Patogenesis Tes tuberkulin Micobacterium tubercolosis

1. Medium agar semisintetik Medium ini mengandung garam, kofaktor, asam oleat, albumin, katalase, gliserol, glukosa, vitamin , dan malakit hijau. 2. Medium telur inspissated Medium ini mengandung garam, gliserol, dan subtansi organik komplek misalnya, telur segar atau kuning telur, tepung kentang, dan bahan-bahan lainnya dalam berbagai macam kombinasi . Malakit hijau dimasukan untuk menghambat bakteri lain. 3. Medium Kaldu Jawezt, 2008 .

2.2.4. Penularan

Micobacterium tuberculosis ditularkan dari orang ke orang melalui jalan nafas. Walaupun mungkin terjadi jalur penularan lain dan kadang-kadang terbukti, namun tidak satupun yang penting. Basilus tuberkel di sekret pernapasan membentuk nuclei droplet cairan yang dikeluarkan selama batuk, bersin, dan berbicara. Droplet keluar dalam jarak dekat dari mulut, dan sesudah itu basilus yang ada tetap berada di udara dalam waktu yang lama. Infeksi berkaitan dengan jumlah sputum yang dibatukkan, luas penyakit paru, dan frekuensi batuk. Bakteri ini rentan terhadap penyinaran ultraviolet, dan penularan infeksi di luar rumah jarang terjadi pada siang hari. Ventilasi yanhg memadai merupakan tindakan yang terpenting untuk mengurangi tingkat infeksi lingkungan Harrison, 1999 .

2.2.5. Patogenesis

Jalan masuk awal bagi basilus tuberkel ke dalam paru atau ke tempat lainnya pada individu yang sebelumnya sehat meninbulkan respon peradangan akut nonspesifik yang jarang diperhatikan dan biasanya disertai dengan sedikit atau sama sekali tanpa gejala. Basilus kemudian ditelan oleh makrofag dan diangkut ke kelenjer limfa regional. Bila penyebaran organisme tidak terjadi pada tingkat kelenjer limfe regional, lalu basilus tuberkel mencapai aliran darah dan terjadi diseminata yang luas. Kebanyakan lesi tuberkulosis diseminata menyembuh, sebagaimana lesi paru primer, walau tetap ada fokus potensial untuk reaktifasi selanjutnya Harrison, 1999 . Selama 2 hingga 8 minggu setelah infeksi primer, saat basilus terus berkembang di intraseluler, timbul hipersensitivitas penjamu yang terinfeksi. Limfosit akan menuju daerah infeksi dan menguraikan faktor kemotaktik, interleukin, dan limfokin. Sebagai responnya, monosit masuk kedaerah tersebut dan berubah menjadi makrofag kemudian melanjut menjadi histiosit yang khusus, yang akhirnya tersusun menjadi granuloma. Mikobakterium dapat bertahan dalam makrofag bertahun-tahun walaupun terjadi peningkatan lisozom dalam sel ini, namun multipikasi dan penyebarannya terbatas. Kemudian terjadi penyembuhan, sering kali dengan klasifikasi granuloma yang lambat yang akan kadang meninggalkan lesi sisa yang tampa pada foto rontsen paru. Kombinasi lesi paru perifer terklasifikasi dan kelenjer limfe hilus yang terklasifikasi dikenal sebagai komplek ghon Harrison, 1999 .

2.2.6. Tes tuberkulin

Uji kulit tuberkulin intrakutan merupakan cara handal untuk mengenali infeksi mycobacterium dini. Antigen yang dipilih adalah defirat protein tuberkulin yang dimurnikan tuberculin purified protein derivative,PPD, dan sebaiknya digunakan dosis intermedia Harrison, 1999 . Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan ke dalam kulit. Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan indurasi yang terjadi Kenyorini, 2006 . Tabel 2.1. Hasil tes mantoux Indurasi mm Interpretasi 0-5 Mantoux negatif 6-9 Hasil meragukan 10-15 Mantoux positif 15 Mantoux positif kuat Amin, 2009

2.2.7. Uji laboratorium diagnostik