yang dibayarkan. Bahkan jumlah tersebut masih ditambah dengan keuntungan yang diperoleh selama uangnya dikelola perusahaan.
29
c. Pengertian menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992.
Dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
asuransi atau pertanggungan itu adalah : “Perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri dengan tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberi pergantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan sesuatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan”. Berdasar Undang-undang ini, perjanjian yang terjadi adalah antara pihak
penanggung perusahaan asuransi dengan tertanggung peserta asuransi dimana terjadi konsep peralihan resiko dari tertanggung kepada
penanggung.
30
Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam asuransi terdapat lima unsur yaitu :
1. Perjanjian yang mendasari terbentuknya perikatan antara dua pihak,
yang sekaligus terjadinya hubungan keperdataan; 2.
Premi sejumlah uang yang sanggup dibayarkan oleh tertanggung kepada penanggung;
3. Adanya ganti rugi dari penanggung kepada tertanggung jika terjadi
klaim atau masa perjanjian selesai; 4.
Adanya suatu peristiwa yang tidak tertentu yang adanya suatu resiko yang memungkinkan datang atau tidak ada resiko;
29
Gemala Dewi, op.cit., hlm. 198
30
Ibid, hlm. 199
5. Pihak-pihak yang membuat perjanjian, yakni penanggung dan
tertanggung.
31
Selain itu, dari pengertian diatas dapat dipahami pula bahwa dalam asuransi itu terdapat dua puhak yang terlibat. Pertama, adalah pihak yang
mempunyai kesanggupan untuk menanggung atau menjamin, yang selanjutnya disebut “Penanggung” kedua, adalah pihak yang akan
mendapatkan ganti rugi jika menderita suatu musibah sebagai akibat dari suatu peristiwa yang belum tentu akan terjadi, yang selanjutnya disebut
dengan “Tertanggung”. Pihak pertama bisa berupa perseorangan, badan hukum atau lembaga seperti perusahaan, sedang pihak kedua adalah
masyarakat luas.
32
Sedang Robert, I Mehr., mendefinisikan asuransi sebagai berikut : ‘’ A device for reducing risk by combining a sufficienent number of
exposure units make their individuallosses collectively predictable, The predictable loss is them sharid by ordistributed proportionately among all
units in the combination’’
33
Suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat
diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional diantara semua unit-unit dalam
gabungan tersebut
2. Jenis-jenis asuransi.