Tata Cara Rekrutmen Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di

42

2.3 Tata Cara Rekrutmen Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di

Partai Nasdem Di Partai Nasdem tata cara rekrutmen calon legislatif adalah berdasarkan keputusan dewan pimpinan pusat Partai Nasdem yaitu SKEP-005DPP-NasdemII2013. 50 Surat keputusan ini berupa sebuah pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupatenkota pada pemilu 2014 di dalam lingkungan Partai Nasdem. Pedoman ini diperlukan agar pencalonan legislatif anggota DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupatenkota dapat terarah dan berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengaturan mengenai tata cara pencalonan legislatif bagi dilakukan untuk memenangkan pemilu legislatif 2014 dan pencapaian target yang telah ditetapkan oleh DPP Partai Nasdem. Pedoman tersebut berlaku sejak ditetapkan di Jakarta pada 28 Februari 2013 yang ditandatangani oleh Surya Paloh selaku ketua umum dan Patrice Rio Capella sebagai sekretaris jenderal. Isi dari pedoman tentang tata cara rekrutmen calon legislatif tersebut terdiri dari sembilan bab. Masing-masing bab terbagi ke dalam beberapa pasal dimana tiap pasal menjelaskan tentang hal dan keterangan berupa persoalan utama secara terperinci dari tiap bab. Bab pertama memaparkan tentang ketentuan-ketentuan umum yang terdiri dari tiga pasal. Pasal satu menjelaskan pengertian dari beberapa istilah yang digunakan di dalam pedoman organisasi. Pasal dua memaparkan maksud dan tujuan dari dibuatnya pedoman tersebut, dan pasal tiga menguraikan landasan hukum dari pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif ini. Pedoman ini dibuat berlandaskan kepada peraturan perundang- undangan, ADART Partai Nasdem, Manifesto Partai Nasdem, dan hasil kongres I Partai Nasdem di Jakarta tanggal 25-26 Januari 2013. Pada bab kedua dijelaskan tentang persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh bakal calon legislatif yang hendak mengajukan diri menjadi calon legislatif dari Partai Nasdem. Bab ini terdiri dari dua pasal. Pasal empat merupakan keterangan mengenai ketentuan umum bagi bakal calon legislatif, yaitu ketentuan yang harus dipenuhi oleh bakal calon legislatif sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 51 50 Lihat Lampiran 7 tentang Pedoman organisasi tentang tata cara pencalonan legislatif untuk DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupatenkota pada pemilu 2014 di dalam lingkungan Partai Nasdem. 51 Lihat Lampiran 6 tentang Undang-undang RI No. 8 Tahun 2012 bab VII pasal 51 tentang persyaratan bakal calon anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD kabupatenkota. Universitas Sumatera Utara 43 Dalam undang-undang ini setiap orang yang dicalonkan menjadi anggota legislatif harus merujuk kepada ketentuan-ketentuan umum yang telah ditetapkan. Seleksi bakal calon legislatif selain dilakukan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku, juga dilakukan sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan internal partai politik peserta pemilu secara demokratis dan terbuka. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh bakal calon legislatif yang mengajukan diri sebagai calon legislatif dari Partai Nasdem, dijelaskan dalam pedoman organisasi partai tentang tata cara pencalonan legislatif. 52 Salah satu persyaratan dalam pedoman organisasi tata cara pencalonan legislatif yang harus dipenuhi oleh setiap bakal calon legislatif untuk dapat ditetapkan menjadi calon legislatif yaitu, wajib merekrut keanggotaan melalui program O250. Program O250 adalah program perekrutan anggota partai yang digagas oleh ketua umum Partai Nasdem, Surya Paloh. O250 adalah singkatan dari Operasi 250. Lewat Operasi 250 setiap calon anggota yang telah mendaftar menjadi anggota partai diharapkan dapat merekrut 250 anggota baru. Sementara untuk setiap bakal calon legislatif yang mendaftar diwajibkan untuk merekrut keanggotaan dengan ketentuan untuk DPR RI minimal 2500 KTA, DPRD Provinsi minimal 1500 KTA, dan DPRD kabupatenkota minimal 1000 KTA. Program O250 disiapkan Partai Nasdem sebagai strategi untuk memenangi Pemilu 2014. Lewat O250, diharapkan semua anggota terlibat aktif untuk merekrut anggota-anggota baru melalui komunitasnya. O250 merupakan gerakan singkat, padat, dan cepat untuk membangun sistem keanggotaan partai yang memiliki akar kuat, sehingga menjadi sebuah partai kader yang berbasis massa pemilih yang dikelola secara modern menggunakan teknologi informasi yang canggih dan transparan. Dalam bab tiga diuraikan tentang penanggung jawab, kewenangan, dan pelaksana dalam rekrutmen calonan legislatif di Partai Nasdem. Pasal enam berisikan penanggung jawab dan kewenangan dalam rekrutmen, monitoring, dan evaluasi calon legislatif, yaitu masing-masing secara berjenjang DPP, DPW, dan DPD Partai Nasdem untuk rekrutmen DPR RI, DPRD Provinsi, dan kabupatenkota. Dalam pasal ini juga dijelaskan mengenai penetapan daftar calon legislatif. Sebelum ditetapkannya daftar calon legislatif DPRD Provinsi dan 52 Lihat Lampiran 7 SKEP-005DPP-NasdemII2013 pasal lima bab dua tentang persyaratan khusus bakal calon legislatif di Partai Nasdem. Universitas Sumatera Utara 44 DPRD kabupatenkota dalam rapat pimpinan harian, daftar bakal calon terlebih dahulu harus dikoordinasikan dan dikonsultasikan kepada DPP. Selanjutnya pada pasal tujuh dipaparkan tentang pelaksana dalam rekrutmen, monitoring, dan evaluasi bakal calon legislatif dan calon legislatif yaitu tim kerja yang menjadi bagian dari Badan Pemenangan Pemilu Bappilu untuk tingkat nasional. Bab empat menjelaskan tentang tugas dan wewenang dari tim kerja. Pasal delapan berupa tugas dan wewenang bappilu pada tingkatan pusat, tugas dan wewenang tim kerja pencalonan legislatif di tingkat wilayah DPW, dan di tingkat daerah kabupaten\kota DPD. Pada bab selanjutnya yaitu bab lima pemaparan tentang mekanisme rekrutmen dan pendaftaran bakal calon legislatif di Partai Nasdem terbagi ke dalam tiga pasal. Pasal sembilan menjelaskan bahwa rekrutmen bakal calon legislatif dilaksanakan oleh tim kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal tujuh. Dalam pasal sepuluh menguraikan tentang sumber rekrutmen bakal calon legislatif yaitu berasal dari anggota