BIMBINGANPEMBINAAN DAN PENDAMPINGAN PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PADI 2017

80 D. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti Puslitbangtan, BB Padi, Balitsereal, dan peneliti BPTP. E. Pengawalan dan pendampingan oleh peneliti pada areal kegiatan padi areal program dan areal non programreguler yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan dan ketersediaan dana di masing-masing BPTP setempat. Pendampingan dan pengawalan perlu mengedepankan teknologi spesifik lokasi dan musim yang sinergisitas, yakni teknologi yang mengutamakan peningkatan produktivitas dan pengurangan kehilangan hasil serta pendekatan teknologi yang memperhatikan sub-ekosistem setempat. Untuk itu perlu dipastikan bahwa teknologi spesifik lokasi yang rekomendasikan dan akan diterapkan di lapangan dibuat disusun oleh BPTP setempat. 81

VII. PENGENDALIAN, MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengendalian Kegiatan

Pengendalian kegiatan dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran KPA dan Pejabat Pembuat Komitmen PPK. Proses pengendalian di setiap wilayah direncanakan dan diatur oleh masing-masing instansi. Pengendalian dilaksanakan secara berjenjang oleh Pusat, Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian KabupatenKota bersama pihak penyedia sarana produksi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, bangunan, insektisida dan lain-lain. Pengendalian dilaksanakan secara periodik mulai dari persiapan sampai dengan panen. Pengendalian meliputi perkembangan pelaksanaan kegiatan padi beserta UPPO, sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi tahun 2017. Pengawasan dilakukan oleh pemerintah melalui aparat pengawas fungsional Inspektorat Jenderal, Inspektorat Daerah, maupun lembaga atau instansi pengawas lainnya dan pengawasan oleh masyarakat, sehingga diperlukan penyebarluasan informasi kepada pihak yang terkait penyuluh pertanian, pengurus kelompok, anggota kelompok, tokoh masyarakat, organisasi petani, LSM, aparat instansi di daerah, perangkat pemerintahan mulai dari desa sampai kecamatan, anggota lembaga legislatif dan lembaga lainnya. 82 Ada 7 tujuh tahapan kritis yang perlu diperhatikan, yaitu : 1 Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh Tim PengarahPembina di PusatProvinsi dan Tim Teknis di KabupatenKota; 2 Tahap persiapan pelaksanaan seleksi calon kelompok sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis di KabupatenKota; 3 Tahap transferpenyaluran bantuan pemerintah ke rekening kelompok jika transfer uang; 4 Tahap pencairan bantuan pemerintah yang dilakukan oleh kelompok; 5 Tahap penyediaan dan penyaluran bantuan oleh pihak penyedia barangsarana produksi; 6 Tahap pelaksanaan pembangunan UPPO; 7 Tahap kebenaran dan ketepatan pemanfaatan dana bantuan pemerintah oleh kelompok; 8 Tahap pengembangan usaha produktif yang dilakukan oleh kelompok; 9 Tahap evaluasi dan pelaporan pertanggungjawaban output, outcome dan benefit.