Kriteria Calon Lokasi CL Kriteria umum calon lokasi penerima bantuan pemerintah

40 d. Penetapan lokasi hendaknya memperhatikan kontribusi peningkatan incremental produksi yang akan dihasilkan. Oleh karena itu Dinas Pertanian KabupatenKota perlu melakukan identifikasi terhadap calon lokasi, dengan cermat dan akurat serta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait agar prasyarat dimaksud dapat terpenuhi. Adapun kriteria spesifik dari masing-masing kegiatan padi adalah sebagai berikut : 1 Budidaya Padi Inbrida sawahtadah hujanlahan kering a. Lokasi kegiatan diutamakan pada areal Peningkatan Indeks Pertanaman PIP dan atau areal baru Perluasan Areal Tanam. Areal baru dapat melalui pemanfaatan sawah yang telah dicetak tahun 2014-2016, sedangkan areal peningkatan indeks pertanaman PIP melalui pemanfaatan jaringan irigasi tersier JIT yang telah direhabilitasi . b. Lokasi yang belum menerapkan teknologi tanam jajar legowo secara sempurna. c. Lokasi kegiatan dapat berupa lahan yang sebelumnya ditanami selain padi penggantian komoditas. d. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air untuk memenuhi kebutuhan air selama pertanaman padi utamanya pada musim kemarau. 41 2 Budidaya Padi Hibrida a. Lokasi kegiatan diutamakan pada sawah yang mudah diatur pengairannya drainase baik dan terbiasa menanam padi setiap tahunnya. b. Lahan yang secara teknis memenuhi syarat untuk pengembangan padi hibrida, diperlukan rekomendasi dari BPTP setempat. c. Lahan yang masih dapat ditingkatkan produktivitasnya. 3 Budidaya Padi Sub OptimalTeknologi Hazton a. Lokasi kegiatan diutamakan pada lokasi baru Perluasan Areal Tanam dan atau Peningkatan Indeks Pertanaman PIP dan atau pada lokasi yang produktivitasnya masih rendah. Lokasi baru dapat melalui pemanfaatan sawah yang telah dicetak tahun 2014-2016, sedangkan peningkatan indeks pertanaman melalui pemanfaatan jaringan irigasi tersier JIT yang telah direhabilitasi. b. Lokasi kegiatan diutamakan daerah yang rawan serangan keong emas, produktivitas masih rendah dan tingkat pertumbuhan anakan kurang. 42 4 Budidaya Padi Teknologi Salibu a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada sawah yang dapat diatur pengairannya drainase baik dan indeks pertanamannya masih dapat ditingkatkan. b. Lokasi kegiatan diutamakan pada pertanaman padi yang sebelumnya menerapkan sistem tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1 baik melalui swadaya, dan dapat memanfaatkan areal pertanaman padi yang mendapatkan bantuan pemerintah pada musim sebelumnya. 5 Budidaya Mina Padi a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada sawah yang bisa diatur pengairannya. b. Lokasi kegiatan diutamakan pada daerah irigasi teknis yang dapat menyediakan air untuk pemeliharaan bibit ikan. c. Lokasi kegiatan diutamakan pada daerah yang telah menggunakan varietas unggul baru tahan genangan dan benih ikan sehat. 6 Budidaya Padi Jajar Legowo Super a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada lahan sawah irigasi yang belum menerapkan jajar legowo. b. Lokasi kegiatan diutamakan pada lahan yang belum menerapkan 5 komponen wajib VUB potensi hasil 43 tinggi, dekomposer, pupuk hayati, pestisida nabati dan alsintan yang direkomendasikan oleh Badan Litbang. 7 Budidaya Padi OrganikDesa Pertanian Organik a. Lokasi diutamakan pada lahan yang bebas dari cemaran kimia atau rendah resiko kontaminasi kimia. b. Lokasi diutamakan pada lahan yang memiliki status zero convertion seperti lahan yang ditumbuhi tumbuhan liar tidak dibudidayakan. c. Lokasi diutamakan pada lahan yang terbiasa tidak menggunakan input agrokimia seperti pupuk kimia sintetis dan pestisida sintetis. d. Lokasi diutamakan pada daerah yang sumber pengairannya aman dari pencemaran lingkungan, misal lahan yang mendapatkan pengairan dari sumber mata air langsung. e. Lokasi diutamakan pada daerah dimana pertanian organik padi sudah berkembang baik kelas eksportir maupun domestik danatau daerah pertumbuhan kelas pemularintisan. f. Lokasi dapat berupa lahan yang pernah dijadikan lahan kegiatan SL-PHT, SRI atau UPPO yang dibiayai dari anggaran APBN, APBD Provinsi, APBD KabupatenKota maupun Swadaya. 