69
Medan A, jatah kursinya sepuluh. Berarti harusnya terdapat 3 orang bakal calon perempuan. Namun yang terjadi adalah hanya terdapat 2 bakal calon perempuan.
Maka, jumlah bakal calon yang bisa didaftarkan maksimal adalah enam orang. Hal ini dikarenakan 2 orang bakal calon perempuan itu adalah 30 dari enam jatah kursi.”
71
Setelah penyusunan daftar bakal calon berdasarkan nomor urut selesai, perbaikan daftar calon dan syarat calon serta pengajuan bakal calon pengganti dilakukan. Tahap
perbaikan terhadap daftar calon dan pengajuan bakal calon pengganti ini dilaksanakan pada 19 Maret-25 Maret 2013 oleh Bappilu DPW Nasdem Sumatera Utara.
Pada tahap selanjutnya, diadakan verifikasi terhadap perbaikan daftar calon dan syarat calon. Verifikasi kedua ini dilakukan pada 26 Maret-30 Maret 2013. Setelah daftar bakal
calon disusun oleh DPW Partai Nasdem, sebelum diajukan kepada KPU, penetapan daftar bakal calon disampaikan kepada DPP Partai Nasdem.
3.1.4 Penetapan dan Pengusulan Bakal Calon Legislatif kepada DPP
Setelah dilakukan penjaringan bakal calon legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara yang dilakukan di DPW Partai Nasdem, sebagaimana dengan ketentuan pedoman organisasi
Partai Nasdem, hasil penjaringan bakal calon tersebut dilanjutkan kepada Dewan Pimpinan Pusat Partai Nasdem untuk ditetapkan sebagai calon legislatif DPRD Provinsi Sumatera
Utara dari Partai Nasdem. Sebagaimana diungkapkan Saur Hutabarat selaku anggota dari tim 9 DPP Partai Nasdem bahwa,
“Menanggapi hasil verifikasi dari DPW Partai Nasdem Sumatera Utara yang diusulkannya, dalam hal tertentu dapat dilakukan dengan cara mendengarkan
pendapat DPP terhadap bakal calon yang diusulkan oleh daerah. Bukan berarti DPP mengabaikan hasil kerja tim kerja pencalonan Bappilu DPW. Tim 9 dibentuk sebagai
tim penjaringan yang menilai bakal calon yang telah lulus penjaringan di daerah. Tim ini melakukan penelitian di masyarakat terhadap pendapat dan tanggapan masyarakat
terhadap calon hasil penjaringan.”
72
Mengenai penetapan keputusan bakal calon menjadi calon, DPP Partai Nasdem dapat memperoleh pertimbangan selain dari hasil laporan DPW partai di daerah, dalam hal ini
diperoleh dari tim 9 yang melakukan penelitian kepada masyarakat langsung. Maka dapat dilihat bahwa di DPP juga terdapat tim 9 yang merupakan tim verifikasi untuk memberikan
71
Wawancara dengan Nico Handani S. di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 21 Mei 2013, pukul 10.00 WIB.
72
Wawancara dengan Saur Hutabarat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara pada 6 September 2013 pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
70
pendapat kepada DPP dalam memutuskan bakal calon lolos atau tidak menjadi calon legislatif.
Sesuai dengan pedoman organisasi Partai Nasdem SKEP-005DPP-NasdemII2013, laporan evaluasi tim 9 dibahas dalam rapat harian DPP sebagai acuan dalam penyusunan
daftar calon legislatif dan urutan ranking calon setelah dikonsultasikan kepada ketua umum. Mengenai penyusunan nomor urut calon legislatif penyusunan dimulai dari kader internal
partai dan dilanjutkan dengan tokoh masyarakat.
