60
mnyerahkan formulir pendaftaran. Bakal calon kemudian wajib menyerahkan dokumen dan kelengkapannya dalam bentuk rangkap lima. Adapun dokumen dan kelengkapan tersebut
yaitu: a. Formulir pendaftaran sebagai bakal calon anggota legislatif.
b. Fotokopi Kartu Tanda Anggota KTA Partai Nasdem. c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP.
d. Fotokopi ijazah terakhir. e. Daftar riwayat hidup.
f. Daftar kekayaan. g. Pas foto ukuran 4x6 cm, dan
h. Dokumen-dokumen lain yang diperlukan sesuai undang-undang yang berlaku.
61
Pemenuhan syarat-syarat tersebut dilakukan oleh bakal calon legislatif pada masa pendaftaran. Bappilu DPW sebagai tim kerja pencalonan, berperan dalam menerima para
pendaftar yang hadir di kantor sekretariat DPW. Dalam tahap pendaftaran adapun tugas lain dari tim kerja pencalonan legislatif dalam melaksanakan mekanisme pendaftaran bakal calon
legislatif adalah menyediakan formulir pendaftaran bakal calon legislatif sebagaimana syarat Undang-undang, memberikan data daerah pemilihan beserta informasi jumlah kursi yang
tersedia sesuai dengan ketetapan KPU, memberikan data hasil pemilu yang lalu kepada para calon legislatif di masing-masing daerah pemilihan di seluruh Indonesia. Selain itu tim kerja
pencalonan Bappilu juga bertugas untuk menerima formulir yang telah diisi oleh bakal calon legislatif beserta kelengkapannya, menyusun berkas serta mempersiapkan penyerahan berkas
kepada KPU secara berjenjang, dan melengkapi kembali berkas setelah hasil evaluasi oleh KPU secara berjenjang.
3.1.3 Tahap Verifikasi Pencalonan Anggota Legislatif Provinsi Sumatera Utara
Setelah tahap pendaftaran selesai, dilanjutkan dengan tahap verifikasi pencalonan. Setelah melakukan pendaftaran bakal calon legislatif, maka setiap bakal calon yang telah
mendaftar wajib mengikuti verifikasi yang juga dilakukan oleh tim kerja pencalonan Bappilu. Adapun yang dimaksud dengan verifikasi ini adalah penelitian ataupun pemeriksaan terhadap
seluruh kelengkapan persyaratan bakal calon legislatif berdasarkan Undang-undang RI No. 8
61
Lihat Lampiran 5 SKEP-005DPP-NasdemII2013, Pasal 12 tentang Tata Cara dan Syarat Pendaftaran Bakal
Calon.
Universitas Sumatera Utara
61
tahun 2012 dan peraturan Partai Nasdem yang tertuang dalam pedoman organisasi Partai Nasdem SKEP-005DPP-NasdemII2013. Proses verifikasi bakal calon legislatif ini
dilakukan oleh tim kerja pencalonan Bappilu dengan memperhatikan kriteria dan syarat bakal calon legislatif yang ditentukan oleh undang-undang yang berlaku dan juga ketentuan Partai
Nasdem. Verifikasi pencalonan anggota legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara diawali
dengan verifikasi untuk kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon. Verifikasi kelengkapan administrasi ini dilaksanakan pada 9 Maret-16 Maret 2013. Tahap kedua ini
masih dilaksanakan oleh tim kerja pencalonan Bappilu DPW. Tugas tim kerja pencalonan dalam tahap verifikasi pencalonan ini, meliputi meneliti dan menilai keabsahan syarat dan
kelengkapan administrasi bakal calon legislatif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, menyusun daftar bakal calon legislatif berdasarkan nomor urut pendaftaran
untuk daerah pemilihannya masing-masing, dan memberitahukan kepada bakal calon legislatif yang tidak memenuhi persyaratan untuk dilengkapi. Hal ini sesuai dengan
penjelasan Nico Handani, “Dalam tahap verifikasi kami meneliti dan memeriksa seluruh kelengkapan
persyaratan bakal calon legislatif yang sudah diminta saat pendaftaran. Bappilu melihat apakah semua dokumen telah terpenuhi, lalu dilihat keasliannya. Seperti
ijazah, ktp, kta, surat keterangan sehat dan bebas narkoba. Selain itu kami juga melihat bagaimana program O250 mereka. Terpenuhi tidaknya jumlah anggota yang
direkrut.”
