9
2. Poblem Based Learning PBL
a. Pengertian Problem Based Learning PBL
Dari John Dewey dalam Trianto 2010: 91 belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara
dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi
menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Sedangakan
menurut Brunner dalam Trianto 2010: 92, bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang benar benar bermakna. Menurut Wina Sanjaya 2009: 214 belajar berdasarkan masalah diartikan sebagai rangkaian proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Loague Keith 2001
:3 “Students learn best by constructing solutions to openended,complex, and problematic activities with classmates, rather than
listening passively to lectures ”. Menurut Duch, Groh Allen 2001:6
“In the problem-based approach, complex, real-world problems are used to motivate
students to identify and research the concepts and principles they need to know to work through those problems
” yang berarti pembelajaran berbasis masalah. Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Problem Based Learning PBL adalah pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah nyata dilingkungan
para siswa sebagai bahan ajar, dimana para siswa dituntut untuk memecahkan sendiri permasalahan tersebut agar mereka dapat berfikir kritis, mengembangkan
daya analisis dan secara maksimal menyerap ilmu didalamnya.
10
b. Ciri Problem Based Learning PBL
Daru Arends dalam Djoko Apriono 2011:13 menyatakan bahwa ada beberapa karakteristik pembelajaran berbasis masalah, yang dapat diidentifikasi,
yakni sebagai berikut. 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah
Langkah awal dari pembelajaran berdasar masalah adalah mengajukan masalah, selanjutnya berdasarkan masalah ditemukan konsep, prinsip
serta aturan-aturan. Masalah yang diajukan secara autentik ditujukan dengan mengacu pada kehidupan
riil. Para siswa seringkali mengalami kesulitan dalam menerapkan ketrampilan yang telah mereka dapatkan di
sekolah ke dalam kehidupan sehari-hari, karena ketrampilan itu lebih diajarkan dalam konteks sekolah, daripada konteks kehidupan nyata.
2 Keterkaitan dengan disiplin ilmu lain interdiciplinnary focus
Walaupun pembelajaran berdasar masalah ditujukan pada suatu bidang ilmu tertentu tetapi dalam pemecahan masalah-masalah aktual pebelajar
dapat menyelidiki dari berbagai bidang ilmu. 3 Menyelidiki masalah autentik
Model pembelajaran ini amat diperlukan untuk menyelidiki masalah autentik, mencari solusi nyata dari masalah. Para siswa menganalisis dan
merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis dan meramalkan, mengumpulkan dan menganalisis informasi, membuat acuan dan
menyimpulkan.