Data Penelitian Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik dan hipotesis dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19 for windows. Prosedur penelitian dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, di peroleh 8 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dengan periode pegamatan selama tahun 2006-2009. Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Food Beverage No. Kode Nama Perusahaan 1. AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk 2. DLTA PT Delta Djakarta Tbk 3. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 4. INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 5. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 6. MYOR PT Mayora Indah Tbk 7. SMAR PT Sinar Mas Agro Resources Technology SMART Tbk 8. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk Sumber: Diolah Peneliti 2011 Universitas Sumatera Utara

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif merupakan bagian dari ilmu statistika yang mempelajari alat, teknik, atau prosedur yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan kumpulan data atau hasil pengamatan. Berikut merupakan data statistik deskriptif secara umum dari seluruh data yang digunakan : Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EPS 32 15 16158 2474,53 3779,073 DPS 32 2 15000 1444,18 3130,602 FL 32 -2,64 2,34 ,9080 ,79490 Harga Saham 32 190 244800 34808,91 59880,716 Valid N listwise 32 Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai: a. Rata-rata dari Earning Per Share X1 adalah 2474,53 dengan standar deviasi 3779,073 dan jumlah data sebanyak 32 data. Nilai Earning Per Share X1 tertinggi adalah 16158, dan nilai Earning Per Share X1 terendah adalah 15. b. Rata-rata dari Dividend Per Share X2 adalah 1444,18 dengan standar deviasi 3130,602 dan jumlah data sebanyak 32 data. Nilai Dividend Per Share X2 tertinggi adalah 15000, dan nilai Dividend Per Share X2 terendah adalah 2. Universitas Sumatera Utara c. Rata-rata dari Financial Leverage X3 adalah 0.9080 dengan standar deviasi 0.79490 dan jumlah data sebanyak 32 data. Nilai Financial Leverage X3 tertinggi adalah 2,34, dan nilai Financial Leverage X3 terendah adalah -2,64. d. Rata-rata dari Harga Saham Y 34808,91 adalah dengan standar deviasi sebesar 59880,716 dan jumlah data sebanyak 32 data. Nilai Harga Saham Y tertinggi adalah 244800 dan nilai Harga Saham Y terendah adalah 190.

2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H : tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. H a : terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas dengan aturan: Probabilitas Sig. 0.05, maka Ho diterima. Probabilitas Sig. 0.05, maka Ho ditolak. Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov EPS DPS FL Harga Saham N 32 32 32 32 Normal Mean 2474,53 1444,18 ,9080 34808,91 Universitas Sumatera Utara Parametersa,b Std. Deviation 3779,073 3130,602 ,79490 59880,716 Most Extreme Differences Absolute ,326 ,323 ,204 ,310 Positive ,326 ,287 ,183 ,310 Negative -,258 -,323 -,204 -,282 Kolmogorov-Smirnov Z 1,843 1,824 1,151 1,752 Asymp. Sig. 2-tailed ,002 ,003 ,141 ,004 Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Penjelasan Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov K-S sebagai berikut: 1 Earning Per Share dengan nilai Sig. = 0,002 0.05, maka Ho ditolak. Berarti terdapat perbedaan antara Earning Per Share dengan distribusi normal. Dengan kata lain distribusi Earning Per Share tidak berdistribusi normal. 2 Dividend Per Share dengan nilai Sig. = 0,003 0.05, maka Ho ditolak. Berarti terdapat perbedaan antara Dividend Per Share dengan distribusi normal. Dengan kata lain distribusi Dividend Per Share tidak berdistribusi normal. 3 Financial Leverage dengan nilai Sig. = 0,141 0.05, maka Ho diterima. Berarti tidak terdapat perbedaan antara Financial Leverage dengan distribusi normal. Dengan kata lain distribusi Financial Leverage berdistribusi normal. 4 Harga Saham dengan nilai Sig. = 0.004 0.05, maka Ho ditolak. Berarti terdapat perbedaan antara Harga Saham dengan distribusi normal. Dengan kata lain distribusi Harga Saham tidak berdistribusi normal. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot data yang tidak berdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, ditunjukkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik Histogram Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Hasil uji normalitas di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data tidak mengikuti kurva berbentuk lonceng namun distribusi data condong skewness ke kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut tidak normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Normal Probability Plot Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik tidak menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya menjauhi garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi tidak berdistribusi secara normal. Semua hasil pengujian melalui analisis grafik dan statistik diatas menunjukkan hasil yang sama yaitu data tidak berdistribusi secara normal, sehingga dilakukan tindakan perbaikan yaitu dengan melakukan transformasi seluruh Universitas Sumatera Utara variabel penelitian ke dalam fungsi LN Logaritma Natural. Hasil pengujian data ulang menghasilkan: Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Transformasi dengan LN One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 31 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .53249478 Most Extreme Differences Absolute .064 Positive .064 Negative -.060 Kolmogorov-Smirnov Z .355 Asymp. Sig. 2-tailed 1.000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Diolah dari SPSS 2011 Hasil analisis metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov, menunjukkan bahwa Nilai Kolmogrov – Smirov sebesar 0.355 dan tidak signifikan pada 0.05 karena Asymp. Sig. 2-tailed 1.000 dari 0.05. Berarti tidak terdapat perbedaan antara variabel residual dengan distribusi normal. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal. Untuk lebih mendukung hasil uji diatas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot setelah data ditransformasi ke bentuk LN. Hasil dari uji normalitas dengan grafik histogram, ditunjukkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Histogram setelah transformasi dengan LN Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data di atas memperlihatkan bahwa pada grafik histogram di atas distribusi data mengikuti kurva berbentuk lonceng yang tidak condong skewness ke kiri maupun condong ke kanan atau bisa disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Normal Probability Plot Setelah transformasi dengan LN Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi setelah ditransformasi kedalam bentuk LN juga berdistribusi secara normal. Universitas Sumatera Utara