62
Maka dapat dilihat bahwa dalam tahap verifikasi pencalonan ini, kelengkapan administrasi yang telah dipenuhi oleh bakal calon legislatif pada saat pendaftaran harus sesuai
dengan telah tertulis dalam peraturan perundang-undangan. Selain itu data-data bakal calon tersebut juga diteliti dan dinilai keabsahannya. Selain kelengkapan administrasi, keabsahan
syarat bakal calon juga diteliti dan dinilai oleh tim kerja pencalonan Bappilu DPW Partai Nasdem Sumatera Utara. Adapun kelengkapan administratif bakal calon legislatif tersebut
dibuktikan dengan melihat hal-hal seperti bakal calon telah berumur 21 dua puluh satu tahun atau lebih, sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan bertempat
tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu bakal calon juga harus cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia. Bakal calon wajib
berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah atas atau pendidikan lain yang
62
Wawancara dengan Nico Handani S. di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 21 Mei 2013, pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
62
sederajat, tidak pernah dijatuhi pidana penjara, terdaftar sebagai pemilih. Kebersediaan untuk bekerja penuh waktu, mengundurkan diri sebagai birokrat atau badan usaha yang
anggarannya bersumber dari keuangan Negara juga diperlukan untuk mendaftar sebagai seorang bakal calon legislatif. Bakal calon juga harus menjadi anggota partai politik peserta
pemilu, dan bersedia dicalonkan hanya satu lembaga perwakilan, dan hanya di satu daerah pemilihan. Seperti penjelasan dari Tun Hidayat,
“Dalam proses verifikasi kami menemukan sebagian besar bakal calon telah memenuhi persyaratan dengan lengkap. Bakal calon yang tidak bisa membawa
persyaratannya langsung digugurkan. Seperti halnya ijazah, ada bakal calon yang ijazah nya sudah terbakar atau hilang. Kami meminta agar bakal calon membuat surat
keterangan dari sekolahnya dahulu.”
63
Penelitian terhadap keabsahan syarat dan kelengkapan administrasi bakal calon legislatif dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Setelah meneliti dan
menilai sesuai dengan UU No. 8 tahun 2012, tim kerja pencalonan Bappilu DPW kemudian melakukan verifikasi sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh Partai Nasdem. Sesuai dengan
pedoman organisasi tentang cara pencalonan legislatif di Partai Nasdem, persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh bakal calon legislatif yang mengajukan diri sebagai calon legislatif
yakni bakal calon legislatif tidak cacat moral atau terkait tindakan kriminal dan sedang tidak dikenai sanksi organisasi yang dibuktikan dengan surat pernyataan, memiliki komitmen
untuk terlibat aktif dalam partai, bakal calon berpendidikan minimal Sekolah Menengah Atas SMA, dikenal masyarakat, dan setiap bakal calon Partai Nasdem diwajibkan merekrut
keanggotaan melalui program O250 dengan ketentuan untuk DPRD Provinsi minimal 1500 KTA.
Tim kerja pencalonan legislatif yaitu Bappilu DPW Nasdem Sumatera Utara juga melakukan verifikasi terhadap kelengkapan dan kebenaran dokumen persyaratan administrasi
bakal calon anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. Semua bakal calon harus melengkapi persyaratan sesuai dengan yang diminta oleh tim Bappilu saat pengumuman pendaftaran
pencalonan yang telah dilakukan sebelumnya. Bakal calon dilihat rekam jejaknya apakah pernah terkait dengan tindakan kriminal atau tidak. Bakal calon yang pernah terlibat tindakan
kriminal langsung digugurkan. Hal ini sesuai dengan penjelasan Tun Hidayat,
63
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
63
“Moralitas bakal calon menjadi hal yang dipertimbangkan dalam memutuskan pantas tidaknya bakal calon diajukan menjadi calon legislatif untuk mewakili Partai Nasdem.
Berkelakuan baik itu hal yang utama.”
