Inflasi Berdasarkan Asal Usulnya Tingkat Suku Bunga Kredit Komponen Yang Menentukan Bunga Kredit

Gambar 5 : Cash Push Inflation Sumber : Nopirin, 1987, Ekonomi Moneter Edisi 1, BPFE UGM, Yogyakarta, hal. 30. Bermula pada harga P1 dan QFE karena adanya kenaikan biaya produksi, kurva penawaran total akan bergeser dari AS1 menjadi AS2. Konsekuensinya harga naik menjadi P2, produksi turun menjadi Q1. Kenaikan harga selanjutnya akan menggeser kurva AS menjadi AS3. Harga naik menjadi P3 dan produksi turun menjadi QFE. Proses ini akan berhenti apabila AS tidak lagi bergeser keatas Nopirin, 1987 : 30.

2.2.3.3. Inflasi Berdasarkan Asal Usulnya

Inflasi berdasarkan asal usulnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Menurut Boediono, 1990 : 164-165 inflasi yang berasal dari dalam negeri dapat terjadi karena : a. Meningkatnya permintaan efektif dari masyarakat terhadap barang-barang di pasar, sedangkan kenaikan penawaran dari barang-barang tersebut tidak mampu mengimbangi laju permintaannya. b. Defisit anggaran belanja dibiayai dengan percetakan uang baru. c. Meningkatnya biaya produksi barang dalam negeri yang mengakibatkan naiknya harga jual. d. Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga diluar negeri atau negara-negara langganan berdagang.

2.2.3.4. Efek Inflasi

Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta output. Dibawah ini ketiganya akan dibahas suatu demi satu. a. Efek Terhadap Pendapatan Equity Effect Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan ada pula yang diuntungkan. Demikian juga orang yang menumpuk kekayaan dalam bentuk uang kas akan menderita kerugian karena adanya inflasi. Sebaliknya pihak-pihak yang mendapat keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan persentase lebih besar daripada laju inflasi. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola pembagian kekayaan masyarakat. Inflasi seolah-olah merupakan pajak bagi seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain. b. Efek Terhadap Efisiensi Efficiency Effect Inflasi dapat pula merubah pola alokasi faktor-faktor produksi, perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Hal ini akan menyebabkan kenaikan produksi barang sehingga akan merubah pola produksi itu lebih efisien. c. Efek Terhadap Output Output Effect Efek terhadap output mempertanyakan bagaimana efek inflasi terhadap produksi. Artinya apakah akan mengakibatkan kenaikan atau menurunkan output. Inflasi dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi, alasannya dalam keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga keuntungan pengusaha baik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan produksi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dengan p\output. Inflasi bisa dibarengi dengan penurunan output Nopirin, 1987 : 32- 33.

2.2.4. Pengertian Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga dapat diartikan sebagai tingkat balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang diberikan atau menjual produknya. Bunga bagi bank dapat juga diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah yang memiliki simpanan dengan harga yang harus dibayar olehnasabah kepada bank yaitu nasabah yang memperoleh pinjaman Boediono, 2001 : 45.

2.2.4.1. Tingkat Suku Bunga Kredit

Menurut Sinungan, bunga atas kredit adalah “Kontra Prestasi” atau penyerahan uang dengan demikian yang dimaksud tingkat suku bunga kredit adalah suatu jumlah ganti kerugian atau balas jasa atas penggunaan uang oleh nasabah Sinungan, 1998 : 42. Dalam penetapan suku bunga kredit kepada pemohon kredit, bank telah memperhitungkan besarnya resiko kredit Risk Cost dalam komponen suku bunga kredit tersebut. Besarnya suku bunga kredit tergantung pada pengalaman masing-masing bank. Penetapan tingkat suku kredit ini dimaksudkan untuk menyerap kerugian bank akibat kegagalan atau kerugian dalam pemberian kredit yang normal Suhardjono, 2003 : 95.

2.2.4.2. Komponen Yang Menentukan Bunga Kredit

Untuk menentukan besar kecilnya suku bunga kredit yang akan dibebankan kepada debitur. Komponen-komponen tersebut yaitu : 1. Total biaya dana cost of fund merupakan biaya untuk memperoleh simpanan setelah ditambah dengan cadangan wajib reserve requirement yang ditetapkan pemerintah. 2. Laba Yang Diinginkan Merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh oleh bank yang biasanya dalam presentase tertentu. Penentuan besarnya laba juga sangat mempengaruhi besarnya kredit. 3. Cadangan Resiko Cadangan Macet Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang diberikan, karena setiap kredit diberikan pasti mengandung suatu resiko tidak dibayar. 4. Biaya Operasi Merupakan biaya yang diperoleh, oleh bank dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya yang terdiri dari biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan dll. 5. Pajak Yaitu pajak yang dibebankan oleh pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya Kasmir, 2003 : 137.

2.2.4.3. Hubungan Tingkat Suku Bunga Kredit Dengan Kredit Modal Kerja