44 g. Lahan pertanian intensif yang dapat dikonversi atau telah melalui masa konversi menjadi lahan pertanian organik. Lama masa konversi untuk tanaman semusim adalah 2 tahun sebelum tebar benih, namun bisa dipercepat minimal 12 bulan untuk tanaman semusim. Lama masa konversi tergantung sejarah penggunaan lahan, penggunaan input agrokimia dan jenis tanaman. h. Khusus untuk Provinsi dan atau Kabupaten Daerah Perbatasan, lokasi sebaiknya dekat dengan akses pasar atau pintu keluar untuk memudahkan tujuan ekspor. 8 Budidaya PadiBeras Khusus a. Lokasi kegiatan diprioritaskan pada lahan sawah irigasi dan menerapkan teknologi tanam jajar legowo 2:1 atau 4:1. b. Lokasi sebaiknya mudah dijangkau oleh konsumen segmen pasar tertentu di dalam negeri. c. Lokasi diutamakan pada daerah yang berpotensi mengembangkanmembudidayakan beras Basmati, beras Japonica, beras Thai Hom Mali, beras Kwao Dwak Mali, Ketan Hitam, Beras Kukus, Taiken, dll; dengan maksud untuk memenuhi konsumensegmen pasar tertentu. 45 9 Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik UPPO. a. Lokasi diutamaan pada lokasidesa organik yang mendapatkan bantuan pemerintah tahun 2016 dan 2017, rencana 2018, lokasidesa organik yang difasilitasi melalui APBDswadaya, daerah perbatasan yang berpotensi mengembangkan desa organik padi, lokasi peningkatan produksi Padi, Jagung, Kedele PAJALE dan atau lokasi lainnya yang direkomendasikan oleh Dinas Pertanian Kabupaten KotaProvinsi. b. Lokasi diutamakan dan diarahkan pada daerah yang memiliki potensi sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama limbah organiklimbah panen tanaman, kotoran hewanlimbah ternak dan sampah organik rumah tangga pada sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan. c. Lokasi diarahkan pula ke daerah yang akan diproyeksikan sebagai lokasi pengembangan padi organik atau lokasi yang masyarakatnya melakukan budidaya padi dengan prinsip organik minimal dalam hal penggunaan bahan-bahan anorganik. Contoh blanko CPCL, Surat Keputusan PPK tentang Penetapan CPCL, RUK dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak SPTJM dan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja oleh Penerima Bantuan Tahun 2017, seperti 46 pada Lampiran 12, 13, 14, 16 dan 17. Khusus untuk blanko RUK penerima bantuan Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik UPPO seperti pada Lampiran 15. C. BantuanFasilitasi Pelaksanaan Kegiatan Padi Kegiatan padi pada tahun 2017 yang meliputi : 1 Budidaya Padi Inbrida sawahtadah hujanlahan kering, 2 Budidaya Padi Hibrida, 3 Budidaya Padi Sub OptimalTeknologi Hazton, 4 Budidaya Padi Teknologi Salibu, 5 Budidaya Mina Padi, 6 Budidaya Padi Jajar Legowo Super, 7 Budidaya Padi OrganikDesa Pertanian Organik, 8 Budidaya PadiBeras Khusus dan 9 Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik UPPO, dalam pelaksanaannya difasilitasi melalui bantuan pemerintah. Mekanisme penggunaan bantuan pemerintah tersebut berpedoman pada : Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 173PMK.052016 tanggal 17 November 2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian NegaraLembaga, Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 62Permentan RC.110122016 tanggal 19 Desember 2016 tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2017 dan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 1397RC.110C122016 tanggal 20 Desember 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah 47 Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017. Fasilitasi atau stimulan fisik yang diberikan pemerintah bersumber dari bantuan pemerintah melalui APBN Tahun Anggaran 2017 tertuang pada Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017, Nomor SP-DIPA-018.03.1.238252017 tanggal 7 Desember 2017 yang dialokasikan di Satker TP Mandiri, Satker TP Provinsi atau Satker Pusat. Kegiatan padi tahun 2017 tersebut, dialokasikan pada 391 KabupatenKota di 33 Provinsi, dengan rincian sebagai berikut : 1 Budidaya Padi Inbrida sawahtadah hujanlahan kering seluas 731.925 ha dialokasikan pada 391 KabupatenKota di 33 Provinsi. 2 Budidaya Padi Hibrida seluas 60.000 ha dialokasikan pada 83 KabupatenKota di 21 Provinsi. 3 Budidaya Padi Sub OptimalTeknologi Hazton seluas 50.000 ha dialokasikan pada 129 KabupatenKota di 23 Provinsi. 