atau pengurus partai yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota KTA, anggota atau pengurus organisasi keluarga besar Nasional Demokrat, dan sayap-sayap Partai Nasdem, tokoh masyarakat, juga keberadaan bakal calon legislatif perempuan sampai dengan tigapuluh persen. Salah satu persyaratan untuk dapat dicalonkan sebagai anggota legislatif dari Partai Nasdem adalah harus menjadi anggota partai dan dibuktikan dengan memiliki kartu tanda anggota. Hal ini dimulai dengan mendaftarkan diri sebagai anggota partai dengan cara mengisi formulir keanggotaan yang telah disediakan. Setelah melalui proses dan persyaratn tersebut, calon anggota tersebut diberikan status anggota dan berhak menerima kartu tanda anggota yang dikeluarkan dan disetujui oleh dewan perwakilan wilayah DPW Sumatera Utara. Anggota yang baru mendaftar setelah paska kongres Partai Nasdem pertama yang diadakan pada 2013, disebut sebagai kader eksternal. Sementara anggota partai yang telah bergabung sejak berdirinya Partai Nasdem disebut dengan kader internal. Pada pasal sebelas menjelaskan tentang tugas Bappilu serta tim kerja pencalonan di DPW maupun DPD dalam mekanisme atau tahapan pendaftaran yang akan dilakukan oleh bakal calon legislatif. Adapun tugas tim kerja pencalonan DPW yaitu menyediakan formulir pendaftaran bakal calon legislatif sebagaimana syarat undang-undang, memberikan data daerah pemilihan beserta informasi jumlah kursi yang tersedia sesuai dengan ketetapan KPU, dan memberikan data hasil pemilu yang lalu kepada para calon legislatif di masing-masing dapil di seluruh Indonesia. Setelah itu tugas dari tim kerja pencalonan juga menerima formulir yang telah diisi oleh bakal calon legislatif beserta kelengkapannya, menyusun berkas Universitas Sumatera Utara 45 serta mempersiapkan penyerahan berkas kepada KPU secara berjenjang, dan melengkapi kembali berkas sebagaimana dimaksud butir lima, setelah hasil evaluasi oleh KPU secara berjenjang. Selanjutnya dalam pasal duabelas dipaparkan mengenai tata cara dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tahapan pendaftaran. Adapun tata cara tersebut yaitu bakal calon mendaftarkan diri secara langsung melalui online atau melalui tim kerja pencalonan legislatif Bappilu DPW. Bakal calon harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh DPP dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setelah memenuhi persyaratan, bakal calon diwajibkan mengisi dan menyerahkan formulir pendaftaran bakal calon legislatif. Selain formulir pendaftaran, bakal calon juga harus menyerahkan beberapa dokumen dan kelengkapannya yang dibuat dalam rangkap 5 lima. Dokumen dan kelngkapan tersebut meliputi: a. Formulir pendaftaran sebagai bakal calon anggota legislatif. b. Fotokopi Kartu Tanda Anggota KTA Partai Nasdem. c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP. d. Fotokopi ijazah terakhir. e. Daftar riwayat hidup. f. Daftar kekayaan. g. Pas foto ukuran 4x6 cm. h. Dokumen-dokumen lain yang diperlukan sesuai undang-undang yang berlaku. Sementara dalam pasal tigabelas berisi tentang tempat pendaftaran bagi bakal calon legislatif yang secara berjenjang untuk calon legislatif DPR RI di sekretariat Bappilu DPP, untuk calon legislatif DPRD Provinsi di sekretariat DPW, dan untuk calon legislatif DPRD kabupatenkota di sekretariat DPD. Memasuki bab kelima dijelaskan mengenai klarifikasi, verifikasi data, dan penetapan daftar bakal calon legislatif. Pasal empatbelas berisi tentang klarifikasi dan verifikasi data yang dilaksanakan oleh tim kerja pencalonan yang meliputi penelitian keabsahan syarat dan kelengkapan administrasi bakal calon legislatif sesuai peraturan perundangan yang berlaku, menyusun daftar bakal calon legislatif berdasarkan nomor urut pendaftaran untuk daerah pemilihannya masing-masing, dan bakal calon legislatif yang tidak memenuhi persyaratan akan diberitahukan kepada yang bersangkutan untuk melengkapi. Universitas Sumatera Utara 46 Selanjutnya pasal lima belas menguraikan tentang penetapan daftar bakal calon legislatif yang dilakukan oleh DPP dan disampaikan kepada DPW juga DPD sesuai daerah pemilihan. Dalam pasal enambelas menjelaskan mengenai sosialisasi diri bakal calon legislatif dalam rangka program dan aktivitas untuk pemenangan pemilu di daerah pemilihannya. Pada pasal tujuhbelas terdapat beberapa kewajiban yang harus dilakukan baik oleh bakal calon legislatif maupun calon legislatif. Pasal delapanbelas memaparkan operasional kegiatan dari bakal calon legislatif dan calon legislatif. Serta pasal sembilanbelas yang menjelaskan bahwa tim kerja pencalonan di DPW dan DPD harus memberikan laporan kinerja bakal calon legislatif dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pencalonannya, dan dalam pasal duapuluh pelaksanaan monitoring kinerja bakal calon legislatif sampai menjadi calon legislatif dilakukan secara transparan, berkelanjutan, dan berkeadilan. Bab tujuh dalam pedoman memaparkan tentang evaluasi kinerja bakal calon legislatif dan penetapan bakal calon legislatif menjadi calon legislatif. Bab ini terdiri dari tiga pasal, dimana dalam pasal duapuluh satu evaluasi kinerja bakal calon legislatif dilakukan oleh Bappilu DPP, dan tim kerja masing-masing daerah. Pasal duapuluh dua menjelaskan mengenai keputusan partai tentang bakal calon legislatif maupun calon legislatif diterbitkan dalam surat keputusan SK DPP yang ditandatangani oleh ketua umum dan sekjen. Sementara pada pasal duapuluh tiga membahas daftar bakal calon legislatif dan calon legislatif, dimana penyusunan urutan nomor calon legislatif dimulai dari kader partai dan berikutnya tokoh masyarakat. Dalam bab delapan berisi tentang pasal duapuluh empat mengenai ketentuan peralihan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan aturan yang ada sebelumnya dinyatakan tidak berlaku kembali. Pada bab sembilan yang merupakan penutup, pasal duapuluh lima adalah pasal terakhir dalam pedoman organisasi ini. Pasal ini menyatakan bahwa hal-hal yang belum diatur dalam pedoman akan diatur kemudian dengan ketetapan DPP sejauh tidak bertentangan dengan ADART dan berlaku sejak ditetapkan di Jakarta pada 28 Februari 2013 yang ditandatangani oleh Surya Paloh selaku ketua umum dan Patrice Rio Capella sebagai sekretaris jenderal.

