup berbeda. Klasiikasi sekolah berdasarkan jumlah kegiatan di sekolah juga merupakan pilihan yang dapat dipertimbangkan karena kegiatan di sekolah dapat mencerminkan bentuk layanan pendidikan yang diberikan. Semakin banyak jumlah kegiatan yang dilakukan seharusnya mencerminkan semakin baiknya layanan pendidikan yang diberikan. Direkomendasikan agar penghitungan BOSP berdasarkan klasiikasi sekolah ini dilakukan jika benar-benar diperlukan karena akan terkait dengan rencana kebijakan tertentu yang didasarkan pada klasiikasi seklah tersebut. Jika tidak, maka disarankan agar penghitungan BOSP dilakukan tanpa klasiikasi sekolah. Persiapan untuk penghitungan BOSP

1. Identiikasi Pemangku Kepentingan

Setelah mengambil keputusan untuk menghitungkan BOSP dengan pendekatan KINERJA-USAID, Sekda dalam konsultasi dengan kepala instansi terkait menetapkan 1. Kecamatan yang dipilih sebagai pilot 2. Satuan pendidikan di kecamatan tersebut untuk disertakan sebagai sasaran 3. Instansi yang terkait yang akandiikutsertakan: Dinas Pendidikan, BPKADDPKAD BagianKeuanganSekretariat Daerah, Bappeda, Sekolah SDMI, SMPMTs 4. Multi Stockholder Forum MSF yang akan diikutsertakan. 5. Membentuk Tim Penyusun BOSP dengan memperhatikan keterwakilan perempuan, dan mengajukan susunan anggota Tim Penyusun BOSP untuk di-SK-kan oleh Kepala Daerah.

2. Pembentukan Tim Penyusun BOSP

Tim Penyusun BOSP terdiri atas: 1. Ketua 2. Sekretaris 3. Anggota Tim Penyusun BOSP dibentuk selain mempertimbangkan keterwakilan dari lembagainstansi terkait dan mempertimbangkan keterwakilan perempuan. Wakil unsur sekolah disesuaikan dengan jenjangjenis 81 www.kinerja.or.id Tata Kelola Biaya Operasional Satuan Pendidikan BOSP pendidikan yang BOSP-nya akan dihitung. Sebagai contoh, jika yang akan dihitung hanya jenjang SDMI dan SMPMTs maka wakil-wakil SMAMA dan SMK tidak diperlukan. Wakil sekolah biasanya adalah kepala sekolah yang dipilih dari sekolah negeri yang terbaik, karena yang dibutuhkan adalah kepala sekolah yang memiliki pemahaman yang cukup mengenai kegiatan di sekolah.