73
Setelah itu, DPP menyampaikan rekomendasi rapat harian untuk diputuskan dan ditetapkan dalam rapat harian DPP. Dalam
rapat ini mekanisme pengambilan keputusan penetapan urutan calon legislatif dilakukan melalui musyawarah mufakat. Namun bila rapat harian DPP tidak mencapai kata mufakat
maka hal ini ditetapkan langsung oleh ketua umum. Keputusan DPP Partai Nasdem tentang calon legislatif dan susunan urutan calon
diterbitkan dalam sebuah surat keputusan SK DPP. Surat keputusan ini ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris jendral. Selanjutnya DPP akan menyampaikan hasil keputusan
dengan mengembalikan daftar calon legislatif kepada DPW Partai Nasdem Sumatera Utara. Hasil keputusan ini menjadi rekomendasi DPP Partai Nasdem yang disampaikan kepada
DPW Partai Nasdem Sumatera Utara untuk selanjutnya sebagai pedoman ataupun acuan untuk mencalonkan para calon legislatif yang sudah diputuskan sebagai calon legislatif
DPRD Provinsi Sumatera Utara periode 2014-2019. Hal ini sesuai dengan penjelasan Saur Hutabarat,
“Daftar calon legislatif yang diterima oleh DPW kemudian ditandatangani oleh ketua dan sekretaris DPW dan disebut dengan Daftar Calon Sementara DCS. Daftar calon
sementara ini lah yang diajukan kepada KPU Provinsi. Pengajuan daftar calon sementara ke KPU ini dilaksanakan pada 9-22 April 2013 yaitu duabelas bulan
sebelum hari pemungutan suara.”
74
3.2 Dasar Pertimbangan dalam Penetapan Calon Anggota Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara
Keberhasilan dalam proses rekrutmen calon legislatif oleh Partai Nasdem ada karena komitmen partai untuk menaati aturan-aturan yang telah ditentukan, baik peraturan
perundang-undangan maupun aturan internal partai yang berkaitan dengan proses rekrutmen. Selain aturan yang telah jelas tertulis sebagai bentuk formal, tidak dapat dipungkiri Partai
73
Lihat Lampiran 5 SKEP-005DPP-NasdemII2013 bab tujuh paasal 23 tentang Daftar Bacaleg dan Caleg.
74
Wawancara dengan Saur Hutabarat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara pada 6 September 2013 pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
71
Nasdem juga memiliki aturan-aturan yang sifatnya nonformal. Hal ini lahir dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan dengan melihat kondisi kekinian yang terjadi. Selain dari adanya
dasar pertimbangan nonformal, sebagai partai sentralistik arahan dari struktural organisasi yang lebih tinggi menjadi salah satu patokan partai dalam melaksanakan proses rekrutmen.
Hal ini seperti kutipan wawancara dengan Anhar Monel, “Mekanismenya, diumumkan siapa yang berminat jadi bacaleg. Internal, adalah orang
dalam partai. eksternal adalah masyarakat luas yang belum jadi anggota partai. Setelah masing-masing mendaftar, seleksi formal. Kemudian informal. Hal ini
terselubung, berkas, dan administrasi. Ditetapkan oleh kita bersama-sama yaitu kepengurusan, bappilu sebagai centranya, satminkal di bappilu. Lalu kita bicarakan
dalam rapat. Dan kemudian hasil seleksi itulah yang merupakan penentuannya.”
75
Maka sesungguhnya dalam melakukan rekrutmen calon legislatif, terdapat beberapa hal yang menjadi dasar pertimbangan oleh partai. Selain data-data yang harus dilengkapi dan
syarat-sayarat lain yang harus dipenuhi, partai mempertimbangkan beberapa faktor lain untuk menentukan apakah seorang bakal calon pantas menjadi calon legislatif dari Partai Nasdem.
