Dengan keluarnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 1998 dan disahkan pada tanggal 23 November 1998 tentang pembentukan Kabupaten
Mandailing Natal maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Mandailing Natal Ibukota Panyabungan dan
Kabupaten Tapanuli Selatan Ibukotanya Padang Sidimpuan.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Setelah memperhatikan apa yang menjadi permasalahan yang akan dikaji oleh penulis, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini serta manfaat yang
didapatkan dari hasil penelitian adalah: 1.
Untuk mengetahui latar belakang dibentuknya Pemerintahan Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 1950.
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemerintahan Daerah Tingkat II
Kabupaten Tapanuli Selatan selama periode tahun 1950-1999. 3.
Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pemerintahan Dati II Kabupaten Tapanuli Selatan selama periode tahun 1950-
1999. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan pengetahuan dan informasi yang baru dalam penelitian
pemerintahan terutama pemerintahan daerah melalui pendekatan ilmu sejarah. 2.
Sebagai suatu bahan perbandingan dalam penelitian pemerintahan yang ada di Indonesia khususnya di Sumatera Utara tentang sejauh mana suatu sistem
pemerintahan memiliki pengaruh terhadap masyarakatnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Menambah literatur kepustakaan bagi ilmu sejarah untuk penelitian
selanjutnya tentang pemerintahan. 4.
Menambah wawasan pembaca mengenai sejarah pemerintahan daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
5. Menjadi sebuah karya tulis skripsi, sebagai persyaratan untuk menjadi
Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah.
1.4. Tinjauan Pustaka
Penelitian merupakan masalah yang harus dipahami sehingga diperlukan beberapa referensi yang dapat dijadikan panduan penulisan nantinya dalam bentuk
tinjauan pustaka. Bagian ini berisi sistematis tentang hasil-hasil penelitian terdahulu dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan dan harus
direview terlebih dahulu. Di dalam proposal penelitian ini penulis menggunakan beberapa buku sebagai bahan referensi yang menimbulkan gagasan, konsep, teori,
dan mengarah pada pembentukan hipotesa, dan sumber informasi atau pendukung yang berkaitan dengan pemerintahan daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Dalam buku terbitan Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berjudul “Sumatera Utara dalam Lintasan Sejarah” Tim Peneliti menjelaskan
tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan peraturan Pemerintah Daerah Sumatera Utara dari satu periode ke periode lainnya, hubungan kausalitas dari
setiap perubahan yang terjadi dengan masyarakat daerah setempat, latar belakang historis, kondisi dan situasi sosio-kultural maupun keagamaan masyarakat setempat.
Dalam buku tersebut juga dapat dilihat gambaran umum tentang bagaimana suku-
Universitas Sumatera Utara
suku bangsa di kawasan Sumatera Utara pada masa lampau telah menerapkan demokrasi dan hak azasi manusia yang khas di Indonesia, jauh sebelum mereka
berkenalan diperkenalkan dengan demokrasi ala Barat yang dipasok oleh kolonialisme Belanda. Dalam buku tersebut didapati data tentang gambaran umum
kondisi sosial Tapanuli Selatan, juga tentang perjalanan singkat pemerintahan daerah Dati II Kab. Tapanuli Selatan pada masa tradisional dan masuknya Kolonial Belanda.
Penulisan tentang pemerintahan daerah di Indonesia belum banyak mendapat perhatian dalam penulisan sejarah. Seperti yang dikatakan oleh S. H. Sarundajang
dalam bukunya yang berjudul “Pemerintahan Daerah di Berbagai Negara” menjelaskan tentang perkembangan, kondisi dan tantangan dalam pemerintahan
daerah di berbagai negara di dunia terutama di Indonesia yang dibagi sejak zaman penjajahan hingga zaman orde baru serta prospek perkembangannya pada masa yang
akan datang. Sebelum menuliskan tentang Pemerintahan Dati II Kab. Tapanuli Selatan perlu adanya referensi tentang bagaimana pemerintahan daerah di daerah lain
sebagai bahan perbandingan. Dan bahwa pentingnya pemerintahan daerah adalah merupakan suatu konsekuensi yang logis dari adanya perbedaan etnis, bahasa, agama,
dan institusi sosial berbagai kelompok masyarakat lokal dalam suatu negara. Maka untuk itu didistribusikan fungsi pelayanan dan pengaturan umum di bidang
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan secara lokal dan sentral, agar benar-benar menjadi aspiratif yang baik untuk kepentingan nasional maupun terhadap
tuntutan heterogenitas lokal yang dimaksud.
