Penelitian tentang TB peritoneal masih jarang dilakukan di Indonesia. Padahal Indonesia kasus TB peritoneal ini cukup banyak. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti
tertarik meneliti tentang karakteristik TB peritoneal. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan tambahan dalam mendiagnosa TB peritoneal, sehingga penderita TB peritoneal
dapat diobati dengan cepat dan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dikaji dalam karya ilmiah ini adalah
1. Bagaimana karakteristik penderita TB peritoneal di RSUP Haji Adam Malik Medan berdasarkan sosiodemografi, ada atau tidak riwayat TB paru dan kontak dengan
penderita TB, gejala dan tanda klinis, serta berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita TB peritoneal di RSUP Haji Adam Malik Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi proporsi pasien TB peritoneal di RSUP Haji Adam
Malik berdasarkan sosiodemografi umur, dan jenis kelamin. 2. Untuk mengetahui distribusi proporsi pasien TB peritoneal di RSUP Haji Adam
Malik Medan berdasarkan riwayat atau kontak dengan penderita TB. 3. Untuk mengetahui distribusi proporsi pasien TB peritoneal di RSUP Haji Adam
Malik Medan berdasarkan gejala klinis. 4. Untuk mengetahui distribusi proporsi pasien TB peritoneal di RSUP Haji Adam
Malik Medan berdasarkan pemeriksaan penunjang CT Scan, USG, Laboratorium .
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan : 1. Penelitian ini sebagai tugas akhir dalam meraih gelar sarjana dan menambah wawasan
tentang karakteristik penderita TB peritoneal bagi peneliti. 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang karakteristik penderita TB
peritoneal untuk penelitian lebih lanjut bagi mahasiswa dan menambah referensi di perpustakaan.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tentang karakteristik penderita TB peritoneal di bagian penyakit dalam RSUP Haji Adam Malik Medan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peritonium
Peritoneum merupakan membran serosa tipis yang melapisi dinding kapiti abdomen dan kapiti pelvis, serta meliputi visera abdomen dan pelvis. Peritoneum dapat dianggap
sebagai sebuah “balon” yang kedalamnya organ-organ didorong ke dalam dari luar. Peritonium terdiri atas peritoneum parietal dan peritoneum visceral. Peritoneum parietal melapisi dinding
kapitas abdomen dan kapitas pelvis, sedangkan peritoneum visceral meliputi organ-organ. Rongga potensial di antara peritoneum parietal dan visceral yang berfungsi sebagai bagian
dalam dari balon dinamakan kavitas peritonealis. Pada laki-laki kavitas peritonealis merupakan ruang tertutup, tetapi pada perempuan terdapat hubungan dengan dunia luar melalui tuba
uterine, uterus, dan vagina Snell, 2006 . Rongga peritoneum dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu peritonealis yang
merupakan ruang utama kavitas peritonealis yang terletak dari diaphragma ke bawah sampai pelvis dan bursa omentalis yang berukuran lebih kecil dan terletak di belakang lambung.
Kavitas peritonealis dan bursa omentum ini berhubungan bebas satu dengan yang lainnya melalui sebuah jendela oval yang dinamakan foramen omentale atau foramen epiploicum.
Sekret peritoneum berbentuk cairan serosa dalam jumlah kecil yang membasasi permukaan peritoneum dan memungkinkan pergerakan diantara visera Snell, 2006 .
Istilah intraperitoneal dan retroperitoneal dipergunakan utuk melukiskan hubungan berbagai organ dengan peritoneum yang meliputinya. Sebuah organ dikatakan intraperitoneal
kalau hampir seluruh organ tersebut diliputi oleh peritoneum visceral. Gaster, jejunum, ileum, dan lien merupakan contoh organ-organ intraperitoneal. Organ-organ retroperitoneal terletak
dibelakang peritoneum dan hanya sebagian diliputi oleh peritoneum visceral. Prankreas, colon asendens, dan colon desendent merupakan contoh organ retroperitoneal Snell, 2006 .