Aturan-aturan yang sifatnya nonformal dalam rekrutmen calon legislatif di Partai Nasdem, muncul dari berbagai pertimbangan. Adapun yang menjadi dasar pertimbangan Partai
Nasdem dalam memutuskan bakal calon agar lulus menjadi calon legislatif untuk diusung antara lain sebagai berikut:
1. Usia. Usia menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan dalam meluluskan bakal
calon. Minimal usia bagi bakal calon anggota legislatif sama dengan ketetapan usia bagi setiap orang yang mendapatkan hak pilih. Artinya bahwa semua warga negara
yang telah mempunyai hak pilih maka mempunyai hak suara yang sama untuk dipilih. Sebagaimana telah dipaparkan dalam tabel sistem penilaian berdasarkan kriteria umur
pada saat pencalonan, nilai tertinggi adalah bagi bakal calon yang berusia antara 30- 60 tahun, dan nilai terendah adalah bagi bakal calon berusia kurang dari 30 tahun.
Sementara bagi bakal calon yang berusia lebih dari 60 tahun, tidak mendapat nilai. Usia, dimana seorang calon haruslah memiliki usia yang cukup 21 tahun untuk dapaat
dicalonkan menjadi anggotalegislatif. Usia merupakan hal yang dipertimbangkan dari bakal calon, karena usia dapat
menentukan tingkat analisa seseorang dalam menghadapi masalah. Faktor usia juga
75
Wawancara dengan Anhar Monel di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 17 Juli 2013 pukul 11.00.
Universitas Sumatera Utara
72
dapat mengukur kematangan dan pengalamannya di dalam masyarakat. Usia bakal calon juga mempengaruhi tingkat kedewasaan dalam bertindak, mengambil
keputusan, dan menjadi wakil rakyat. Hal ini sesuai dengan penjelasan Tun Hidayat, “Dalam mempertimbangkan bakal calon kami melihat profil bakal calon
terlebih dahulu. Kualifikasi mereka dilihat dari jabatan yang didudukinya di Partai Nasdem, latar belakang pendidikannya yaitu minimal SLTA, dan
umurnya pada saat pencalonan. Untuk umur bakal calon diutamakan bakal calon yang berusia antara 30-60 tahun karena ini merupakan umur yang
matang ya. Tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Orang yang matang memiliki sikap yang lebih dewasa sekaligus masih mengikuti perkembangan
jaman. Mengenai persentase antara tua dan muda ini adalah bahwa partai memperhitungkan usia bakal calon untuk dapat diusung menjadi calon
legislatif. Faktor usia juga menjadi dasar penilaian bagi kami.”
76
Dalam menyeleksi Partai lebih mengutamakan bakal calon yang berusia 30-60 tahun. Mereka memberi penilaian yang lebih tinggi bagi bakal calon yang berusia
antara 30-60 tahun. Partai tetap membuka kesempatan bagi warga negara Indonesia yang telah berumur 21 tahun atau lebih. Namun partai memberi penilaian yang lebih
rendah bagi bakal calon berusia kurang dari 30 tahun dan yang berusia lebih dari 60 tahun. Hal ini sesuai dengan penjelasan Tun Hidayat,
“Untuk kriteria umur pada saat pencalonan, nilai tertinggi adalah bagi bakal calon yang berusia antara 30-60 tahun, dan nilai terendah adalah bagi bakal
calon berusia kurang dari 30 tahun. Sementara bagi bakal calon yang berusia lebih dari 60 tahun, kita tidak memberikan penilaian.”
77
2. Pendidikan
Sesuai ketentuan UU yang berlaku, pendidikan bakal calon paling rendah adalah tamatan Sekolah Menengah Atas SMA. Pendidikan bakal calon tersebut
harus terakrteditasi. Di dalam Partai Nasdem pendidikan menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan dalam meluluskan bakal calon. Sebagaimana telah dipaparkan dalam
tabel sistem penilaian berdasarkan kriteria pendidikan nilai tertinggi adalah bagi bakal calon yang merupakan tamatan S3Prof, diikuti dengan tamatan S2, S1D4, dan
D1D2D3. Sementara nilai terendah adalah untuk bakal calon yang merupakan tamatan dari SMA.