4 Budidaya Padi Teknologi Salibu seluas 10.000 ha dialokasikan pada 26 KabupatenKota di 6 Provinsi. 5 Budidaya Mina Padi seluas 4.000 ha dialokasikan 6 Provinsi. 48 6 Budidaya Padi Jajar Legowo Super seluas 10.000 ha dialokasikan di 10 Provinsi. 7 Budidaya Padi OrganikDesa Pertanian Organik seluas 4.000 ha dialokasikan pada 162 KabupatenKota di 31 Provinsi. 8 Budidaya PadiBeras Khusus seluas 75 ha dialokasikan pada 3 KabupatenKota di 1 Provinsi. 9 Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik UPPO sebanyak 1.500 unit dialokasikan pada 282 Kabupaten di 33 Provinsi. Rincian alokasi per KabupatenKota dan Provinsi, seperti dikemukakan pada Lampiran 10 dan Lampiran 11. Adapun rincian komponen dan mekanisme penyaluran bantuan pemerintah dari masing-masing kegiatan tersebut, adalah sebagai berikut : 1 Budidaya Padi Inbrida SawahTadah HujanLahan Kering Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi inbrida adalah benih padi inbrida bermutu varietas unggul dan bersertifikat dengan harga non subsidi tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah, dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer barang atau uang”. 49 Untuk benih padi inbrida yang ditanam di lahan kering apabila varietas unggul padi gogo bersertifikat tidak tersedia maka dapat menggunakan varietas unggul lainnya yang biasa ditanam di lahan kering, sesuai dengan kebiasaan petani dan diketahui oleh Kepala Dinas KabupatenKota atau Kepala Dinas Provinsi atau BPTP atau UPTD BPSBTPH. Jika benih bermutu dari padi varietas unggul lainnya tidak tersedia maka dapat digunakan varietas unggul lokal namun alokasi anggaran yang tersedia tidak dapat digunakan untuk itu. 2 Budidaya Padi Hibrida. Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi hibrida adalah benih padi hibrida, dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer barang atau uang”. 3 Budidaya Padi Sub OptimalTeknologi Hazton Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi sub optimal teknologi hazton adalah benih padi bermutu varietas unggul dan bersertifikat dengan harga non subsidi tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah, pupuk organik padat, pupuk organik cairPOC dan pembenah tanahdekomposer; dengan 50 mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Jika dana yang tersedia tidak mencukupi untuk menyediakan paket teknologi tersebut diatas, dapat didukung dari anggaran APBD Provinsi, APBD KabupatenKota dan atau swadaya, seperti penyediaan pupuk hayati, agensia hayati dan komponen lainnya yang tidak disediakan pemerintah. 4 Budidaya Padi Teknologi Salibu Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi teknologi salibu adalah pupuk Urea dan NPK serta alat bantu multiguna untuk memotong bagian tanaman padi untuk disalibukan; dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Satu 1 unit alat bantu multiguna digunakan untuk areal seluas 5 lima ha. Untuk itu perencanaan dan identifikasi calon penerima dan calon lokasi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan guna memudahkan operasional di lapangan. Pertanaman yang akan diterapkan dengan teknologi salibu dapat menggunakan pertanaman swadaya petani poktangapoktan dan atau pertanaman yang mendapatkan bantuan pemerintah sebelumnya. 51 5 Budidaya Mina Padi Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya minapadi adalah : benih padi bermutu varietas unggul dan bersertifikat dengan harga non subsiditidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah, bibit ikan, pakan ikan, pupuk Urea, pupuk organik dan insektisida jika diperlukan; dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Bibit ikan yang digunakan adalah bibit ikan yang bersertifikat atau mempunyai surat keterangan sehat dari Balai BenihInstansi lembaga yang memproduksi benih Pemerintah Swasta. Ukuran benih ikan yang digunakan disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi baik secara teknis, ekonomis dan budaya masyarakat setempat. Pemilihan varietas padi untuk kegiatan tersebut harus memperhatikan beberapa hal seperti: perakaran dalam, cepat beranakbertunas, batang kuattidak mudah rebah, tahan genangan, daun tegak dan tahan OPT. 6 Budidaya Padi Jajar Legowo