7
7
S. H. Sarundajang, op. cit., hal. 20.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya pemerintahan daerah akan lebih memperbesar akses setiap warga negara atau masyarakat untuk berhubungan langsung dengan pemimpinnya
dan juga sebaliknya sebagai pemimpin daerah akan memperoleh kesempatan untuk mengetahui potensi sumber daya, masalah, kendala, dan kebutuhan daerahnya dan
menghilangkan mekanisme pembuatan keputusan yang kurang efisien. Bagaimana seharusnya kepala daerah di Pemerintahan Dati II Kab. Tapanuli Selatan dalam
berhubungan dengan masyarakatnya, dan apa saja pokok-pokok dalam Pemerintahan Dati II Kab. Tapanuli Selatan, untuk mengetahuinya dibutuhkan kerja sama yang baik
dari kalangan masyarakat maupun kalangan pemerintah daerah demi terwujudnya pembangunan daerah dalam menciptakan stabilitas nasional dan pemerintahan yang
terpusat, sebagaimana yang tercermin dalam UU No. 5 tahun 1974. Seperti yang tertanam dalam buku yang berjudul “Pokok-pokok Pemerintahan Daerah” 2005
yang ditulis oleh I. Widarta terbitan Pondok Edukasi. Dalam disertasi Lence Castle yang berjudul “The Political Life of A Sumatran
Residency 1915-1940 Kehidupan Politik suatu Keresidenan di Sumatera 1915- 1940” memaparkan tentang peta politik kolonial di Tapanuli, yang mencakup
deskripsi dan analisis tekanan-tekanan pemerintah kolonial terhadap masyarakat Batak, gerakan perlawanan sekte-sekte agama Batak, tanggapan umat Islam,
tanggapan umat Kristen, hubungan antara puak Toba dan Angkola-Mandailing, politik harajaon kekuasaan di Tapanuli Utara dan politik pergerakan di Tapanuli
Selatan selama periode tahun 1915 sampai 1940. Dari buku disertasi ini dapat dilihat bagaimana pemerintahan di Tapanuli Selatan sebelum tahun 1950-an.
Universitas Sumatera Utara
Hukum Pemerintahan Daerah tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan ketatanegaraan di tanah air. Apalagi dengan adanya upaya
mewujudkan otonomi daerah persoalan hukum pemerintahan daerah semakin luas, kompleks dan banyak hal yang perlu dikaji. Salah satu hal yang sangat mendasar
untuk dikaji adalah masalah hubungan kewenangan antara DPRD dengan Kepala Daerah. Bagaimana hukum pemerintahan daerah tersebut mengatur pemerintahan
daerah Tapanuli Selatan dan bagaimana tentang pola hubungan kewenangan melalui hukum-hukum perundang-undangan yang pernah dikeluarkan serta pemberlakuannya
di Tapanuli Selatan, semuanya coba disesuaikan dengan yang dideskripsikan oleh Juanda dalam bukunya yang berjudul “Hukum Pemerintahan Daerah: Pasang Surut
Hubungan Kewenangan antara DPRD dan Kepala Daerah”. R. Joeniarto dalam bukunya “Perkembangan Pemerintah Lokal” menjelaskan
tentang aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan hukum yang terkandung dalam peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang bertalian dengan struktur
organisasi pemerintah lokal, baik yang dulu pernah berlaku maupun yang sekarang masih berlaku. Yang dalam perkembangannya bisa memberikan penjelasan tentang
perjalanan pemerintahan lokal daerah di Indonesia termasuk pemerintahan daerah Dati II Kab. Tapanuli Selatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang diberlakukan.
Perkembangan Pemerintahan Dati II Kab. Tapanuli Selatan akan coba dinarasikan sesuai dengan peraturan perundang-undangn tentang pemerintahan daerah di
Indonesia sesuai dengan yang dinarasikan oleh R. Joeniarto dalam bukunya.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Metode Penelitian