76
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
77
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
73
Adanya perbedaan bobot penilaian bagi pendidikan yang dimiliki bakal calon adalah karena semakin tinggi pendidikan yang dimiliki bakal calon berarti semakin
luas wawasannya dalam memahami dan mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Maka di dalam Partai Nasdem, bagi bakal calon yang bukan
merupakan tamatan SMA akan menjadi dasar pertimbangan yang lebih. Seperti kutipan wawancara dengan ketua DPW Partai Nasdem Sumatera Utara,
“Disamping itu juga latar belakang pendidikan. Walaupun dalam ketentuan Undang-undang tamat SMA itu cukup ya untuk calon. Kita utamakan juga dia
sarjana. Sebuah keharusan bahwa pendidikan merupakan faktor penting buat seorang calon legislatif sebagai salah satu parameter kapasitas yang
dimilikinya. Tapi, walaupun dia tamat SMA yang penting dia berpengaruh, kita masukkan ke dalam calon kita juga.”
78
Hasil rekrutmen calon legislatif yang dilakukan oleh Partai Nasdem menunjukkan tingginya calon legislatif yang telah memenuhi tingkat pendidikan
sarjana ke atas. Dari total 100 orang calon tetap anggota legislatif Partai Nasdem untuk DPRD Provinsi Sumatera Utara, hanya 27 orang calon anggota legislatif yang
memiliki tingkat pendidikan minimal yaitu SMA. lihat tabel 3
Tabel 3 Jumlah Calon Legislatif Partai Nasdem Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Dapil Tingkat Pendidikan
Jumlah SMA D-3 S1 S2 S3
1. 1
- 1 orang
8 orang -
1 orang 10 orang
2. 2
- -
4 orang 2 orang
1 orang 7 orang
3. 3
4 orang -
4 orang 4 orang
- 12 orang
4. 4
3 orang -
1 orang -
1 orang 5 orang
5. 5
4 orang -
1 orang 4 orang
1 orang 10 orang
6. 6
3 orang -
4 orang 1 orang
- 8 orang
7. 7
1 orang -
5 orang 4 orang
- 10 orang
8. 8
2 orang -
3 orang 1 orang
- 6 orang
9. 9
2 orang -
5 orang 2 orang
- 9 orang
10. 10
5 orang -
1 orang 2 orang
- 8 orang
78
Wawancara dengan Ali Umri di kantor DPW Partai Nasdem, pada 1 Maret 2014 pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
74
11. 11
- -
3 orang 2 orang
- 5 orang
12. 12
3 orang -
4 orang 3 orang
- 10 orang
Jumlah 27 orang
1 orang 43 orang
25 orang 4 orang
100 orang Sumber: DPW Partai Nasdem Sumatera Utara
Seluruh daerah pemilihan di Provinsi Sumatera Utara didominasi oleh calon legislatif yang berpendidikan sarjana. Jumlah calon legislatif yang berpendidikan
sarjana lebih besar dari tingkat pendidikan SMA. Kondisi ini menunjukkan bahwa, dalam melakukan rekrutmen calon anggota legislatif, Partai Nasdem sangat
memikirkan terhadap latar belakang pendidikan seorang calon legislatif. Bila dilihat dari tingkat pendidikannya, calon anggota legislatif Partai Nasdem memiliki kualitas
yang baik. 3.
Popularitas Popularitas calon legislatif merupakan suatu hal yang penting, karena
pengetahuan masyarakat akan seseorang calon legislatif tentu akan meningkatkan pengakuan dan penerimaan masyarakat terhadap calon tersebut. Tentu saja popularitas
di masyarakat dipandang dari sisi kebaikan seorang calon legislatif. Dari hasil pengamatan di lapangan, Partai Nasdem cukup mementingkan popularitas calon
anggota legislatifnya sebagai faktor dalam rekrutmen calon legislatif. Kebijakan memasukkan beberapa ketua dewan perwakilan daerah kabupatenkota dalam daftar
tetap calon anggota legislatif Partai Nasdem, cukup menambah minat pilih masyarakat untuk meningkatkan perolehan suara partai.