Super Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan melalui Satker Pusat. Provinsi pelaksana kegiatan akan menerima fasilitas berupa komponen untuk penerapan jajar legowo super yaitu : 52 pupuk, dekomposer dan suplemen tanaman berikut pembinaan dan pengawalan selama pertanaman. Pembinaan di Provinsi pelaksana kegiatan, juga difasilitasi dalam POK Dekonsentrasi DK. Kegiatan dilakukan melalui kerjasama swakelola antara Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Dalam pelaksanaan pengadaan fasilitas tersebut, Direktorat Serealia dan pihak penyedian akan berkoordinasi dengan Provinsi penerima kegiatan dan akan memfasilitasimemediasi terjadinya komunikasi antara pihak penyedia fasilitas dengan Provinsi pelaksana dengan maksud agar kegiatan dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat lokasi, tepat azas, efektif dan efisien serta menghasilkan produksi sesuai yang diharapkan. 7 Budidaya Padi OrganikDesa Pertanian Organik Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi organikdesa pertanian organik padi adalah benih padi bermutu dengan harga non subsidi tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah. Penggunaan benih padi pada budidaya padi organik mengikuti ketentuan SNI 6729:2016 dan Permentan No 64 Tahun 2013 . Penggunaan benih diuraikan sebagai berikut : 53 a Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat organik dan memiliki izin edar. b Bila benih sertifikat organik tidak tersedia dapat menggunakan benih hasil budidaya tanaman organik. c Bila benih hasil budidaya tanaman organik tidak tersedia, dapat menggunakan benih non organik untuk tahap awal, selanjutnya harus menggunakan benih organik. d Bila butir a, b dan c tidak tersedia, dapat menggunkan benih yang diperdagangkan. Benih dimaksud selanjutnya harus dilakukan pencucian untuk menghilangkan kontaminan pada benih. e Benih hasil rekayasa genetik GMO tidak diperkenankan. Disamping itu, fasilitasi dana bantuan pemerintah digunakan pula untuk pembelian pupuk organik, pestisida organik dan MOL Mikro Organisme Lokal. Penyaluran bantuan melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik pada budidaya padi organik mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013. Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik yang 54 berasal dari produk komersil yang beredar di pasaran harus bersertifikat organik dan memiliki izin edar. Pupuk organik yang proses pembuatannya dengan pemanasan buatan dan sulit terurai pada aplikasinya granul tidak diizinkan digunkan dalam sistem pertanian organik. MOL yang digunakan bukan hasil rekayasa genetik GMO. Pupuk organik atau pupuk organik produksi petani in situ dan atau hasil UPPO yang memanfaatkan bahan baku di sekitar lokasi, dapat digunakan sepanjang proses pembuatan pupuk organik tersebut mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013. Apabila komponen sarana produksi tersebut diatas dapat disediakan sendiri oleh Kelompok taniGapoktan penerima bantuan dan sepanjang proses produksinyacara perolehannya mengikuti ketentuan pada SNI 6729:2016 dan Permentan No. 64 Tahun 2013, maka fasilitasi dana bantuan tersebut dapat digunakan sesuai spesifik lokasi dan secara teknis disesuaikan dengan tingkat perkembangan pertanian organik di lokasi masing-masing dengan terlebih dahulu disetujui dan atau diketahui oleh Petugas LapanganPenyuluh, Dinas Pertanian KabupatenKota, Dinas Pertanian Provinsi dan atau BPTP setempat. 55 Pada budidaya padi organikdesa pertanian organik padi, satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah “Sistem Kontrol InternaI ”. Pada umumnya produsen petani belum mempunyai sistem penjaminan mutu produk. Salah satu sistem penjaminan mutu untuk petani produsen kecil yang tersedia dan dapat dikembangkan oleh kelompok adalah model pengawasan internal atau ICS Internal Control System. Dalam proses sertifikasi, memungkinkan lembaga sertifikasi mendelegasikan „sebagian‟ tugas inspeksi pada kelompok, yang disebut sebagai inspeksi internal. Sedangkan lembaga sertifikasi nantinya berperan sebagai external inspeksi. Ada beberapa manfaat penting bagi petani produsen terkait dengan adanya ICS, yaitu :  Agar produsen Petani bisa memberikan jaminan terhadap mutu produk yang dihasilkan padiberas  Produk petani bisa masuk ke pasar yang lebih luas  Petani mempunyai sistem penjaminan yang diterima dan diakui oleh publik pembeli, konsumen, seperti produk beras organic  Agar petani kecil bisa melakukan proses sertifikasi produk secara lebih luas jika diperlukan. 