64
Dalam ketentuan tersebut juga dijelaskan bahwa setiap bakal calon juga hanya boleh mencalonkan diri di satu tingkatan dan satu daerah pemilihan. Bakal calon yang mendaftar
untuk tingkatan DPR RI tidak dapat mencalonkan lagi di tingkatan DPRD Provinsi maupun kabupatenkota. Hal ini agar tidak terjadi nama ganda di daftar nama calon yang akan dipilih
pada saat pemilu 2014. Dalam pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif juga membahas
tentang bakal calon legislatif yang berasal dari tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat harus memiliki komitmen untuk terlibat aktif dalam program pemenangan pemilu. Ketokohan juga
merupakan faktor yang dijadikan dasar pertimbangan oleh partai dalam meluluskan bakal calon menjadi calon legislatif. Hal ini karena seseorang yang dikenal dalam masyarakat dan
memiliki pengaruh dapat menarik suara dari masyarakat. Persyaratan lain yang harus dipenuhi setiap bakal calon yaitu harus merekrut anggota
sesuai dengan ketentuan partai. Untuk DPRD Provinsi yaitu minimal 1500 KTA. Hal ini dilakukan agar bakal calon membangun simpati dukungan untuk pengembangan struktur
hingga ke tingkat desa. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara bersama ketua tim kerja pencalonan legislatif Bappilu DPW,
Untuk menjadi bakal calon dari Partai Nasdem syaratnya bagi DPR RI harus mempunyai kader anggota inti 2500. Kalau untuk DPRD Provinsi mempunyai kader
anggota inti 1500. Untuk DPRD kabupatenkota mempunyai kader anggota inti minimal 1000. Kader-kadernya ini dia rekrut. Setelah itu dia ambil datanya. Dia input
data, baru keluarlah kartu tanda anggota KTA.
65
Berdasarkan verifikasi yang dilakukan oleh tim Bappilu, setiap bakal calon DPRD Provinsi telah memenuhi program O250 yang ditetapkan partai. Masing-masing bakal calon
mengumpulkan anggota sebanyak 1500 bahkan lebih. Data-data anggota yang telah dikumpulkan dimasukkan dalam pendataan di partai dan dibuatkan kartu tanda anggota
KTA. Selain itu tim Bappilu juga melakukan verifikasi terhadap terpenuhinya jumlah
keterwakilan perempuan yang sekurang-kurangnya 30. Apabila dalam hal kelengkapan
64
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
65
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
64
dokumen persyaratan administrasi bakal calon anggota tidak terpenuhi, maka Bappilu DPW mengembalikan dokumen tersebut kepada bakal calon agar dilengkapi.
Dengan demikian dalam melakukan penjaringan bakal calon legislatif ini, Partai Nasdem tidak memberikan jaminan sama sekali bahwa seorang kader internal ataupun
anggota dari Partai Nasdem untuk maju sebagai calon legislatif. Hal tersebut senada dengan yang dikemukakakan oleh Tun Hidayat selaku ketua tim kerja pencalonan legislatif DPW
Partai Nasdem Sumatera Utara. Ia mengemukakan bahwa, “Dalam hal menjaring bakal calon legislatif semua warga Negara Indonesia
mempunyai kesempatan yang sama. Tidak menjadi keharusan bahwa anggota internal atau pengurus Partai Nasdem mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menjadi
calon legislatif dari Partai Nasdem. Apabila menilai dari sisi loyalitas terhadap partai, tentu saja kader internal Partai Nasdem lebih mempunyai komitmen yang tinggi
terhadap perkembangan partainya. Namun partai kami juga harus melihat dari sisi kepentingan masyarakat luas bukan hanya kepentingan partai saja. Sehingga bagi
Partai Nasdem sosok yang dianggap mempunyai kualitas dan kemampuan untuk mensejahterakan masyarakatlah yang lebih dianggap berhak untuk menjadi calon
legislatif dari Partai Nasdem.“
66
Pernyataan tersebut hampir senada dengan yang dikemukakan oleh Anhar Monel yang juga sebagai fungsionaris partai yaitu sekretaris DPW Nasdem Sumatera Utara. Ia
mengungkapkan bahwa, “Pemilu legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara mempunyai arti yang penting bagi
Partai Nasdem. Sebagaimana sebagai partai baru yang pertama kali mengikuti pemilu, kami mengharapkan kemenangan di setiap daerah pemilihan. Untuk itu dalam
pelaksanaan penjaringan bakal calon legislatif Provinsi DPRD Sumatera Utara yang dilakukan Partai Nasdem haruslah benar-benar dilakukan dengan selektif apalagi
target suara yang ingin dicapai ketua umum Surya Paloh adalah 30. Calon legislatif yang berasal dari partai kami juga haruslah sosok yang benar-benar diinginkan
masyarakat, baik itu yang berasal dari kalangan kader internal partai maupun eksternal.”
