modal marginal, sumbu tegak menunjukkan tingkat pengembalian modal dan sumbu datar menunjukkan nilai investasi yang
dilakukan. Pada kurva MEI ditunjukkan dengan 3 titik A, B, C dimana titik A menggambarkan tingkat pengembalian modal
sebesar R dan investasi sebesar I
ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perencanaan terdapat kegiatan
investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R
atau lebih tinggi, dan untuk menunjukkan investasi tersebut yang diperlukan adalah sebanyak I
. Titik B dan C juga memberikan gambar yang sama, titik B menggambarkan wujud
kesempatan untuk menginvestasikan dengan tingkat pengembalian modal R
i
atau lebih dan modal yang diperlukan adalah I
i
, dan titik C menggambarkan untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan
tingkat pengembalian modal sebanyak R
2
atau lebih, diperlukan modal sebanyak I
2
.
2.2.1.6. Keputusan Untuk Menanam Modal
Orang akan menanam modal dalam modal fisik yang baru seperti mesin-mesin peralatan, toko dan gudang atau tidak
tergantung pada soal adakah tingkat keuntungan yang diharapkan terhadap investasi baru itu lebih besar ataukah lebih kecil dari
suku bunga yang harus dibayar terhadap dana-dana yang perlu dipinjam untuk memperoleh asset-asset ini. Sekalipun dana itu
siap untuk digunakan harus juga diambil keputusan antara alternative-alternative menggunakan dana itu untuk membeli asset
fisik yang baru atau meminjamkan dana itu ke orang lain, barang kali dengan jalan membeli saham.
Dengan investasi baru dalam modal fisik ada dua perbedaan. Pertama hasil pengembalian yang diharapkan dari
tahun ke tahun mungkin berbeda-beda sepanjang umur asset itu. Kedua, hasil pengembalian itu hanyalah berupa perkiraan menurut
terkaan terbaik pada saat diambilnya keputusan untuk menanam modal itu. Pada kenyataannya bahwa harus diadakan penyesuaian
untuk berbagai hasil pengembalian dan ketidakpastian Mc Dougall, 1982 : 132.
2.2.1.7. Peranan Modal Dalam Pembangunan
Bagi negara sedang berkembang seperti Indonesia, impor modal asing membantu mengurangi kekurangan tabungan
domestic melalui pemasukan peralatan modal dan bahan mentah. Sehingga dengan demikian dapat menaikkan laju tabungan dan
pembentukan modal. Jhingan, 1994 : 605 mengemukakan bahwa penggunaan modal asing tidak hanya mengatasi kekurangan
modal saja tetapi juga keterbelakangan teknologi. Bersamaan dengan modal uang dan modal fisik, modal
asing juga membawa serta ketrampilan teknik tenaga ahli,
pengalaman organisasi, informasi pasr teknik, teknik produksi maju dan pembaharuan keahlian baru semua ini akan dapat
mempercepat pembangunan ekonomi.
2.2.2. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto adalah suatu indicator untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu
daerah secara sektoral, sehingga dapat dilihat penyebab pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut. Selain daripad itu
Produk Domestik Regional Bruto juga alat ukur untuk menganalisa perubahan tingkat kemakmuran secara riil atas harga konstan.
Dumairy, 1997 : 38. Juga dapat disimpulkan Produk Domestik Regional Bruto
merupakan salah satu indicator makro ekonomi dimana dari total turunnya dapat diketahui pertumbuhan ekonomi struktur ekonomi
dan pendapatan perkapita suatu daerah. Anonim, 2001 : 01. Cara perhitungan Produk Domestik Regional Bruto dapat
digunakan melalui 3 pendekatan, antara lain : Menurut pendekatan produksi, Produk Domestik Regional Bruto
adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi disuatu wilayah dalam jangka waktu tertentu
satu tahun. Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 sektor atau lapangan usaha, yaitu :
Pertanian Pertambangan dan penggalian
Industri pengolahan Listrik, gas dan air bersih
Bangunan Perdagangan, hotel dan restoran
Pengangkutan dan komunikasi Jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
Jasa-jasa lain Anonim, 1993 : 3 Menurut pendekatan pengeluaran, Produk Domestik
Regional Bruto adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu :
Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung.
