dibayar, maka pihak perusahaan asuransi secara hukum terikat oleh janji- janjinya.
51
6. Fungsiperan Asuransi jiwa.
Perusahaan asuransi jiwa sebagai lembaga pertanggungan memberi perlindungan atas nilai ekonomi hidup manusia, keluarga dan siapa saja yang
mempunyai kepentingan atas hidup seseorang tertanggung. Di samping itu asuransi jiwa juga memberikan jaminan atas hal-hal sebagai berikut :
a. Sebagai proteksi. Asuransi jiwa memberikan proteksi terhadap nilai
ekonomi hidup untuk perseorangan, keluarga ataupun kepada siapa saja yang mempunyai kepentingan asuransi atas hidup seseorang tertanggung.
b. Sebagai tabungan.Saving.Asuransi jiwa sebagai suatu cara untuk
menabung yang sekaligus menjamin bahwa jumlah nominal seluruh tabungan yang diinginkan pasti tercapai dan akan diterima walaupun
tabungannya terpaksa tidak dapat dilanjutkan sebagai akibat meninggal. c.
Sebagai Agunan Collateral. Polis asuransi jiwa yang telah mempunyai nilai tunai, dapat dipergunakan sebagai agunan untuk meminjam sejumlah
uang dari perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. d.
Sebagai Warisan. Polis asuransi jiwa dapat meyakinkan orang tua bahwa dia akan meninggalkan warisan pada anak cucunya bila sewaktu-waktu
meninggal dunia. e.
Memiliki polis asuransi jiwa dapat memberikan rasa tenteram dan menambah percaya diri. Hal ini akan memberikan pengaruh positif
terhadap kehidupan keluarganya
52
51
Khoiril Anwar, Asuransi Syariah Halal Maslahat, Cet. Pertama, Tiga Serangkai, Solo, 2007, hlm 69
52
Bumiputera, op.cit., hlm. 10
C. Konsep Islam Tentang Asuransi Syariah.
1. Pengertian Asuransi Syariah.
Asuransi dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah At-ta’min. Penanggung disebut mu’ammin, sedangkan tertanggung disebut mu’amman
lahu atau musta’min.
At-ta’min diambil dari kata amana yang berarti memberi perlindungan,
ketenangan, rasa aman dan bebas dari rasa takut. Sebagaimana tersebut dalam Al Qur’an surat Quraisy 106 ayat 4 yang berbunyi :
¤öqyz `ÏiB
NßgoYtBu äur
Artinya : Dialah Allah yang mengamankan mereka dari ketakutan Pengertian at-ta’min sendiri adalah seseorang membayar menyerahkan uang
cicilan untuk agar ia atau ahli warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati atau untuk mendapatkan ganti terhadap
hartanya yang hilang.
53
Musthafa Ahmad Zarqa dalam Muhammad Syakir Sula memaknai istilah asuransi dengan kejadian. Yaitu cara atau metode untuk memelihara
manusia dalam menghindari resiko ancaman bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalanan kegiatan hidupnya atau dalam
aktivitas ekonominya. Husain Hamid Hisan mengatakan bahwa asuransi adalah sikap
ta’awun yang telah diatur dengan sistem yang rapi, antara sejumlah besar
manusia. Semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa. Jika sebagian dari mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong
dalam menghadapi peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian derma yang
53
Muhammad Syakir Sula, op.cit., hlm. 28