Tak dipungkiri popularitas calon legislatif juga diperlukan. Ini terlihat dari penempatan nomor urut pada calon legislatif yang merupakan pimpinan partai
maupun calon legislatif yang telah menjabat sebagai anggota legislatif pada periode sebelumnya. Sebagai pimpinan partai dan beberapa telah menjadi anggota legislatif
sebelumnya, tentu saja dilihat dari popularitasnya, mereka telah memiliki popularitas. Penempatan calon-calon yang memiliki tingkat popularitas tinggi pada nomor urut
atas menunjukkan bahwa Partai Nasdem juga berharap perolehan suara besar dari para calon legislatif tersebut. Penerimaan masyarakat terhadap Partai juga penting.
Selain popularitas calon legislatif, popularitas partai juga menjadi daya tarik untuk masyarakat memilih pada saat pemilu. Hal ini sesuai dengan penjelasan Tun Hidayat,
Universitas Sumatera Utara
75
“Untuk popularitas, saya orang Sumatera utara, begitu pula ketua DPW. Kan kita tau siapa yang top dan yang tidak di sumut ini. Siapa top sebagai guru
besar, sebagai pengusaha, tokoh setempat, dan lain-lain. Selain itu kita juga ada tim di daerah-daerah dan tim di provinsi. Kita punya tim kerja yang
bertugas untuk melakukan penelitian terhadap popularitas bakal calon tersebut. Kalo sendirian, kita tidak bisa kerjakan. Penyaringan dilakukan
dengan bertanya kepada masyarakat apakah mereka kenal bakal calon itu atau tidak. Kalo bakal calon tidak bermasyarakat, kita tidak calonkan.”
79
Dapat dilihat bahwa ketokohan juga merupakan faktor yang dijadikan dasar pertimbangan oleh partai dalam meluluskan bakal calon menjadi calon legislatif.
Sesuai dengan peraturan internal Partai Nasdem yang dituangkan dalam pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif, bakal calon legislatif yang berasal
dari tokoh masyarakat, harus memiliki komitmen untuk terlibat aktif dalam program pemenangan pemilu. Seseorang yang dikenal dalam masyarakat, yang memiliki
pengaruh dapat dikatakan sebagai tokoh masyarakat. Seperti kutipan wawancara dengan ketua DPW Partai Nasdem,
Ketokohan itu penting. Jadi yang diutamakan di dalam partai ini ketokohannya. Ketokohan dan dia memang termasuk kriteria yang baik di
masyarakat. Itu yang paling penting. Kalau ada uang ada finansial pun dia tidak baik di hadapan masyarakat, dia tidak menjadi kriteria Partai Nasdem
kan. Seperti itu. Dan memang ada pengaruh di hadapan masyarakat. Di hadapan masyarakat ia baik.
80
4. Moralitas.
Sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh partai, menurut pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif di Partai Nasdem bakal calon tidak
boleh cacat moral dan tidak terkait dengan tindakan kriminal. Bakal calon juga tidak sedang dikenai sanksi organisasi. Hal ini dibuktikan dengan surat pernyataan, yaitu
surat pernyataan di atas materai bagi bakal calon yang tidak pernah dipidana dengan ancaman hukuman 5 lima tahun atau lebih. Dan bagi bakal calon yang pernah
dijatuhi pidana yaitu surat keterangan dari lembaga pemasyarakatan. Moralitas bakal calon menjadi hal yang dipertimbangkan oleh partai dalam
memutuskan pantas tidaknya bakal calon diajukan menjadi calon legislatif untuk mewakili Partai Nasdem. Berkelakuan baik adalah salah satu faktor yang dijadikan
dasar pertimbangan oleh partai dalam meluluskan bakal calon menjadi calon
79
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
80
Wawancara dengan Ali Umri di kantor DPW Partai Nasdem, pada 1 Maret 2014 pukul 10.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
76
legislatif. Baik terhadap masyarakat seperti menyelesaikan masalah-masalah sosial di masyarakat. Seperti kutipan wawancara dengan ketua DPW Partai Nasdem,
Salah satu kriteria dalam penetapan kita ini yaitu berkelakuan baik. Ini kita dengar dari masyarakat yang kita minta keterangan dari mereka, apakah para
bakal calon ini cocok untuk dicalonkan dari Partai Nasdem. Yang paling terpenting dia baik di depan masyarakat.