Konsumsi pemerintah Pembentukan modal tetap domestik bruto
Perubahan stock Ekspor netto, jangka waktu tertentu biasanya satu tahun
Anonim, 1998 : 3 Menurut pendekatan pendapatan, Produk Domestik Regional
Bruto merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi suatu wilayah
dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun. Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah,
bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam
pengertian Produk Domestik Regional Bruto, kecuali faktor pendapatan termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tidak
langsung netto. Jumlah semua komponen pendapatan ini menurut sektor tersebut disebut sebagai nilai tambah bruto sektoral. Produk
Domestik Bruto merupakan jumlah dari nilai tambah bruto seluruh sektor atau lapangan usaha Anonim, 1998 : 4.
Produk Domestik Bruto menurut atas harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku setiap tahun. Produk Domestik Bruto dapat diartikan satu-persatu, yaitu
produk, domestik dan bruto. Dinamakan produk karena yang dihitung adalah produksi barang dan jasa. Dinamakan domestik
karena batasnya adalah wilayah suatu negara, termasuk didalamnya orang-orang dan perusahaan asing. Dinamakan Bruto karena
memasukkan penyusutan. Produk Domestik Bruto adalah sebagai nilai barang-barang
dan jasa-jasa yang diproduksi didalam negara tersebut dalam satu tahun tertentu. Sukirno, 1995 : 33.
2.2.2.1. Hubungan Antara Pendapatan Nasional Dan Investasi
Perlulah disadari bahwa tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat, dan selanjutnya
pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka
keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dengan kata,
apabila pendapatan nasional bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula Sukirno, 1995 : 115.
Gambar 3 : Hubungan Antara Investasi Dan Pendapatan Nasional Tingkat Investasi
1 I
2
I
1
Y
Y
1
Pendapatan Nasional
Sumber : Sukirno Sadono, 1995, Pengantar Teori Makro Ekonomi,
LPFE-UI, Jakarta, hal. 193.
Gambar 2 menggambarkan bahwa makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi pula tingkat investasi. Pada gambar
tersebut, kenaikan pendapatan nasional dari Y menjadi Y
1
menyebabkan investasi naik dari I menjadi I
1
.
2.2.3. Pengertian Inflasi
Beberapa definisi inflasi dapat dikemukakan antara lain : a. Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara terus
menerus dan kenaikkan tersebut meluas kepada mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain
Boediono, 1982 : 155. b.
Kenaikan terus-menerus dalam tingkat harga suatu perekonomian akibat adanya kenaikan permintaan agregat.
William, 2000 : 133. c. Komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang Anonim, 2002 : 01.
d. Inflasi dimaksudkan suatu keadaan dalam mana terjadi senantiasa meningkatnya harga-harga pada umumnya atau suatu
keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang. Dari keempat definisi inflasi diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa inflasi adalah kecenderungan harga-harga pada suatu perekonomian mengalami kenaikan secara terus menerus akibat
adanya kenaikan permintaan agregat dan juga merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan pada saat ini dengan
tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
2.2.3.1. Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Seperti halnya wabah penyakit, inflasi memiliki beberapa tingkat kejadian yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi,
Samuelson dan Nordhaus 1993 : 311-312 membagi inflasi kedalam tiga kategori, yaitu :
a. Inflasi Moderat Atau Menyerap Creeping Inflasion Inflasi moderat atau menyerap adalah inflasi yang ditandai
dengan naiknya harga-harga secara lamban. Mungkin kita bisa menyebutkan inflasi satu digit per tahun kurang dari 10 per
tahun. b. Inflasi Ganas Atau Menengah Golloping Inflasion
Yaitu inflasio yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar biasanya dalam dua atau empat digit, seperti
20,100 atau 200 per tahun. Dalam kondisi ini, uang kehilangan nilainya sangat cepat, tingkat suku bunga riil dapat
menjadi minus 50 atau 100 per tahun. Sebagai konsekuensinya, masyarakat hanya memegang jumlah uang
yang minimum yang hanya diperlukan untuk transaksi harian saja
. c. Hiper Inflasi
Yaitu inflasi yang paling parah akibatnya dan sangat mematikan kehidupan perekonomian. Apabila wabah hiper
inflasi ini menyerang tidak ada segi baik perekonomian pasar, karena harga-harga meningkat jutaan atau bahkan trilliunan
persen per tahun.
2.2.3.2. Inflasi Berdasarkan Sebabnya