2.4 Aktor dalam Proses Rekrutmen Calon Legislatif di Partai Nasdem

Dokumen yang terkait

Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) Dalam Proses Verifikasi Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014(Studi Kasus : KPU Sumatera Utara)

2 84 93

Sistem Rekrutmen Calon Anggota Legislatif 2014 ( Studi Kasus: Penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Gerindra DPC Kota Medan )

0 34 98

Partisipasi Calon Legislatif Perempuan di Sumatera Utara pada Pemilu 2009

0 28 95

Peran Elite Lokal Dalam Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi Deskriptif: Elite Partai Golkar Di Kabupaten Padang Lawas)

1 49 102

POLA REKRUTMEN PARTAI POLITIK TERHADAP CALON LEGISLATIF PEREMPUAN PADA PEMILIHAN UMUM PERIODE 2004-2009 KE DPRD SUMATERA BARAT (Studi Kasus: DPW PKS dan DPW PBB SUMBAR).

2 3 16

POLA REKRUTMEN CALON LEGISLATIF PARTAI GERINDRA PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN JEPARA -

0 0 52

Sistem Rekrutmen Calon Anggota Legislatif 2014 ( Studi Kasus: Penetapan Calon Anggota Legislatif Partai Gerindra DPC Kota Medan )

0 0 36

2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Partai Nasdem - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 1 18

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 22

Rekrutmen Calon Legislatif (Studi Tentang Mekanisme Penetapan Calon Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Utara 2014 di DPW Partai Nasdem Sumatera Utara)

0 0 11