56 Untuk mengembangkan atau membentuk ICS, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain :  Jumlah petani yang terlibat dan memproduksi produk yang sama misalnya kelompok tani padi yang beranggotakan 30-50 orang.  Lahan yang dikembangkan oleh petani untuk menghasilkan produk organik, berada pada hamparangeografi yang sama.  Kelompok tanipetani, memperoleh pelatihan tentang ICS dengan baik.  Kelompok tanipetaniprodusen, sepakat dan paham tentang :  sistim produksi  sistem pemasaran  Keorganisasian kelompok Untuk membentuk kelembagaan ICS, minimal harus ada beberapa personel yang dibutuhkan, yaitu : Koordinator :  Melakukan koordinasi pelaksanaanpenerapan ICS  Mengorganisir pelaksanaan pendaftaran dan inspeksi internal siapa yang akan melakukan pendaftaran, inspeksi internal dan kapan akan dilakukan, 57 mempersiapkan sarana agar petugas pendaftaran dan inspeksi bisa menjalankan tugas dengan baik, memastikan bahwa setiap petani telah didaftar dan diinspeksi  Mengatur koordinasi tim ICS internal inspektor dan staf- staf lain seperti : staf pendataan administrasi, staf pembelianpemasaran sesuai dengan struktur organisasi ICS.  Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inspeksi eksternal dengan Lembaga Sertifikasi Organik LSO.  Menyiapkan peta lahanhamparan sawah organik.  Mengawasi kegiatan pembelian padi.  Mengawasi pelaksanaan inspeksi di lapangan.  Mewakili tim ICS untuk urusan ke dalam dan keluar bersama ketua kelompok tani. 58 Internal Inspektor:  Membuat peta umum, peta lokasi lahan petani organik dan sketsa lahan petani organik.  Mengkoordinasikan pendaftaran petani.  Mengkoordinasikan dan melakukan inspeksi internal minimal sekali dalam setahun dan melakukan dokumentasi terhadap hasil inspeksi dalam formulir inspeksi internal.  Mengkoordinasikan kunjungan ke tempat-tempat pembelian selama musim panen untuk memastikan prosedur pembelian dijalankan sesuai standar internal organik. Komisi Persetujuan :  Memberikan rekomendasi perbaikan yang diperlukan terhadap data-data hasil inspeksi internal.  Melakukan seleksi terhadap data-data atau laporan yang perlu didiskusikan lebih lanjut oleh inspektor internal.  Melakukan pertemuan minimal satu kali dalam satu musim tanam pada waktu setelah inspeksi internal dilakukan dan sebelum dimulai pembelian. 59  Mengambil keputusan organik sesuai prosedur pengambilan keputusan organik dalam pertemuan tersebut.  Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi.  Menandatangani hasil keputusan untuk diajukandikirim ke lembaga sertifikasi. Unit Pembelian dan Pemasaran:  Melakukan pembelian padi organik, sesuai pembagian wilayah kerja.  Melakukan penangan pascapanen dari pengangkutan, penjemuran, penyosohan hingga menjadi beras.  Melakukan pengemasan packaging, labeling dan penyimpanan sebelum produk dipasarkan.  Menjual produk padi organik.  Membuat catatan dan administrasi pembelian dan penjualan produk.  Melakukan pembayaran kepada petani dan menerima pembayaran hasil penjualan dari konsumen. 60 Gambar 1. Organisasi ICS 8 Budidaya PadiBeras Khusus Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan budidaya padi khusus adalah benih padi bermutu dengan harga non subsidi tidak diperkenankan membeli benih bersubsidi yang disediakan Pemerintah, pupuk organik, pupuk Urea dan NPK; dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Kelompoktani ………………. Koordinator ICS ……………….. Komisi Persetujuan Unit Pembelian Pemasaran Internal Inspektor Anggota Kelompoktani Pertanian Organik Padi 61 Varietas padi yang dibudidayakan adalah varietas untuk konsumensegmen pasar tertentu seperti Beras Japonica, Beras Thai Hom Mali, Kwao Dwak Mali, Beras Basmati, Ketan hitam, Beras Kukus, Taiken, dll. Jika benih bermutu bersertifikat dari varietas tersebut belum tersedia maka dapat menggunakan benih yang belum bersertifikat tetapi sepengetahuanrekomendasi dari Balai Besar Padi Sukamandi dan atau BPTP setempat. Untuk itu, koordinasi dan kerjasama dengan instansi tersebut sangat diharapkan dalam upaya penyediaan benihnya. 