Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bursa Efek Indonesia merupakan Self Regulatory Organization SRO yang berperan sebagai fasilitator dalam perkembangan pasar modal di Indonesia. Menurut Husnan 2005:3, pasar modal didefinisikan sebagai “pasar untuk berbagi instrumen keuangan sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta”. Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa pasar modal memperdagangkan berbagai komoditas modal sebagai instrumen jangka panjang. Komoditas modal tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu modal yang diperoleh dengan hutang dan modal sendiri. Modal sendiri yaitu surat berharga yang bersifat penyertaan atau ekuitas seperti saham, option, warrant, dan right. Sedangkan modal hutang yaitu surat berharga yang bersifat hutang atau sering juga disebut sebagai surat berharga pendapatan tetap fixed income seperti obligasi obligation dan obligasi konversi convertible bond. Sektor industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman pun terus meningkat. Sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008, hanya industri makanan dan minuman yang Universitas Sumatera Utara dapat bertahan. Permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi. Industri makanan dan minuman dapat bertahan tidak bergantung pada bahan baku eksport dan lebih banyak menggunakan bahan baku domestik. Selain itu, karakteristik masyarakat yang cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan industri makanan dan minuman. Dengan tidak terpengaruhnya industri makanan dan minuman terhadap krisis global yang terjadi maka saham pada perusahaan makanan dan minuman lebih banyak menarik minat investor karena tingkat konsumsi masyarakat akan semakin bertambah sejalan dengan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Pada dasarnya harga saham terbentuk dari interaksi antara penjual dan pembeli yang terjadi di bursa efek yang akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham tersebut. Sehingga semakin banyak investor yang meminati saham perusahaan makanan dan minuman maka semakin tinggi pula harga saham yang ditawarkan. Hal ini dapat dilihat dari indeks harga saham kelompok makanan dan minuman yang merupakan salah satu dari 5 indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia yang mempunyai tingkat harga saham yang cukup baik selain industri pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, dan aneka industri. http:populerkan.blogspot.com Data Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia GAPMMI menunjukkan tren pertumbuhan industri makanan dan minuman dalam negeri yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Volume penjualan di tahun 2007 mencapai Rp 383 triliun, di tahun 2008 mencapai Rp 505 triliun, di Universitas Sumatera Utara tahun 2009 mencapai Rp 555 triliun dan di tahun 2010 mencapai Rp 605 triliun. Data Kementerian Perindustrian menunjukkan bahwa di tahun 2010 industri makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar 34,35 atas pertumbuhan industri nasional non-migas. Dalam konteks manajemen keuangan perusahaan dikenal tiga fungsi utama manajemen keuangan yaitu fungsi penggunaan dana yang menyangkut keputusan investasi, fungsi mendapatkan dana yang menyangkut keputusan pembelanjaan pendanaan serta fungsi pengalokasian laba yang menyangkut kebijakan dividend. Pendanaan menggunakan saham baik saham biasa atau saham preferen merupakan bentuk pendanaan permanen bagi perusahaan. Pemegang saham baik saham biasa common stock dan saham preferen preferred stock adalah pemilik perusahaan. Pengambilan keputusan investasi dalam saham memerlukan pertimbangan-pertimbangan, perhitungan- perhitungan dari analisis yang mendalam untuk menjamin keamanan dana yang diinvestasikan serta keuntungan yang diharapkan oleh investor. Calon investor harus mengetahui keadaan serta prospek perusahaan yang menjual surat berharganya. Hal ini dapat diperoleh dengan mempelajari dan menganalisis informasi yang relevan. Suatu informasi dikatakan relevan bagi investor jika informasi tersebut mampu mempengaruhi keputusan investor untuk melakukan transaksi di pasar modal yang tercermin pada perubahan harga saham. Salah satu informasi yang dianggap relevan oleh para investor adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan adalah salah satu informasi publik yang dapat digunakan Universitas Sumatera Utara untuk merevisi dan mendeteksi harga sekuritas seperti saham, obligasi, dan sekuritas lainnya. Dengan kata lain, pasar bereaksi terhadap pengumuman laporan keuangan. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dan volume perdagangan saham perusahaan yang melakukan pengumuman laporan keuangan. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjual belikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan. Peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan ditunjukkan oleh peningkatan harga saham. Bagi investor, informasi mengenai Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dalam pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dan resiko yang mungkin terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Darmadji 2001:139 menyatakan “semakin tinggi nilai earning per share akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Dengan meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik, sedangkan ketika laba menurun maka harga saham ikut juga turun”. Dividend adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividend yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai cash dividend atau dapat pula berupa dividen saham stock dividend. Pembayaran dividen yang stabil Universitas Sumatera Utara dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik terhadap harga saham di masa mendatang. Financial leverage dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap berupa bunga atas hutang dan dividen untuk saham preferen yang memperbesar pengaruh perubahan Earning Before Interest and Taxes terhadap pendapatan per lembar saham biasa Earning Per Share. Tingkat financial leverage atau Degree of Financial Leverage DFL mengukur persentase perubahan Earning Per Share terhadap persentase perubahan Earning Before Interest and Taxes. Financial Leverage perusahaan yang tinggi cenderung membuat harga saham turun, sedangkan Financial Leverage yang rendah akan membuat harga saham cenderung naik. Hal ini disebabkan karena jika Financial Leverage tinggi maka dapat dikatakan hutang perusahaan semakin besar, dan investor merasa resiko berinvestasi semakin besar pula, sehingga investor merespon negatif terhadap kenaikan Financial Leverage. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susanto 2004 menguji pengaruh Financial Leverage, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham Blue Chip di Bursa Efek Surabaya periode 1997-2001. Hasil penelitan menunjukkan bahwa variabel independen Financial Leverage, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio tidak berpengaruh secara parsial maupun signifikan terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham Blue Chip di Bursa Efek Surabaya. Universitas Sumatera Utara Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Naibaho 2009 juga melakukan penelitian mengenai pengaruh Dividend Per Share DPS dan Return On Equity ROE terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dividend Per Share memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan Return On Equity tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dividend Per Share dan Return On Equity secara simultan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan fundamental untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage terhadap harga saham. Dengan menganalisis laporan keuangan para investor dapat melihat hubungan antara resiko dan hasil yang diharapkan dari modal yang ditanamkan. Saham merupakan salah satu instrumen pasar modal yang selalu mengalami perubahan harga. Harga saham dikatakan murah, mahal atau wajar dengan melihat kondisi fundamental perusahaan secara sederhana yang dapat dilihat melalui laba yang diperoleh, dividen perusahaan maupun tingkat leverage keuangan degree of financial leverage. Dari hasil analisis inilah kemudian para investor melakukan transaksi dalam perdagangan saham di pasar modal. Kesesuaian antara permintaan dan penawaran di pasar modal Universitas Sumatera Utara akan menentukan harga saham bagi setiap perusahaan yang go public di pasar modal. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi harga saham dengan menganalisis lebih lanjut mengenai “Pengaruh Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 35 127

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

2 57 29

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - USD Repository

0 0 145