67
Setelah meneliti dan menilai keabsahan syarat dan kelengkapan administrasi bakal calon legislatif sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, penyampaian hasil verifikasi
Partai Nasdem terhadap kelengkapan administrasi daftar calon dan bakal calon diadakan pada 18 Maret 2013. Dari hasil verifikasi yang dilakukan tim kerja pencalonan Bappilu maka
didapatlah 100 bakal calon legislatif untuk DPRD Provinsi Sumatera Utara.
66
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
67
Wawancara dengan Anhar Monel di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 17 Juli 2013, pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
65
Penyampaian hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim kerja pencalonan Bappilu ini ditandai dengan pembuatan berita acara proses penjaringan bakal calon legislatif melalui
laporan. Penyampaian hasil verifikasi dilakukan oleh Bappilu kepada ketua DPW. Sesuai yang tertulis dalam pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif bab III pasal 8,
salah satu tugas dan wewenang dari tim kerja pencalonan legislatif di tingkat wilayah DPW adalah melakukan verifikasi dan klarifikasi data bakal calon legislatif DPRD Provinsi, serta
membuat laporan secara periodik kepada DPW. Pada tahap ini tim Bappilu bertanggung jawab untuk melaporkan hasil verifikasinya kepada DPW Partai Nasdem. Penyampaian hasil
verifikasi dilaksanakan melalui sebuah rapat pimpinan harian. Rapat pimpinan harian merupakan sebuah rapat yang bertujuan untuk menetapkan
daftar bakal calon legislatif dan daftar calon legislatif. Di dalam rapat ini bakal calon yang sudah diseleksi disusun dalam daftar bakal calon legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara
oleh pengurus DPW Partai Nasdem. Untuk memutuskan bakal calon mana yang dapat dimasukkan dalam daftar, ada sistem penilaian yang menentukan. Dalam sistem penilaian
terdapat beberapa kriteria yang memiliki penilaian dan bobotnya masing-masing. Berdasarkan kriterianya ada enam bagian yaitu kualifikasi pribadi, pengabdian kepada partai,
aktivitas pemenangan pemilu, kontribusi dana dan sarana, affirmative policykebijakan keberpihakan, dan jumlah KTA yang dikumpulkan. lihat tabel 2
Tabel 2 Kriteria, Penilaian, dan Bobot Bakal Calon Legislatif
NO KRITERIA NILAI NILAI
MAKS I Kualifikasi
Pribadi
1 Jabatan di Partai Nasdem
8 a.
Ketua Umum
8 b.
Pengurus harian DPP, ketua Wantim DPP, ketua Wankar DPP, ketua DPW
5 c.
Departemen DPP, anggota Wantim DPP, anggota Wankar DPP, pengurus harian DPW, ketua ortomsayap DPP, ketua
DPD, ketua Wantim DPW, ketua Wankar DPW 4
d. Pengurus harian DPD, anggota Wantim DPW, anggota
Wankar DPW, ketua ortomsayap DPW, ketua Wantim DPD, ketua Wankar DPD, biro DPW
2 e.
Divisi DPD, ketua ortomsayap DPD, anggota Wantim DPD, anggota Wankar DPD, ketua DPC
1 2
Pendidikan harus
terakreditasi 6
a. SLTA
2 b.
D1D2D3 3
c. D4S1
4 d.
S2 5
e. S3Prof
6 3
Umur pada saat pencalonan 2
Universitas Sumatera Utara
66 a.
Kurang dari 30 tahun 1
b. Antara
30-60 tahun
2 c.
Lebih dari 60 tahun
II Pengabdian kepada
partai
1 Kehadiran pada rapat partai
4 a.
Aktif 4
b. Sedang
2 c.
Tidak aktif
2 Pembinaan wilayah dan daerah
4 a.
Aktif 4
b. Sedang
2 c.
Tidak aktif
3 Pelaksanaan program sesuai dengan yang ditugaskan oleh partai
4 a.
Aktif 4
b. Sedang
2 c.
Tidak aktif
4 Pelaksaan program sesuai dengan bidangnya
4 a.
Aktif 4
b. Sedang
2 c.
Tidak aktif
5 Lamanya duduk dalam kepengurusan partai
7 a.
Sejak berdiri
7 b.
Paska kongres ke-1 2013 4
III Aktivitas pemenangan
pemilu
1 a.