9 Pengembangan Unit Pengelola Pupuk Organik UPPO Fasilitasi atau stimulan yang diberikan pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan unit pengolah pupuk organik dapat digunakan untuk pembelianpengadaan: rumah kompos, mesin alat pengolah pupuk organik APPO, ternak dan obat-obatan, kandang komunal dan bak permentasi, pakan ternak dan atau kendaraan roda tiga, jika anggaran memungkinkan; dengan mekanisme penyaluran melalui “transfer uang” ke rekening penerima bantuan. Pengadaan bangunan, peralatan dan ternak dan pendukung lainnya disesuaikan dengan standarspesifikasi teknis yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. Pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan 62 Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenangDinas Peternakan setempat. Disamping itu, penerima bantuan UPPO hendaknya dapat menyediakan lahan sebagai tempat bangunanrumah kompos dan kandang, yang dikukuhkan dengan surat pernyataan HibahHak Guna Pakai atau dengan perjanjian lainnya, apabila lahan tersebut bukan milik penerima bantuan dengan maksud agar keberlangsungan kegiatan UPPO dapat terjamin. Komponen yang diadakan disesuaikan dengan standar teknis seperti berikut:  Luas tanah minimal 250 m 2 yang terdiri dari : a. Luas bangunan rumah kompos minimal 80 m 2 b. Luas kandang ternak cukup untuk menampung minimal 10 ekor sapi, kerbau, kambing, unggas atau disesuaikan dengan kebutuhan. c. Bak fermentasi minimal 20 m 2 dengan tinggi minimal 50 cm. d. Bangunan rumah kompos sekurang-kurangnya terdiri dari gudang, kantor dan toilet. e. Pengadaan peralatan dan mesin mengacu kepada spesifikasi teknis sebagai berikut : 63 1 Alat Pengolah Pupuk Organik APPO  Kapasitas : minimal 1.000 kgjam  Bahan Pisau : baja kekerasan minimal 54 HRC  Fungsi : mencacah, menghaluskan dan menghancurkan bahan organik  Mesin penggerak : Kapasitas 8,5 - 12 PK  Mesin penggerak mempunyai Standar Nasional Indonesia SNI.  APPO mempunyai Standar Nasional Indonesia SNI atau test report dari institusi yang berwenang. 2 Kendaraan Bermotor Roda 3  Jumlah rodaban sebanyak 3 tiga buah.  Bagian belakang terdapat bak yang dapat berfungsi untuk mengangkut bahan baku limbahsampah.  Daya angkut minimal 500 kg.  Minimal 150 cc.  Jumlah kendaraan roda-3, disesuaikan dengan dana yang tersedia atau difasilitasi melalui swadaya petani poktangapoktan. 64 3 Kandang Ternak  Kandang dibuat agar ternak dapat dipelihara dalam satu tempat secara komunal.  Lokasi kandang ternak diupayakan berdekatan atau dalam satu hamparan dengan rumah kompos untuk memudahkan pengangkutan kotoran ternak sebagai bahan baku pembuatan kompos.  Dilengkapi dengan tempat makan dan minum ternak. 4 Ternak.  Jumlah ternak sebanyak 10 ekor atau disesuaikan dengan ketersediaan anggaran ternak terdiri dari jantan dan betina agar dapat berkembangbiak  Spesifikasi ternak mengacu kepada ketentuan dari Dinas Peternakan atau Tim Teknis dan disesuaikan kondisi setempat.  Pengadaan ternak dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari instansi yang berwenangDinas Peternakan setempat  Untuk menjaga kesehatan dan perawatan ternak dilengkapi obat-obatan. 65 5 Pakan Ternak Untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak pada kegiatan UPPO, maka sebelum dapat berproduksi penerima bantuan diberikan bantuan dana untuk pembelian pakan tambahan ternak selama kurun waktu 6 enam bulan pertama seperti konsentrat, bekatul dan lain-lain. Pembelian peralatan dan mesin serta ternak dilakukan oleh penerima bantuan dengan mengacu pada harga wajar yang berlaku di daerah setempat disertai dengan bukti pembelanjaan yang sah. Seluruh bukti pembelanjaan disimpan dengan baik untuk keperluan monitoring pemeriksaan. 