28
upaya  pananganan  masalah  terkait:  pengelolaan  tanah, penggunaan  benih  bermutu,  penanaman,  pemupukan,
pemberantasan hama
dan penyakit
pada tanaman,
pemanenan dan kegiatan selama pascapanen. Peningkatan produktivitas padi dilakukan melalui peningkatan
penggunaan  benih  varietas  unggul  bermutu  spesifik  lokasi dengan  produktivitas  tertinggi  termasuk  benih  padi  hibrida,
peningkatan  jumlah  populasi  tanaman  dengan  teknologi tanam  jajar  legowo,  pemupukan  sesuai  rekomendasi  spesifik
lokasi  serta  berimbang,  pemakaian  pupuk  organik  dan  pupuk bio-hayati,  pengelolaan  pengairan  dan  perbaikan  budidaya
lainnya  yang  disertai  dengan  peningkatan  pengawalan, pendampingan,  pemantauan  dan  koordinasi.  Strategi  ini
terutama  dilaksanakan  di  wilayah  dimana  perluasan  areal sudah  sulit  dilakukan,  sehingga  dengan  penerapan  teknologi
spesifik lokasi
diharapkan masih
dapat ditingkatkan
produktivitasnya.
a.2.  Perluasan Areal Tanam Ekstensifikasi
Permasalahan  substantif  yang  dihadapi  dalam  peningkatan produksi  padi  adalah  berkurangnya  luas  areal  lahan  sawah
akibat  alih  fungsi  dari  lahan  pertanian  ke  peruntukan  di  luar pertanian.
Berdasarkan permasalahan
tersebut, dalam
upaya peningkatan  produksi  padi  maka  Kementerian  Pertanian
29
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui APBN TA. 2017, kegiatannya  dititikberatkandiutamakan  pada  perluasan  areal
tanam  ektensifikasi  dan  peningkatan  indeks  pertanaman padi  pada    lahan  yang  masih  berpotensi  untuk  ditingkatkan,
antara  lain    lahan  kering,  lahan  tadah  hujan,  lahan  hutan, lahan  gambut,  lahan  rawa,    lahan  marginal,  lahan  yang  tidak
diusahakan dan lahan-lahan lainnya. Guna  mendukung  hal  tersebut,  maka  kegiatan  dilaksanakan
melalui  pemberian  bantuan  prasarana  dan  sarana  pertanian yang terdiri dari : benih padi, alat dan mesin pertanian baik pra
panen  maupun  pasca  panen serta  infrastruktur  air
irigasijaringan  irigasi  sesuai  kebutuhan  lahan  dan  didukung oleh  potensi  sumber  daya  alam  yang  tersedia  di  lokasi
sebagai stimulan.
a.3.  Percepatan  Tanam  untuk  Meningkatkan  Indeks Pertanaman IP
Percepatan tanam merupakan salah satu strategi untuk dapat mencapai sasaran tanam tahun 2017, hal ini didukung dengan
prediksi  cuaca  pada  tahun  2017  yang  akan  berlangsung normal.  Untuk  mendukung  strategi  percepatan  tanam
diperlukan: 1  Memobilisasi alat mesin pertanian untuk pengolahan tanah
dan  tanam,  seperti  traktor  tangan,  dan  mesin  tanam transplanter;
30
2  Penyediaan  sarana  produksi,  seperti  benih,  pupuk,  dan pestisida,  dalam  jumlah  dan  kualitas  yang  mencukupi  dan
tepat waktu. Untuk benih, selain dipilih varietas yang tahan
hama  dan  penyakit,  juga  harus  berumur  genjah.  Hal  ini dimaksudkan  agar  umur  panen  bisa  dipersingkat  untuk
mengejar musim tanam selanjutnya; 3  Manajemen air irigasi
Terbatasnya  volume  air  irigasi  di  awal  musim  hujan  jadi kendala  dalam  pengolahan  dan  penanaman.  Oleh  karena
itu, diperlukan sistem irigasi yang tertata dan teratur sesuai kemampuan  dan  perhitungan  debit  air  yang  tersedia,
misalnya  melalui  menggiring  dan  mendorong  percepatan tanam dari Golongan I dan Gol IIIIV sehingga tanam akhir
berada diantara Gol IIIII. Perlu  dilakukan  mobilisasi  pompa  air  antar  daerah  dan
antarpetak  irigasi  dengan  mengaktifkan  peran  dari Gabungan  Kelompok  TaniGapoktan  dan  Perkumpulan
Petani Pemakai Air P3A.