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu nilai Tol 0.1 dan Variance Inflation Factor VIF 5. Berikut disajikan tabel hasil pengujian: Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Setelah transformasi dengan LN Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero- order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant 2.660 .382 6.956 .000 LN_EPS 1.058 .104 1.055 10.171 .000 .964 .891 .505 .229 4.370 LN_DPS -.099 .088 -.112 -1.123 .271 .808 -.211 - .056 .247 4.048 LN_FL .032 .110 .016 .293 .772 .431 .056 .015 .812 1.232 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Dari hasil pengujian di atas, dapat dilihat bahwa angka tolerance LN_EPS adalah sebesar 0.229 0.1 dan VIF 4.370 5, tolerance LN_DPS adalah sebesar 0.247 0,1 dan VIF 4.048 5, tolerance LN_FL adalah sebesar 0.812 0,1 dan VIF 1.232 5. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Heterokedasititas

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui apakah dalam penelitian terjadi Heteroskedastisitas, dapat dilihat dengan grafik scatterplot. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplot berikut ini: Gambar 4.5 Grafik Scatterplot Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Dari gambar scatterplot di atas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur, serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen LN_Harga Universitas Sumatera Utara Saham berdasarkan masukan variabel independen yaitu LN_EPS, LN_DPS, dan LN_FL.

d. Uji Autokorelasi

Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.6 Uji Autokorelasi Setelah transformasi dengan LN Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .966 a .934 .926 .56130 .934 126.451 3 27 .000 1.658 a. Predictors: Constant, LN_FL, LN_DPS, LN_EPS b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.658. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson berada pada rentang -2 ≤ 1.658 ≤ 2. Dengan demikian, maka dalam model regresi linear berganda ini tidak terjadi autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada periode penelitian dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelum penelitian. Universitas Sumatera Utara