66 Rincian satuan biaya, akun, ruang lingkup bantuan pemerintah dan bentuk bantuan pemerintah, selengkapnya disajikan pada Lampiran 18. Selanjutnya, terkait dengan mekanisme penyaluran bantuan pemerintah dan persyaratan dari masing- masing pembayaran tersebut mengacu pada peraturan perundangan seperti disebutkan diatas yang diterbitkan oleh: Kementerian Keuangan, Menteri Pertanian selaku Pengguna Anggaran PA dan Direktur Jenderal Tanaman Pangan selaku Kuasa Pengguna Anggaran KPA Satker Pusat dan Daerah. Komponen sarana produksi benih padi, benih ikan, pupuk an organik, pupuk organik, pupuk hayati, dekomposerpembenah tanah, alatmesin pertanian, ternak, bangunan dan sarana produksi lainnya yang difasilitasi melalui bantuan pemerintah tersebut, hendaknya digunakan sesuai SOP teknologi masing- masing kegiatan agar hasil yang diperoleh sesuai yang diharapkan. Jumlah dan varietas padi dan ikan serta jumlah sarana produksi lainnya yang akan digunakan disesuaikan dengan kondisi setempat spesifik lokasi dan secara teknis disesuaikan dengan anjuran teknologi di masing-masing lokasi, tercantum dalam blanko Rencana Usaha Kelompok RUK, disetujui danatau diketahui oleh Petugas LapanganPenyuluh Mantri Tani, Dinas Pertanian Kabupaten Kota danatau BPTP setempat. 67 RUK disusun oleh penerima bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat serta hasil survey. Benih, bibit dan sarana produksi lainnya dapat diperoleh di kios, penangkar benihbibit, produsen BUMNBUMDSwasta, distributor dan atau tempat-tempat lain yang jelas keberadaannya. Selanjutnya kemasan dan label agar disimpan dengan baik untuk keperluan monitoringpemeriksaan. Kebutuhan sarana produksi dan pendukung lainnya yang tidak dapat difasilitasi melalui bantuan pemerintah APBN Tahun 2017 maupun kekurangannya, agar ditanggungdilengkapi dan diusahakan secara swadaya oleh anggota kelompok tanigabungan kelompok tani atau dari sumber lainnya APBD ProvinsiKabupatenKota yang sah dan tidah saling tumpang tindih dengan maksud mendapatkan hasil pekerjaan yang lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar petanikelompok tanigabungan kelompok tani mempunyai rasa ikut memiliki sehingga mempunyai tanggung jawab moral untuk menyukseskan kegiatan tersebut dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi padi tahun 2017. Apabila terdapat sisa penggunaan dana yang berasal dari DIPA APBN Tahun 2017 tersebut, maka sisa dana dikembalikan ke kas Negara melalui mekanisme dan peraturan perundangan yang berlaku. 68 Apabila dalam pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017, mengalami gangguanserangan OPT maka untuk penanggulangannya akan mendapatkan bantuan pemerintah berupa pestisida sesuai dengan jenis dan ketersediaan. Adapun mekanisme untuk memperoleh bantuan tersebut, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Disamping pembiayaan fisik seperti di uraikan diatas, di masing- masing daerah KabupatenKotaProvinsi pelaksana kegiatan padi tahun 2017 disediakan dana operasional yang besarnya disesuaikan dengan luasan areal kegiatan, ketersediaan infrastruktur dan ketersediaan anggaran. Dana tersebut di alokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017 pada Satuan Kerja Satker Tugas Pembantuan Kabupaten Mandiri, Satker Tugas Pembantuan Provinsi, Satker Dekonsentrasi Provinsi dan Satker Pusat. Anggaran yang tersedia digunakan utamanya untuk : identifikasi dan verifikasi CPCL, pembinaan, bimbingan, pendampingan, pengawalan dan monitoring, evaluasi serta pelaporan dan atau kegiatan lainnya, seperti yang tercantum dalam Petunjuk Operasional Kegiatan POK di masing- masing Satker. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh petugas dinas provinsi dan kabupatenkota termasuk PenyuluhPPL, POPT, PBT, KCD, Mantri tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di 69 masing-masing lokasi; dan Aparat TNI-AD beserta jajarannyaBABINSA, Camat dan Kades atau lainnya serta petugas Pusat. Untuk itu, koordinasi dan sinergisitas dengan seluruh pihak termasuk dengan jajaran TNI-AD di daerah sangat diperlukan. Mengingat anggaran operasional tersebut sangat terbatas, maka kontribusi melalui dana APBD KabupatenKota dan APBD Provinsi sangat diharapkan, utamanya untuk memfasilitasi kegiatan yang tidak terfasilitasi pada DIPA Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2017. Komitmen Pemerintah Daerah yang kuat akan mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan yang pada akhirnya akan menciptakan kinerja serapan anggaran dan kinerja produksi padi dalam pencapaian sasaran dan peningkatan pendapatan