Kerangka Pemikiran. LANDASAN TEORI

sebagaimana dimaksud dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21DSN- MUIX2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.

E. Kerangka Pemikiran.

Asuransi adalah salah satu praktek muamalah yang tidak dikenal pada jaman Nabi Muhammad SAW, sehingga dasar hukumnya secara tekstual tidak ditemukan dalam Al-Quran dan Al-Hadits. Untuk menemukan dasar hukum asuransi tersebut para ulama berijtihad sendiri dengan berdasar pada Ma qashid al-syar’iah . Keberadaan asuransi yang bersifat Ijtihadi ini mengakibatkan perbedaan pendapat diantara para ulama tentang dasar hukumnya. Sebagaian ulama ada yang membolehkan, namun sebagian ada yang mengharamkan dan sebagaian lagi ada yang mengambil jalan tangah. Yakni membolehkan asuransi yang bersifat sosial dan mengharamkan asuransi yang bersifat komersial. 79 Asuransi Bumiputera Syariah, adalah sebuah perusahaan anak cabang dari AJB Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 yang didalamnya terdapat program ungggulan yang ditawarkan kepada masyarakat berupa Asuransi Pendidikan Mitra Iqra’. Asuransi Pendidikan Mitra Iqra di Asuransi Bumiputera syariah yang dalam perjanjiannya harus tunduk pada prinsip-prinsip asuransi syariah yang mendasarinya, diantaranya adalah tidak mengandung unsur gharar ketidak jelasan, maysir perjudian, riba, zhulm penganiayaan, risywah suap, barang haram dan maksiat, diharapkan prinsip-prinsip tersebut dimengerti, dipahami serta diterapkan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak asuransi, sehingga tujuan ikut program asuransi Pendidikan Mitra Iqra akan tercapai yaitu pendidikan tercapai dan lebih sejahtera lahir dan batin. Dengan prinsip-prinsip tersebut diatas, asuransi Bumiputera syariah program pendidikan Mitra Iqra Surakarta dengan premi yang terdiri dari premi 79 Hamzah Yaqub, Kode Etik Dagang menurut Islam, CV. Diponegoro, Bandung, 1984, hlm. 293 tabungan, premi tabarru’ dan premi biaya telah dikelola diinvestasikan, dan dari hasil investasi tersebut, keuntungan dibagi antara perusahaan asuransi dengan peserta asuransi untuk menjamin pendidikan anak mulai dari tingkat TK Taman Kanak-kanak sampai dengan anak menjadi Sarjana strata satu S1. Dan dengan mengikuti program asuransi pendidikan Mitra Iqra’ ini diharapkan masa depan dan kesejahteraan serta kelangsungan pendidikan anak akan terjamin. Namun kenyataannya masih banyak pertanyaan dari masyarakat, apakah status hukum maupun cara aktivitas asuransi syariah secara keseluruhan dari cara memperoleh polis, membayar premi sampai kepada klaim sudah benar-benar sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Di asuransi pendidikan mitra iqra asuransi Bumiputera syariah Surakarta, dalam mengelola dana yang terkumpul dari premi para peserta, baik itu premi biaya, premi tabarru, maupun premi tabungan yang terkumpul, oleh perusahaan Asuransi AJB Bumiputera selaku induk dari asuransi Bumiputera Syariah Surakarta, telah direasuransikan ke perusahaan reasuransi yaitu ke Maskapai asuransi Indonesia, dan oleh perusahaan Maskapai Asuransi Indonesia, dana tersebut diinvestasikan ke 18 delapan belas anak perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang kesemuannya masih dikelola secara konvensional atau tidak melaksanakan prinsip-prinsip syariah. Meskipun Undang-undang tentang asuransi syariah belum ada, namun Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES untuk menjawab pertanyaan, apakah status hukum maupun cara aktivitas asuransi syariah sudah sejalan dengan prinsip-prinsip syariah, telah mengeluarkan fatwa dan aturan serta membentuk Dewan Pengawas Syariah DSN yang bertugas mengawasi dan memastikan agar asuransi syariah benar-benar melakukan kegiatannya berdasar prinsip-prinsip syariah yang telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional Nomor 21DSN-MUIX2001. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21DSN-MUIX2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES telah mengatur dengan jelas tentang investasi dan reasuransi yang harus dilakukan oleh perusahaan asuransi syariah. Dalam angka delapan nomor 1 Fatwa Dewan Syariah Nasional disebutkan, bahwa Perusahaan selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul, sedang nomor 2 investasi wajib dilakukan sesuai dengan syariah. Angka sembilan disebutkan tentang reasuransi, bahwa Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan reasuransi yang berlandaskan prinsip syariah. Sedang dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES pasal 564 ayat 1 disebutkan Perusahaan asuransi selaku pemegang amanah wajib melakukan investasi dari dana yang terkumpul. Ayat 2 Investasi sebagaimana dalam ayat 1 wajib dilakukan sesuai dengan prinsip syariah. Atas dasar kerangka berpikir tersebut diatas, penulis mencoba mencari jawaban tentang permasalahan dalam tesis ini. Untuk memperjelas kerangka pemikiran, maka dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut : BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN Ub Ub Nrm Prn penerapan Fatwa Dewan Syariah Nasional DSN dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES Dewan Pengawas Syariah DPS Pengelola Asuransi Pendidikan Mitra Iqra Bumiputera Syariah Umpan balik Bekerjanya kekuatan Bekerjanya kekuatan Kekuatan personal kekuatan personal dan sosial dan sosial Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah KHES telah jelas disebutkan, perusahaan selaku pemegang amanah wajib menginvestasikan dana yang terkumpul sesuai dengan prinsip syariah. Namun pihak pengelola asuransi Bumiputera syariah selaku penanggung jawab tidak melaksanakan fatwa Dewan Syariah Nasional dan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, padahal sebagian fatwa Dewan Syariah Nasional selama ini telah dipositifkan melalui Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia, pihak asuransi dalam menginvestasikan dana yang terkumpul berprinsip aman dan menguntungkan, sebagaimana ketentuan Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992. Dalam hal ini Dewan Pengawas Syariah dipertanyakan apa dan bagaimana tugasnya selama ini.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian.

Penelitian merupakan terjemahan dari research yang berarti mencari, mencari jawab, penelitian bermakna pencarian yaitu pencarian jawab mengenai suatu masalah. Metode adalah alat untuk mencari, jadi menggunakan suatu metode alat harus jelas dulu apa yang akan dicari. Dengan demikian apa yang disebut metode penelitian itu pada asasnya akan merupakan metode atau caraprosedur yang harus ditempuh agar orang bisa menemukan jawabannya. Dalam rangka menjawab masalah, untuk mencapai tujuan dan menunjang kerangka teori maka penelitian ini ditulis sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Kantor Cabang Asuransi Bumi Putra Syariah Surakarta. Jalan Slamet Riyadi No. 12 Surakarta. 2. Jenis Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris atau penelitian yang non doktrinal. Dalam penelitian hukum, metode yang dipakai tergatung pada konsep apa yang dimaksud dengan hukum.