81
Sebagai partai yang memiliki tujuan restorasi agar Indonesia menjadi Negara yang bersih, Partai Nasdem tentu sangat berkepentingan merekrut calon legislatif
yang memiliki moral baik. Partai Nasdem sangat menghindari calon legislatif yang tidak memiliki kepribadian terpuji. Oleh karenanya, dengan proses rekrutmen Partai
Nasdem yang terbuka untuk umum, tim kerja pencalonan legislatif Bappilu DPW Partai Nasdem juga memperhatikan moralitas dan catatan hokum para bakal calon
legislatif yang mendaftarkan diri. Untuk menghasilkan calon legislatifnya, Partai Nasdem sangat sensitif
mengenai masalah moralitas atas kepribadian calon yang akan diusungnya. Karena apabila sampai Partai Nasdem merekrut orang yang memiliki moralitas buruk, hal ini
akan menjadi penilaian buruk bagi Partai Nasdem sebagai partai baru. Tidak saja ditingkat lokal tetapi akan dapat berdampak ke level yang lebih tinggi.
Baik kader internal maupun kader eksternal yang mendaftar sebagai calon legislatif, Partai Nasdem mengawasi setiap bakal calon. Bagi yang disinyalir memiliki
keperibadian tidak baik akan dievaluasi dan diberikan sanksi terberat yaitu dipecat dari keanggotaan partai ataupun dicoret dari pencalonan legislatif, bagi yang masuk
menjadi calon legislatif. Hasil wawancara dengan Tun Hidayat selaku ketua tim kerja pencalonan legislatif Bappilu DPW Sumatera Utara mengatakan:
“Orang-orang seperti itu akan dievaluasi oleh tim kami. Kalau dia sebagai calon legislatif dia akan dicoret dari pencalonan. Kita harus menjaga diri,
karena kita partai baru yang menyusung restorasi agar Indonesia menjadi lebih baik, jangan sampai tersangkut dengan hal yang negatif.”
82
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa masalah moralitas menjadi perhatian serius oleh Partai Nasdem dalam melakukan proses rekrutmen calon
anggota legislatifnya. Cita-cita restorasi Partai Nasdem untuk memperbaiki Negara Indonesia ditunjukkan dalam menyeleksi orang-orang yang bermoral baik.
81
Wawancara dengan Ali Umri di kantor DPW Partai Nasdem, pada 1 Maret 2014 pukul 10.00 WIB.
82
Wawancara dengan Tun Hidayat di kantor DPW Partai Nasdem Sumatera Utara, tanggal 1 Juli 2013, pukul 12.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