petani beserta keluarganya. Terkait dengan teknologi budidaya yang akan diterapkan pada lokasi kegiatan padi, hendaknya dikomunikasikan dan atau dikonsultasikan dengan Badan LitbangBPTP setempat dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan spesifik lokasi guna menjamin keberhasilan pelaksanaan kegiatan sehingga diharapkan dapat menjadi mengungkit peningkatan produktivitas dan produksi padi. Publikasi yang telah diterbitkan oleh Badan Litbang Kementerian Pertanian dan instansi terkait lainnya juga dapat dijadikan 70 panduan dan acuan dalam penerapan teknologi seperti teknologi tanam jajar legowo, teknologi hazton, teknologi salibu, mina padi, teknologi jajar legowo super, padi organik dan lain sebagainya. Guna mendukung pencapaian tujuan tersebut di atas, maka pembinaan, pendampingan dan pengawalan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan petugas dinas dan aparat. Untuk itu, Dinas Pertanian KabupatenKota dan atau Dinas Pertanian Provinsi perlu melakukan koordinasi yang lebih intensif, sosialisasi serta sinergi kegiatan dengan instansi terkait baik di lingkup Kementerian Pertanian, TNI-AD Pangdam, Dandim, Kodim, Korem, Babinsa dan stake holders lainnya. Pendampingan dan pengawalan dilakukan oleh Petugas Dinas Provinsi dan KabupatenKota termasuk PenyuluhPPL, POPT, PBT, KCD, Mantri Tani atau petugas lain sesuai kebutuhan di masing-masing lokasi; dan Aparat TNI-AD beserta jajarannya BABINSA, Camat dan Kades atau lainnya serta petugas Pusat. Pengawalan pengembangan teknologi tanam jajar legowo padi dilakukan pula oleh para Peneliti BPTP di masing-masing lokasi yang penugasannya melalui Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. 71 Selanjutnya Pokja UPSUS Padi, Jagung dan Kedelai, atau Posko lainnya yang mendukung pencapaian sasaran produksi padi, pada setiap tingkatan KabupatenKota dan Provinsi harus lebih diaktifkan guna melakukan koordinasi dan sinergi dengan berbagai pihak dan instansi terkait untuk turun bersama memantau kondisi di lapangan, menggerakkan percepatan tanampanen serentak, pemeliharaan tanaman dan mengetahui segala permasalahannya untuk selanjutnya diselesaikan agar tidak menjadi penghambat dalam merealisasikan kegiatan. 72

V. PENGORGANISASIAN DAN OPERASIONALISASI

A. Pengorganisasian 1 Struktur Organisasi

Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidahprinsip pengelolaan pemerintahan yang baik good governance dan pemerintahan yang bersih clean governance, maka pelaksanaan kegiatan padi tahun 2017, harus memenuhi prinsip-prinsip : a. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; b. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme KKN; c. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; d. Memenuhi azas akuntabilitas. Tanggung jawab teknis pelaksanaan kegiatan serealia padi berada pada Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan KabupatenKota. Tanggung jawab koordinasi pembinaan program berada pada Dinas Pertanian yang membidangi tanaman pangan di Provinsi atas nama Gubernur. Tanggung jawab atas program dan kegiatan berada pada Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dengan 73 memberikan fasilitasi program dan kegiatan kepada Provinsi dan KabupatenKota. Kegiatan koordinasi pembinaan lintas KabupatenKota difasilitasi oleh Provinsi, sedangkan kegiatan koordinasi dan pelaksanaan teknis operasional difasilitasi oleh KabupatenKota. Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan padi maka di tingkat Provinsi dibentuk Tim Pembina Provinsi dan pada tingkat KabupatenKota dibentuk Tim Teknis KabupatenKota. 2 Penanggung Jawab Program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan memfasilitasi koordinasi persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Bantuan Pemerintah antara lain : a. Menyusun pedoman pelaksanaan sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan kegiatan, agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan; b. Menggalang kemitraan dan melaksanakan koordinasi dengan Provinsi dan KabupatenKota, Instansi terkait serta seluruh pemangku kepentingan, dalam pelaksanaan, pemantauanpengendalian dan evaluasi kegiatan; c. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan dan anggaran.