Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

20 4 Proses Evaluasi Tahap terakhir yaitu proses evaluasi, proses ini memiliki peran untuk mengevaluasi terhadap kinerja setiap bagian. Disini pula guru bertugas sebagai konsultan memberikan penilaian tersendiri kepada setiap bagian sebelum mengevaluasi bersama untuk kemudian dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pekerjaan siswa. Dari penilaian tersebut maka dapat diketahui kemampuan siswa dalam melaksanakan pekerjaannya. Tahapan teaching factory di atas adalah gambaran sederhana tentang penerapan teaching factory yang dilaksanakan sekolah. Teaching factory menuntut setiap orang yang terlibat untuk bersikap professional dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.

B. Penelitian yang Relevan

1. Hasil penelitian Ibnu Siswanto 2009, tentang faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan teaching factory di SMK RSBI Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan bahwa pelaksanaan teaching factory di SMK RSBI DIY belum berjalan dengan baik. Kegiatan yang dilakukan belum bisa berjalan dengan berkelanjutan dengan optimal dan pelibatan siswa juga belum maksimal. Akibatnya, tujuan teaching factory untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK, meningkatkan jiwa entrepreneurship lulusan SMK, menghasilkan produk berupa barang atau jasa yang memiliki nilai tambah, meningkatkan sumber pendapatan sekolah, dan meningkatkan kerjasama dengan industri atau entitas bisnis 21 yang relevan juga belum bisa tercapai. Faktor pendukung dalam pelaksanaan teaching factory di SMK RSBI DIY ialah: adanya sumber permodalan berupa hibah, fasilitas peralatan produksi, kemampuan guru, pameran oleh pemerintah daerah. Sedangkan faktor penghambatnya ialah: manajemen operasional, kurang kerjasama dengan industri, sifat program yang berupa proyek, kompetensi siswa, pemasaran. Untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan teaching factory sebaiknya: sekolah membuat struktur pengelola yang bisa bekerja dengan maksimal, meningkatkan kerjasama dengan industri terkait dengan pelaksanaan teaching factory, menyatukan semua sumber pendanaan untuk pelaksanaan teaching factory ke dalam satu pengelolaan, meningkatkan kompetensi siswa, memberikan perhatian yang lebih tinggi pada usaha pemasaran produk hasil teaching factory. 2. Hasil penelitian Sudiyanto tahun 2011, tentang Teaching Factory di SMK ST. Mikael Surakarta, menyatakan bahwa pelaksanaan teaching factory di SMK St. Mikael Surakarta melalui perencanaan dengan pembuatan rencana jangka panjang, menengah, dan pendek, pelaksanaan dengan mengintegrasikan ke dalam kurikulum sehingga melibatkan semua siswa, serta pengawasan dengan melakukan koordinasi rutin dan form penilaian untuk semua siswa, karyawan, dan guru. Faktor pendukung pelaksanaan teaching factory di SMK St. Mikael Surakarta ialah budaya atau kultur yang baik, sumber daya manusia yang berkompeten di bidangnya, dan fasilitas peralatan yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya ialah: 22 belum adanya ruang atau bangunan khusus untuk unit produksi dan belum adanya karyawan yang khusus mengelola unit produksi.

C. Kerangka Pikir