77
5. Keanggotaan di partai.
Kriteria lain yang menjadi dasar pertimbangan partai dalam meluluskan bakal calon menjadi calon yaitu keanggotaannya di partai. Dari keanggotaan bakal calon
dapat dilihat bagaimana pengabdiannya kepada partai. Pengabdian bakal calon kepada partai diukur dari keaktifan bakal calon dalam hal kehadiran pada rapat, pembinaan
wilayah dan daerah, pelaksanaan program sesuai dengan yang ditugaskan oleh partai, pelaksanaan program sesuai dengan bidangnya, dan lamanya bakal calon duduk
dalam kepengurusan partai. Keaktifan bakal calon dalam menghadiri rapat, membina wilayah dan daerah,
dan melaksanakan program sesuai bidangnya, memiliki nilai yang lebih tinggi daripada Dalam hal lamanya bakal calon duduk dalam kepengurusan partai, nilai
tertinggi adalah bagi bakal calon yang sudah bergabung sejak berdirinya partai, dan nilai terendah adalah bagi bakal calon yang bergabung paska kongres ke-1 tahun
2013. Selain keanggotaannya, keseriusan di dalam partai juga menjadi satu dasar
pertimbangan. Bakal calon yang aktif di dalam partai juga menjadi dasar pertimbangan bagi partai dalam memutuskan pantaskah bakal calon menjadi calon
legislatif. Seperti kutipan wawancara dengan salah satu calon legislatif yang merupakan kader internal partai,
Dalam tahapan rekrutmen, bagi bakal calon yang baru bergabung sedikit berbeda dengan kader yang sudah bergabung dari dulu. Mengenai yang
interview itu kita memang sebagai kader, interview itu kita jalani ketika masih sambil rapat ke rapat gitu. Tidak secara pribadi. Namun bagi caleg-caleg yang
diluar Nasdem memang harus ketemu dulu. Sehingga akan diketahui bagaimana pribadinya, apa yang menjadi visi misinya sebagai caleg kemudian
backgroundnya kan harus diketahui juga, latar belakang.
83
Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara dengan sekretaris DPW Partai Nasdem yang menyatakan bahwa salah satu dasar pertimbangan dalam memilih bakal
calon mana yang bisa diluluskan menjadi calon adalah dilihat dari pengabdiannya kepada partai.
Keseriusan bakal calon di dalam partai itu sangat penting. Yang serius itu tidak hanya saat butuh baru ke partai. Bagi bakal calon yang baru bergabung
dalam partai, kita melihat keseriusannya. Saat mendaftar dia ada, kemudian setelah itu hilang tidak kelihatan lagi. Begitu juga dengan kader partai. Karena
83
Wawancara dengan Tetty Juliaty di kantor organisasi GEMA pada 11 Februari 2014 pukul 17.00 WIB.
Universitas Sumatera Utara
78
walaupun dia dari dulu pendiri tapi kalau dia tidak aktif kan itu tidak didukung partai.
84
Keseriusan bakal calon juga dapat dilihat dari kewajibannya dalam merekrut keanggotaan melalui program O250. Sebagai salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi setiap bakal calon harus merekrut anggota sesuai dengan ketentuan partai. Untuk DPRD Provinsi yaitu minimal 1500 KTA. Hal ini dilakukan agar bakal calon
membangun simpati dukungan untuk pengembangan struktur hingga ke tingkat desa. Jumlah KTA yang dikumpulkan oleh bakal calon menjadi pertimbangan bagi
partai untuk memutuskan pantas atau tidak bakal calon tersebut diluluskan menjadi calon legislatif. Semakin banyak jumlah anggota yang direkrut akan memberi
penilaian lebih bagi bakal calon tersebut. Hal ini karena bila seorang bakal calon merekrut jumlah anggota yang banyak berarti ia dapat meraih suara yang banyak pada
saat pemilihan, dan ini akan menguntungkan partai dan bakal calon itu sendiri. Ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan ketua tim kerja pencalonan Bappilu DPW
Nasdem Sumatera Utara, Suara terbanyak mau kita raih, maka caleg itu lah yang mesti kita lihat benar-
benar siapa yang bisa berguna dalam meraih suara. Tapi caleg yang kita pilih juga tetap harus bermanfaat bagi orang lain. Inilah strategi partai melalui
program O250.
85
3.3 Implikasi Teori dan Analisis Rekrutmen Caleg Partai Nasdem