B.  Upaya Pencapaian Sasaran Produksi Padi Tahun 2017 Fokus  Utama  pencapaian  sasaran  produksi  padi  tahun  2017
adalah  peningkatan  produksi  padi  inbrida  dan  padi  hibrida melalui  berbagai  penerapan  teknologi.  Sejalan  dengan  hal
tersebut, maka pada tahun 2017 upaya peningkatan produksi padi  diutamakandititikberatkan  pada  peningkatan  indeks
31
pertanaman  PIP  dan  atau  perluasan  areal  tanam  PAT. Selanjutnya  seluruh  kegiatan  padi  diwajibkan  menerapkan
teknologi tanam jajar legowo sesuai kondisi di masing-masing lokasi.  Rekapitulasi  alokasi  kegiatan  budidaya  padi  tahun
2017  disajikan  pada  Lampiran  10  sedangkan  rincian  per Provinsi dan KabupatenKota disajikan pada Lampiran 11.
Sasaran  tanam  seluas  16.594.178  ha,  akan  tercapai  dan didukung dengan program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Pengembangan Lahan :      292.240 ha
2. Pengembangan Produktivitas Lahan        :  1. 370.000 ha 3. Subsidi Benih
:  4.100.000 ha 4. Subsidi Pupuk dan Pembinaan
Teknologi Pada Lahan Swadaya :  10.832.738 ha
Program  dan  kegiatan  Tahun  2017  mendukung  sasaran produksi  padi  tahun  2017  melalui  Anggaran  APBN  Bagian
Anggaran 18 maupun bagian anggaran subsidi meliputi:
1.  Program  Peningkatan  Produksi  dan  Mutu  Hasil Tanaman Pangan seluas: 1.370.000 ha, meliputi:
a.  Padi inbrida seluas : 731.925 ha b.  Padi hibrida seluas :   60.000 ha
c.  Mina Padi seluas    :     4.000 ha d.  Padi Salibu seluas :   10.000 ha
e.  Padi SuboptimalHazton seluas :  50.000 ha
32
f.  Pengembangan Jarwo Super seluas : 10.000 ha g.  Pengembangan  Desa  Pertanian  Organik  seluas  :
4.000 Ha h.  Pengembangan PadiBeras Khusus : 75 ha
i. Bantuan Benih Pusat seluas : 500.000 ha.
2.   Program  Benih  Bersubsidi  Seluas  4.100.000  ha, meliputi :
a.  Benih subsidi inbrida seluas : 4.000.000 ha b.  Benih subsidi hibrida seluas :    100.000 ha
3.  Program Pupuk Bersubsidi, meliputi:
a.  Urea sebanyak : 4.100.000 ton
b.  SP-36 sebanyak :     850.000 ton
c.  NPK sebanyak : 2.550.000 ton
d.  Organik sebanyak : 1.000.000 ton
4.  Dukungan Program Lainnya.
a.  Alsin Pra Panen, meliputi:  Traktor Roda 2 sebanyak
: 30.000 unit  Traktor Roda 4 sebanyak
:   4.000 unit  Pompa Air sebanyak
: 23.960 unit  Rice Transplanter sebanyak
:   3.733 unit b.  Alsin Pasca Panen, meliputi:
 Combine Harvester Besar sebanyak  : 2.702 unit  Combine Harvester Sedang sebanyak  :    672 unit
 Combine Harvester Kecil sebanyak
:    610 unit
33
 Vertical Dryer :   2 unit
 RMU wilayah Perbatasan : 20 unit
 RMU Beras Organik :   1 unit.
c.  Penyuluhan. d.  Dan lain sebagainya.
