Perumusan Masalah Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

15 kursi di DPRD Provinsi Sumatera Utara. DPW Nasdem Sumatera Utara diketuai oleh Ali Umri yang juga sudah tidak asing lagi dalam aktivitas politik di Sumatera Utara. Sebagai ketua DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, Ali Umri juga memiliki keyakinan bahwa partainya akan menang di daerah Sumatera Utara, terutama karena terpilihnya Partai Nasdem sebagai nomor urut satu dalam peserta pemilu 2014. Hal ini seperti yang diungkapkannya dalam wawancara dengan sebuah surat kabar lokal. “Kita yakin dalam Pemilu 2014 mendatang kita mendapat nomor urut 1, itu pertanda anugerah yang diberikan Allah SWT, kalau partai kita akan menjadi partai nomor satu di Sumatera Utara. Saya mengingat bagaimana upaya kerja keras kami selama ini. Kita yang pertama mendaftar ke KPU serta lolos dalam verifikasi faktual lalu mendapatkan nomor urut 1. Kalau suara diatas 30 berhasil kita raih, maka keterwakilan kita di legislatif baik di DPRD kabupatenkota, DPRD Provinsi dan DPR RI. Nomor urut 1 adalah yang terbaik, juara, kampiun, dan harus dijadikan partai pemenang pemilu 2014.” 8