Basis pelaksanaan aktifitas pemenangan pemiu dilaksanakan di tingkat kecamatan dan atau kabupatenkota
b. Basis manajemen pemenangan pemilu dilaksanakan di tingkat DPD dan DPW
2 Perencanaan program yang dituangkan dalam dokumen tertulis
3 3
Pelaksanaan program sosialisasi 18
a. Region-1
DKI Jakarta, Banten dan daerah setempat bagi caleg yang tinggal di daerah pemilihan daerah setempat
1program b.
Region-2 Jawa Tengah, DIY, Lampung, Jawa Barat
2program c.
Region-3 Sumatera Selatan, Bali, Babel, Sumatera Utara, Jambi
3program d.
Region-4 Bengkulu, Sumatera Barat, Riau, Sulsel, Kalteng, Kalsel,
Kaltim, Kalbar, Jatim 4program
e. Region-5
Kaltim, Kalbar, Jatim 5program
f. Region-6
Maluku, Malut, Papua 6program
IV Kontribusi dana dan sarana
Yang dimaksud dengan kontribusi dana dan sarana diatur tersendiri 10
V Affirmative policy kebijakan keberpihakan
1. Perempuan
5
VI Jumlah KTA yang dikumpulkan
25 Total 100
Sumber: DPW Partai Nasdem Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
67
Berdasarkan kriteria kualifikasi pribadi, jabatan di Partai Nasdem, pendidikan bakal calon, dan umur pada saat pencalonan, menjadi hal yang dinilai. Penilaian pertama adalah
untuk jabatan yang diduduki di Partai Nasdem dan organisasi sayap partai. Jabatan di tiap tingkatan memiliki nilai yang berbeda. Nilai tertinggi adalah untuk jabatan sebagai ketua
Umum Partai Nasdem. Sementara nilai terendah adalah bagi jabatan Divisi DPD, ketua ortomsayap DPD, anggota Wantim DPD, anggota Wankar DPD, ketua DPC. Untuk
pendidikan bakal calon, haruslah terakreditasi. Nilai tertinggi dari kriteria pendidikan, adalah bagi bakal calon tamatan S3Prof. Sementara nilai terendah adalah untuk bakal calon yang
merupakan tamatan dari SMA. Untuk kriteria umur pada saat pencalonan, nilai tertinggi adalah bagi bakal calon yang berusia antara 30-60 tahun, dan nilai terendah adalah bagi bakal
calon berusia kurang dari 30 tahun. Sementara bagi bakal calon yang berusia lebih dari 60 tahun, tidak mendapat nilai.
Kriteria kedua yang menjadi penilaian yaitu pengabdian bakal calon kepada partai. Pengabdian kepada partai diukur dari keaktifan bakal calon dalam hal kehadiran pada rapat,
pembinaan wilayah dan daerah, pelaksanaan program sesuai dengan yang ditugaskan oleh partai, pelaksanaan program sesuai dengan bidangnya, dan lamanya bakal calon duduk dalam
kepengurusan partai. Dalam hal lamanya bakal calon duduk dalam kepengurusan partai, nilai tertinggi adalah bagi bakal calon yang sudah bergabung sejak berdirinya partai, dan nilai
terendah adalah bagi bakal calon yang bergabung paska kongres ke-1 tahun 2013. Kriteria selanjutnya yaitu dari aktivitas pemenangan pemilu, kontribusi dana dan
sarana, kebijakan keberpihakan affirmative policy, dan jumlah KTA yang dikumpulkan. Berdasarkan sistem penilaian ini tim kerja pencalonan Bappilu DPW berserta ketua, dan
sekretaris DPW memberikan penilaian bagi masing-masing bakal calon. Hal ini sesuai dengan penjelasan Tun Hidayat,
“Dalam verifikasi kita memproses latar belakang bakal calon dengan melihat pendidikan yaitu minimal SLTA. Kemudian dibagi lagi persentasenya antara tua dan
muda, jabatan yang diduduki di Partai Nasdem dan yang lain-lainnya. Itu masih profil. Kemudian dilihat kredibilitasnya gimana. Kita melakukan penseleksian
dengan tidak mengurangi kuota perempuan yang minimal 30.”