Adapun  skenario  pencapaian  produksi  padi  tahun  2017,
dijabarkan seperti pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Skenario Pencapaian Produksi Padi Tahun 2017
UPSUS
No. Kegiatan
Volume Kegiatan Ha
Luas Tanam Ha
Luas Panen ha
Produktivi tas kuha
Produksi ton
I Tambahan Pengembangan Lahan
198.500 292.240
277.599 1.411.350
1 Pertambahan luas tanam dari Bendungan
Jati Gede 87.840
83.439 62,00
517.323 2
Sodetan sungai Cibuni Kec. Cijati Kabupaten Cianjur
1.400 1.330
62,00 8.245
3 Rehap Jaringan Irigasi Tersier
100.000 100.000
94.990 54,00
512.946 4
Embung 500
5.000 4.750
45,00 21.373
5 Irigasi Rawa
10.000 10.000
9.499 40,00
37.996 6
Perluasan sawah PSP 2017 88.000
88.000 83.591
37,50 313.467
II Pengembangan Produktivitas Lahan
1.370.000 1.369.200
1.300.603 7.218.036
1 Padi inbrida DIPA TP 2017
731.925 731.925
695.256 54,00
3.754.380 2
Padi hibrida DIPA TP 2017 60.000
60.000 56.994
80,00 455.952
3 Mina padi DIPA TP 2017
4.000 3.200
3.040 62,00
18.846 4
Padi salibu DIPA TP 2017 10.000
10.000 9.499
52,00 49.395
5 Padi Suboptimalhazton DIPA TP 2017
50.000 50.000
47.495 65,00
308.718 6
Pengembangan jarwo super DIPA TP 2017 10.000
10.000 9.499
74,00 70.293
7 Pengembangan desa pertanian organik
padi DIPA TP 2017 4.000
4.000 3.800
50,40 19.150
8 Bantuan benih padi pusat DIPA TP 2017
500.000 500.000
474.950 53,50
2.540.983 9
Pengembangan beras khusus DIPA TP 2017 75
75 71
45,00 321
III Dukungan Lainnya
4.100.000 14.932.738
14.441.817 76.944.502
1 Benih subsidi inbrida
4.000.000 4.000.000
3.799.600 53,50
20.327.860 2
Benih subsidi hibrida 100.000
100.000 94.990
80,00 759.920
4 Regulerswadaya petani
10.832.738 10.547.227
52,96 55.856.722
5.668.500 16.594.178
16.020.019 53,42
85.573.888 Total
34
Sejalan  dengan  fasilitasi  bantuan  yang  diberikan  pemerintah pada  tahun  2017,  maka  luas  areal  budidaya  padi  khususnya
padi  inbrida  sawahtadah  hujanlahan  kering  sebesar 731.925 ha dan merupakan areal terbesar pada kegiatan padi
tahun 2017. Agar  upaya  ini  dapat  berhasil  maka  dukungan  dari  berbagai
pihak  sangat  diperlukan  melalui  gerakan  yang  luar  biasa antara  lain  :  1.  gerakan  pengolahan  tanah;  2.  gerakan
tanam  dan  panen  serentak;  3.  gerakan  pemupukan berimbang;  4.  gerakan  penerapan  teknologi;  5.  gerakan
pengendalian  OPT;  6.  gerakan  penanganan  panen  dan pasca  panen;  dan  7.  gerakan  lainnya  melalui  dukungan
APBN, APBD Provinsi dan APBD KabupatenKota serta dana masyarakat dan stakeholders.