1.2 Perumusan Masalah

Indonesia memiliki sejarah pemilihan umum yang cukup panjang, diawali dengan pemilu pertama yang dilaksanakan tahun 1955. Sejak saat itu penyelenggaraan pemilu di Indonesia mengalami banyak perubahan pada tataran rujukan hukum bagi pelaksanaannya. Terutama semenjak dimulainya era reformasi. Undang-undang yang mengatur tentang pemilu selalu mengalami pergantian pada setiap periodenya. Adapun pergantian itu dimulai dari UU No. 12 Tahun 2003, berganti menjadi UU No. 10 Tahun 2008, dan diikuti dengan UU No. 8 Tahun 2012. Terjadinya pergantian di dalam Undang-undang, berarti ada pula pergantian dalam isi undang-undang tersebut, baik dalam hal pelaksanaan pemilu, bahkan pergantian sistem pemilu. Saat ini terdapat 3 jenis Sistem Pemilu yang berkembang di negara-negara dunia, yaitu: sistem distrik, sistem proporsional 9 , dan sistem campuran. Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2003, pemilu tahun 2004 dilaksanakan dengan sistem proporsional tertutup atau yang lebih dikenal dengan sistim nomor urut. 10 Artinya masyarakat sebagai pemilih hanya dapat memilih partai politik yang ikut serta dalam pemilu, dan kemudian partailah yang akan menentukan calon legislatif terpilih, berdasarkan nomor urutnya untuk menjadi wakil rakyat. 8 YND, Ali Umri: NasDem Akan Jadi No. 1 di Sumatera Utara, diakses dari situs http:www.starberita.comread20130310 pada tanggal 23 maret 2013 pukul 21.30. 9 Sistem pemilihan umum dimana kursi yang tersedia di parlemen untuk diperebutkan dalam pemilu dibagi- bagikan kepada partai-partai politik yang turut serta dalam pemilu sesuai dengan imbangan suara yang diperolehnya dalam pemilihan yang bersangkutan. Sistem ini menjamin adanya derajat keseimbangan antara perolehan suara dengan perolehan kursi oleh partai politik dalam pemilu. 10 Undang-undang RI No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Universitas Sumatera Utara 16 Setelah terjadinya pergantian Undang-undang menjadi yang baru, berdasarkan Pasal 5 ayat 1 UU No. 10 Tahun 2008, Indonesia menganut sistem pemilu proporsional terbuka. 11 Yang dimaksud dengan sistim proporsional terbuka yaitu dimana semua calon anggota dewan memiliki kesepatan yang sama untuk terpilih dengan cara mendapatkan suara dari rakyat secara langsung, tidak lagi berdasarkan nomor urut. Maka sesuai undang-undang yang berlaku pada pemilu tahun 2009 calon legislatif terpilih ditetapkan melalui perolehan suara terbanyak. Begitu pula pada pemilu tahun 2014, yang diatur oleh UU No. 8 tahun 2012. 12 Sistem pemilu di Indonesia menggunakan sistem pemilihan proporsional terbuka dikarenakan keadaan geografis Indonesia yang sangat luas dan jumlah penduduk yang banyak, sehingga sistem pemilihan di Indonesia dibagi-bagi atas daerah yang banyak pula. Sesuai dengan agenda politik nasional, tahun 2014 adalah tahun untuk diselenggarakannya pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD. Terjadinya perubahan terhadap sistem pemilu ini menjadi sesuatu yang mulai disikapi oleh para kalangan partai politik. Perubahan dari yang mulanya lebih ke arah kepengurusan partai dan sekarang menjadi lebih ke arah keinginan pemilih, menjadi perhatian bagi mereka. Lewat sistem semacam ini, partai-partai politik berusaha mencari kandidat calon legislatif yang memiliki elektabilitas yang tinggi di mata para pemilih. Setiap partai pun kemudian dihadapkan pada masalah memilih calon anggota legislatif yang berpotensi untuk meraih suara terbanyak, sehingga partai menjadi pemenang dalam pemilu. Partai Nasdem Sumatera Utara, perlu cermat dalam mengusung calon anggota legislatifnya, agar masyarakat tertarik untuk memberikan suaranya sehingga partai ini memiliki kesempatan untuk menjadi pemenang dalam pemilu 2014. Tapi di satu sisi, Partai Nasdem merupakan partai baru yang belum pernah melakukan rekrutmen politik tehadap calon anggota legislatif di masa sebelumnya. Nasdem juga belum memiliki figur tokoh yang kuat, sistem kelembagaan partainya belum teruji, dan bahkan belum pernah mengikuti pemilu. Namun partai ini diketuai oleh tokoh yang sudah tidak asing lagi dalam aktivitas politik di Sumatera Utara, yang juga sebelumnya merupakan kader dari partai lain. Menyambut pemilu 2014 Partai Nasdem Sumatera Utara melakukan proses rekrutmen politik dan menetapkan calon anggota legislatif sehingga didapatkan nama-nama calon yang akan diusung partai untuk memperebutkan kursi di DPRD Provinsi Sumatera Utara. Proses 11 Undang-undang RI No.10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah . 12 Undang-undang RI No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Universitas Sumatera Utara 17 penetapan tersebut melalui beberapa tahap dan kemudian didaftarkan kepada KPU Provinsi Sumatera Utara untuk proses verifikasi administrasi data para calon. Pada 14 Juni 2013 KPU mengeluarkan daftar calon sementara DCS yang lulus verifikasi dari Partai Nasdem. 13 Berdasarkan DCS tersebut dapat dilihat nama-nama calon anggota legislatif yang cukup menarik perhatian. Seperti dari daerah pemilihan 1, Moh Nezar Djoeli merupakan salah satu tokoh pendiri Partai Nasdem di Sumatera Utara sekaligus pengurus dalam DPW Partai Nasdem Sumatera Utara yang berposisi sebagai bendahara. Dari dapil 1 juga terdapat Tuahman Fransiscus Purba. Beliau merupakan tokoh dari bidang kesehatan yang cukup dikenal di masyarakat Sumatera Utara khususnya di kota Medan. Ia merupakan dokter yang cukup terkenal sekaligus pemilik salah satu rumah sakit swasta di kota Medan. Dari daerah pemilihan Sumatera Utara 8 terdapat Restu Kurniawan Sarumaha. Ia merupakan mantan anggota dewan DPRD Provinsi Sumatera Utara. Begitu pula Parlindungan Silaban dari dapil Sumatera Utara 11 yang merupakan mantan anggota DPRD kabupaten Dairi. Dengan melihat rekam jejak para calon legislatif tersebut dapat kita ketahui bahwa mereka merupakan hasil seleksi dari DPW Partai Nasdem yang cukup beragam. Ada yang merupakan pengurus partai, pengusaha sekaligus tokoh masyarakat, ada pula yang memiliki pengalaman berpolitik yang cukup mapan di daerah Sumatera Utara. Mereka merupakan calon legislatif yang telah lulus dari tahapan-tahapan seleksi dalam penetapan calon legislatif yang dilakukan oleh Partai Nasdem. Hasil penetapan calon legislatif tersebut, fokus penelitian ini adalah menjelaskan proses penetapan calon legislatif dari Partai Nasdem untuk DPRD Provinsi Sumatera Utara. Penjelasan yang akan diuraikan terkait dengan tahapan-tahapan dalam penetapan calon legislatif untuk DPRD Provinsi Sumatera Utara dan cara-cara yang dilakukan oleh para pengambil keputusan di Partai Nasdem Sumatera Utara untuk menetapkan calon anggota legislatif tersebut. Pertanyaan penelitian yang akan dijawab adalah bagaimanakah mekanisme penetapan calon anggota legislatif yang dilakukan oleh Partai Nasdem Sumatera Utara untuk tingkat DPRD Provinsi Sumatera Utara? Hal apakah yang menjadi alasan atau dasar pertimbangan partai dalam rangka menetapkan calon anggota legislatif untuk dipilih dalam pemilu 2014 tersebut? 13 Lampiran 1 tentang Daftar Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara dari DPW Partai Nasdem Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 18

1.3 Tujuan Penelitian

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Sistem Rekrutmen Calon Anggota Legislatif 2014 ( Studi Kasus: Penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Gerindra DPC Kota Medan )

0 34 98

Partisipasi Calon Legislatif Perempuan di Sumatera Utara pada Pemilu 2009

0 28 95

Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

1 49 102

POLA REKRUTMEN PARTAI POLITIK TERHADAP CALON LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILIHAN UMUM PERIODE 2004-2009 KE DPRD SUMATERA BARAT (Studi Kasus: DPW PKS dan DPW PBB SUMBAR).

2 3 16

POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI GERINDRA PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN JEPARA -

0 0 52

Sistem Rekrutmen Calon Anggota Legislatif 2014 ( Studi Kasus: Penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Gerindra DPC Kota Medan )

0 0 36

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Partai Nasdem - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 1 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 22

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 11