68
Setelah dinilai, bakal calon tersebut diputuskan lulus atau tidaknya untuk dimasukkan ke dalam daftar bakal calon. Daftar bakal calon yang telah disusun oleh DPW ini kemudian
diajukan kepada DPP Partai Nasdem. DPP memiliki tim 9 yang berperan sebagai tim
68
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
68
verifikasi pusat untuk memutuskan para bakal calon itu lolos atau tidak menjadi calon legislatif. Setelah diverifikasi oleh tim 9 DPP, kemudian daftar calon legislatif tersebut
dikirimkan kembali ke DPW, dan ditetapkan sebagai daftar calon sementara. Daftar calon sementara inilah yang akan diajukan ke KPU. Hal ini seperti yang diutarakan ketua DPW
partai Nasdem Sumatera Utara Ali Umri, Setelah mereka kita calonkan, ini kita bawa ke dewan pimpinan pusat Partai
Nasdem. Disana ada tim 9, tim verifikasi untuk mebuat mereka itu lolos atau tidak menjadi caleg. Seperti itu mekanismenya. Baru turun, itu yang kita antarkan ke
KPU.
69
Sesuai dengan UU No. 8 tahun 2012 bab VII bagian kedua pasal 54 dan 55, daftar bakal calon legislatif yang disusun memuat 100 dari jumlah kursi pada setiap daerah
pemilihan di Sumatera Utara. Daftar bakal calon legislatif yang disusun oleh DPW Partai Nasdem, juga memuat 40 dari keterwakilan perempuan, dimana menurut perundangan yang
berlaku paling sedikit 30. Melalui rapat pimpinan harian ini pula bakal calon yang sudah disusun dalam daftar,
dicantumkan pula nomor urutnya. Penyusunan nomor urut di dalam Partai Nasdem memiliki ketentuan sendiri, sesuai dengan pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif
bab VII pasal 23. Penyusunan urutan nomor urut calon legislatif dimulai dari kader internal partai dan berikutnya tokoh masyarakat. Di daftar bakal calon legislatif tersebut, juga
diperhatikan mengenai jumlah bakal calon perempuan. Dalam penyusunan nomor urut dari setiap tiga orang bakal calon legislatif, terdapat satu orang bakal calon perempuan. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Nico Handani, “Secara teknis dalam setiap daerah pemilihan harus diisi oleh minimal 30
perempuan, dengan catatan dari tiga bakal calon harus terdapat satu bakal calon perempuan. Contoh, kalau jatah kursi ada tiga berarti harus terdapat satu bakal calon
perempuan. Kalau jatah kursi ada empat, lima, atau enam, harus terdapat dua bakal calon perempuan. Tujuh, delapan, sembilan dan sepuluh jatah kursi, harus terdapat
tiga bakal calon perempuan. Dan begitu seterusnya.”
70
Kebutuhan akan terpenuhinya kuota 30 bakal calon perempuan dikarenakan jumlah bakal calon perempuan mengakomodir jumlah bakal calon laki-laki. Seperti yang diutarakan
Nico Handani, “Apabila salah satu dapil tidak memenuhi 30 perempuan, maka akan terjadi
pengurangan jumlah bakal calon yang bisa didaftarkan. Contoh, dapil Sumut 1 kota
69
Wawancara dengan Ali Umri di kantor DPW Partai Nasdem tanggal 1 Maret 2014, pukul 10.00 WIB.
70
Wawancara dengan Nico Handani S. di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 21 Mei 2013, pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
69
Medan A, jatah kursinya sepuluh. Berarti harusnya terdapat 3 orang bakal calon perempuan. Namun yang terjadi adalah hanya terdapat 2 bakal calon perempuan.
Maka, jumlah bakal calon yang bisa didaftarkan maksimal adalah enam orang. Hal ini dikarenakan 2 orang bakal calon perempuan itu adalah 30 dari enam jatah kursi.”
71
Setelah penyusunan daftar bakal calon berdasarkan nomor urut selesai, perbaikan daftar calon dan syarat calon serta pengajuan bakal calon pengganti dilakukan. Tahap
perbaikan terhadap daftar calon dan pengajuan bakal calon pengganti ini dilaksanakan pada 19 Maret-25 Maret 2013 oleh Bappilu DPW Nasdem Sumatera Utara.
Pada tahap selanjutnya, diadakan verifikasi terhadap perbaikan daftar calon dan syarat calon. Verifikasi kedua ini dilakukan pada 26 Maret-30 Maret 2013. Setelah daftar bakal
calon disusun oleh DPW Partai Nasdem, sebelum diajukan kepada KPU, penetapan daftar bakal calon disampaikan kepada DPP Partai Nasdem.
3.1.4 Penetapan dan Pengusulan Bakal Calon Legislatif kepada DPP