Penyuluh  PertanianPPL,  POPT,  PBT,  Aparat  TNI-AD  tetap melakukan pengawalan dan pendampingan pada areal tanam
di  luar  program.  Pada  prinsipnya  semua  dana  yang  ada,  dan dikelola  oleh  Dinas  Pertanian  Provinsi  dan  KabupatenKota
dan BakorluhBapeluh ditujukan untuk meningkatkan produksi padi baik di areal program maupun di luar areal non program.
35
IV.  PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2017
Upaya  peningkatan  produksi  padi  tahun  2017  diutamakan  pada peningkatan  indeks  pertanaman  PIP  dan  atau  perluasan  areal
tanam  ekstensifikasi.  PIP  dilaksanakan  di  eks  kegiatan  PAT Tahun 2015 dan  eks kegiatan PAT Tahun 2016. Oleh karena itu,
CPCL  pada  kegiatan  tersebut  diatas  dapat  diusulkan  sebagai penerima  kegiatan  tahun  2017.  Sementara  PAT,  dilaksanakan  di
lokasi  yang  benar-benar  baru  yang  sebelumnya  belum  pernah digunakan  untuk  pertanaman  padi.  Seluruh  kegiatan  wajib
menerapkan  teknologi  tanam  jajar  legowo  sesuai  kondisi  di masing-masing lokasi.
A.  Kriteria Calon Petani CP Penerima Bantuan
Penerima  bantuan  pemerintah  pada  kegiatan  budidaya  padi dan  pengembangan  UPPO  adalah:  Kelompok  TaniGapoktan
yang memenuhi ketentuan sebagai berikut : a.  Kelompok  tanigapoktan  sudah  terdaftar  di  Badan
Pelaksana Penyuluhan
Pertanian Perikanan
dan Kehutanan  BP4K  setempat  atau  sudah  tercatat  pada
surat  Keputusan  SK  BupatiWalikota  atau  diusulkan  oleh Kepala Unit Kerja terkait.
b.  Kelompok  tanigapoktan  merupakan  kelompok  yang dinamis,  pro  aktif  dan  bertempat  tinggal  dalam  satu
desawilayah  yang  berdekatan  dan  diusulkan  oleh  Kepala
36
Desa  dan  atau  KCD  dan  atau  Kepala  UPTD  dan  atau Petugas LapanganPenyuluh.
c.  Kelompok  tanigapoktan  mempunyai  kepengurusan  yang lengkap  yaitu  minimal  ada  Ketua,  Sekretaris  dan
Bendahara  serta  memiliki  lahan  ataupun  penggarap penyewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
d.  Kelompok tanigapoktan
penerima bantuan
dalam pelaksanaan kegiatannya, diutamakan pada lahan PIP dan
atau  PAT  tanaman  pangan  lahan  sawah  irigasi,  lahan sawah  rawa,  lahan  sawah  tadah  hujan,  dan  lahan  kering
dan  lahan  non  tanaman  pangan  seperti  lahan  inhutani, lahan transmigrasi, dan lain-lain, sedangkan untuk beberapa
ProvinsiKabupatenKota yang
arealnya sangat-sangat
terbatas dan tidak memungkinkan pelaksanaan kegiatan pada lokasi  PIP  dan  atau  PAT,  maka  dimungkinkan  kegiatan
tersebut  dialokasikan  pada  areal  eksisting  dengan  syarat peningkatan  produktivitas  menjadi  tujuan  utama  dan
memberikan kontribusi yang signifikan. e.  Kelompok  tanigapoktan  pelaksana  kegiatanpenerima
bantuan,  diseleksi  dan  ditetapkan  oleh  PPK  melalui  Surat Keputusan  dan  Surat  Keputusan  tersebut  disahkan  oleh
KPA  Satker  Mandiri.  Apabila  Satker  melekat  di  Provinsi TP  Provinsi  maka  penerima  bantuan  diusulkan  oleh
Kepala Dinas Pertanian KabupatenKota, lalu diseleksi dan