3. Model Dan Teknik Analisis Data a. Model Regresi Berganda

Tabel 4.7 Regresi Linear Berganda setelah transformasi dengan LN Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero- order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant 2.660 .382 6.956 .000 LN_EPS 1.058 .104 1.055 10.171 .000 .964 .891 .505 .229 4.370 LN_DPS -.099 .088 -.112 -1.123 .271 .808 -.211 - .056 .247 4.048 LN_FL .032 .110 .016 .293 .772 .431 .056 .015 .812 1.232 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber: Diolah dari SPSS 2011 Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi dapat di susun sebagai berikut: LN_HS = 2.660 + 1.058 LN_EPS – 0.099 LN_DPS + 0.032 LN_FL dimana: LN_HS = LN_Harga Saham LN_EPS = LN_Earning Per Share EPS LN_DPS = LN_Dividend per Share DPS LN_FL = LN_Financial Leverage FL Penjelasan dari persamaan regresi berganda di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 Konstanta a sebesar 2.660, menyatakan bahwa jika variabel independen LN_EPS, LN_DPS, dan LN_FL diasumsikan tetap atau sama dengan 0, maka LN_Harga Saham 2.660. 2 Koefisien LN_EPS b1 = 1.058, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel LN_EPS sebesar 1, maka akan menaikkan LN_Harga Saham sebesar 1.058 atau 1.058 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara Earning Per Share dengan harga saham menunjukkan hubungan yang searah positif artinya setiap kenaikan Earning Per Share sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 1,058 dan sebaliknya penurunan Earning Per Share akan mengakibatkan penurunan harga saham. 3 Koefisien LN_DPS b2 = -0.09, ini menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan LN_DPS sebesar 1, maka akan menurunkan LN_Harga Saham sebesar 0.09 atau 0.09, dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara Dividend Per Share dengan harga saham menunjukkan hubungan yang tidak searah negatif artinya setiap kenaikan Dividend Per Share sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan harga saham sebesar 0,09 dan sebaliknya penurunan Dividend Per Share akan mengakibatkan kenaikan harga saham. 4 Koefisien LN_FL b3 = 0.032, ini menunjukkan apabila terjadi perubahan variabel LN_FL sebesar 1 akan menaikkan LN_Harga Saham sebesar 0.032 atau 0.032 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol. Ini artinya bahwa antara Financial Leverage dengan harga saham Universitas Sumatera Utara menunjukkan hubungan yang searah positif artinya setiap kenaikan Financial Leverage sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan harga saham sebesar 0,032 dan sebaliknya penurunan Financial Leverage akan mengakibatkan penurunan harga saham.

b. Pengujian Hipotesis 1 Uji Parsial Uji t Statistik

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh signifikansi konstanta dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada berikut: Tabel 4.8 Uji t statistik Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta Zero- order Partial Part Tolerance VIF 1 Constant 2.660 .382 6.956 .000 LN_EPS 1.058 .104 1.055 10.171 .000 .964 .891 .505 .229 4.370 LN_DPS -.099 .088 -.112 -1.123 .271 .808 -.211 - .056 .247 4.048 LN_FL .032 .110 .016 .293 .772 .431 .056 .015 .812 1.232 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis tersebut adalah sebagai berikut: a LN_EPS mempunyai nilai signifikansi 0.000, nilai ini lebih kecil dari 0.05, sedangkan nilai t hitung 10.171 t tabel 2.048 t- tabel = α = 0.05, dk,28 = 2.048. Berdasarkan kedua nilai tersebut disimpulkan bahwa Ha diterima, Universitas Sumatera Utara ini menunjukkan bahwa secara parsial Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. b LN_DPS mempunyai nilai signifikansi 0.271 yang lebih besar dari 0.05, sedangkan nilai t hitung -1.123 t tabel 2.048 t- tabel = α = 0.05, dk,28 = 2.048. Berdasarkan kedua nilai tersebut disimpulkan bahwa Ho diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial Dividend Per Share tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. c LN_FL mempunyai nilai signifikansi 0.772 yang lebih besar dari 0.05, dan nilai t hitung 0.293 t tabel 2.048 t- tabel = α = 0.05, dk,28 = 2.048. Berdasarkan kedua nilai tersebut disimpulkan bahwa Ho diterima, ini menunjukkan bahwa secara parsial Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. 2 Uji Simultan uji F statistik Uji F digunakan untuk menguji pengaruh signifikansi secara simultan dari semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dapat dilihat pada berikut: Tabel 4.9 Uji F Statistik ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 119.518 3 39.839 126.451 .000 a Residual 8.507 27 .315 Total 128.024 30 Universitas Sumatera Utara ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 119.518 3 39.839 126.451 .000 a Residual 8.507 27 .315 Total 128.024 30 a. Predictors: Constant, LN_FL, LN_DPS, LN_EPS b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : Diolah dari SPSS 2011 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, bahwa nilai F hitung 126.451 F tabel 2.96, dengan tingkat signifikansi 0.000 0.05, ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen, LN_EPS, LN_DPS, dan LN_FL secara simultan bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

3. Koefisien Determinasi R

2 Tabel 4.10 Koefisien Determinasi R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin- Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .966 a .934 .926 .56130 .934 126.451 3 27 .000 1.658 a. Predictors: Constant, LN_FL, LN_DPS, LN_EPS b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber : Diolah dari SPSS, 2011 Pada model summary di atas, angka R sebesar 0,966 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara LN_Harga Saham dengan variabel independent sangat erat yaitu sebesar 96,6. Angka R square atau koefisien Universitas Sumatera Utara determinasi sebesar 0,934. Angka ini mengindikasikan bahwa 93,4 variasi atau perubahan dalam Harga Saham dapat dijelaskan oleh variasi variabel LN_EPS, LN_DPS, dan LN_FL. Sedangkan sisanya 6,6 dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

C. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Earning Per Share merupakan salah satu rasio pasar yang merupakan laba atau pendapatan yang akan diterima oleh para pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. Dengan demikian besarnya Earning Per Share dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Rasio Earning Per Share idealnya meningkat dari tahun ke tahun. Pada umumnya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk laba per lembar saham, sebab Earning Per Share menggambarkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa, sedangkan jumlah Earning Per Share yang akan didistribusikan kepada investor saham tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran dividen. Earning Per Share yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham, sedangkan Earning Per Share yang rendah menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan manfaat sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata Earning Per Share perusahaan Food Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2009 relatif tinggi yaitu pada tahun 2006 sebesar 1311,37, tahun Universitas Sumatera Utara 2007 sebesar 1606,87, tahun 2008 sebesar 2883,87, dan tahun 2009 sebesar 4094,62. Dari 8 perusahan Food Beverage yang telah go public dan menawarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan terpilih menjadi sampel dalam penelitian ini tidak ada satupun perusahaan yang memiliki Earning Per Share di bawah nol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa 8 perusahaan tersebut mampu membagikan keuntungan bersihnya kepada para pemegang saham. Perusahaan-perusahan yang dipandang paling berhasil dari indikator perolehan Earning Per Share yang tinggi yaitu PT Aqua Golden Mississippi, PT. Multi Bintang Indonesia dan PT. Delta Djakarta karena secara berturut- turut dari tahun 2006 sampai dengan 2009 mampu membagikan keuntungan kepada pemegang saham dalam jumlah yang relatif besar. Dividend Per Share merupakan rasio yang mengukur seberapa besar dividen yang dibagikan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar pada tahun tertentu. Dividen merupakan pembagian sisa laba perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham, atas persetujuan RUPS Rapat Umum Pemegang Saham. Dividen itu sendiri dalam bentuk tunai cash dividend ataupun dividen saham stock dividend. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata Dividend Per Share perusahaan Food Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia relatif rendah yaitu pada tahun 2006 sebesar 590, tahun 2007 sebesar 767,5, tahun 2008 sebesar 2506,37 dan tahun 2009 sebesar 3019,12. Dari 20 populasi perusahaan Food Beverage yang menawarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, dalam penelitian ini banyak yang tidak membagikan dividend per share kepada para pemegang saham. Hal Universitas Sumatera Utara ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membagikan sisa laba perusahaan dalam bentuk tunai cash dividen ataupun dividen saham stock dividen kepada pemegang saham yang dapat menjadi stimulus kepada para investor lain dalam membeli saham yang ditawarkan perusahaan tersebut kurang. Tujuan utama dari Financial Leverage adalah mengetahui beberapa jumlah uang yang sesungguhnya tersedia bagi pemegang saham biasa setelah bunga dan deviden untuk saham preferen dibayarkan. Financial leverage dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban- kewajiban keuangan yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan Earning Before Interest and Taxes terhadap pendapatan per lembar saham biasa Earning Per Share. Financial leverage timbul karena adanya kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap yang harus di bayar oleh perusahaan yaitu bunga atas hutang dan dividen untuk saham preferen. Penggunaan financial leverage dalam struktur modal perusahaan dengan harapan agar terjadi perubahan laba per lembar saham Earning Per Share yang lebih besar daripada perubahan laba sebelum bunga dan pajak Earning Before Interest and Taxes. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Financial Leverage perusahaan Food Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia relatif rendah yaitu rata-rata pada tahun 2006 sebesar 1,26, tahun 2007 sebesar 0,86, tahun 2008 sebesar 0,46, tahun 2009 sebesar 1,04. Dengan rendahnya rasio perbandingan persentase perubahan Earning Per Share terhadap Universitas Sumatera Utara persentase perubahan Earning Before Interest and Taxes tersebut akan membuat para investor tertarik dalam membeli saham-saham perusahaan Food Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan kata lain, investor akan lebih menyukai untuk membeli saham perusahaan-perusahaan yang memiliki Financial Leverage rendah dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan yang memiliki Financial Leverage tinggi. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa diantara Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage ternyata yang memberikan pengaruh secara signifikan terhadap peningkatan harga saham perusahaan Food Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah variabel Earning Per Share yaitu sebesar 105,8 dan variabel Financial Leverage sebesar 3,2, sedangkan variabel Dividend Per Share justru memberikan pengaruh negatif atau mengakibatkan penurunan harga saham sebesar 9. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa meningkatnya harga saham perusahaan Food Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ditentukan oleh tinggi Earning Per Share yang dicapai perusahaan tersebut sebesar 105,8. Besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Earning Per Share dibandingkan variabel Dividend Per Share dan Financial Leverage terhadap harga saham perusahaan Food Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia disebabkan para investor cenderung lebih mempercayai pertumbuhan Earning Per Share dari suatu perusahaan yang menawarkan saham dibandingkan dengan Dividend Per Share dan Financial Leverage. Hal Universitas Sumatera Utara ini disebabkan para investor meyakini bahwa Earning per share yang besar menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham. Peningkatan Earning Per Share menandakan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor dan hal ini akan mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada perusahaan. Semakin tinggi nilai Earning Per Share akan menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Dengan adanya kepercayaan dari para investor terhadap salah satu saham yang ditawarkan maka akan terjadi peningkatan jumlah permintaan terhadap saham perusahaan tersebut dan dapat mendorong naiknya harga saham. Earning Per Share merupakan rasio antara laba setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. Earning Per Share juga merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih dalam setiap lembar saham. Karena itu, Earning Per Share mempunyai pengaruh kuat terhadap harga saham dan ketika Earning Per Share meningkat maka harga saham juga ikut meningkat dan demikian pula sebaliknya. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Subrata 2010 yang menyimpulkan bahwa secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Informasi mengenai Dividend Per Share dan Financial Leverage yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan juga merupakan bagian dari informasi laporan keuangan yang diperhatikan oleh investor dalam membuat Universitas Sumatera Utara keputusan investasi. Kebijakan dividen dividend policy merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Tidak semua perusahaan yang membagikan Dividend kepada setiap pemegang saham investor baik berupa dividen tunai cash dividend maupun dividen saham stock dividend. Oleh sebab itu, para investor akan lebih memperhatikan perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran dividen yang stabil, artinya dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran dividen yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik terhadap harga saham di masa mendatang. Financial leverage dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap berupa bunga atas hutang dan dividen untuk saham preferen yang memperbesar pengaruh perubahan Earning Before Income and Taxes terhadap pendapatan per lembar saham biasa Earning Per Share. Tingkat financial leverage atau Degree of Financial Leverage DFL mengukur persentase perubahan Earning Per Share terhadap persentase perubahan Earning Before Income and Taxes. Kedudukan Financial Leverage dalam kaitannya dengan harga saham adalah sebagai faktor pendukung kepercayaan investor sebab dengan meningkatnya rasio Financial Leverage dari suatu perusahaan maka kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban financial yang sifatnya tetap untuk Universitas Sumatera Utara memperbesar pengaruh perubahan Earning Before Interest and Taxes terhadap Earning Per Share akan meningkat. Besarnya pengaruh Dividend Per Share dan Financial Leverage yang relatif kecil dan berdasarkan hasil pengujian hipotesis tidak menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan maka keberadaannya dapat diabaikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Miftah 2004 yang menyimpulkan bahwa secara simultan maupun parsial Dividend Per Share dan Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Earning Per Share secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan untuk α=5 terhadap harga saham perusahaan food beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,000 0,05 setelah dilakukan uji t. 2. Dividend Per Share secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk α=5 terhadap harga saham perusahaan food beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,271 0,05 setelah dilakukan uji t. 3. Financial Leverage secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk α=5 terhadap harga saham perusahaan food beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,772 0,05 setelah dilakukan uji t. 4. Earning Per Share, Dividend Per Share, dan Financial Leverage secara simultan bersama-sama memiliki p engaruh yang signifikan untuk α=5 terhadap harga saham perusahaan food beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagaimana ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,000 0,05 setelah dilakukan uji F. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

0 39 96

Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

2 67 71

Analisis Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 35 127

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Dividen Per Share Terhadap Harga Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 33 73

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas Dan Earning Per Share Terhadap Return Saham Perusahaan Barang-Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia

1 31 104

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014)

2 57 29

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share (DPS) terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 - USD Repository

0 0 145