BAB III PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DAERAH TINGKAT II KABUPATEN
TAPANULI SELATAN 1950-1999
3.1 Pengertian dan Hubungan Pemerintahan Daerah dengan Pemerintahan NegaraPusat
3.1.1 Pengertian Pemerintahan Daerah
Apabila wilayah suatu negara menjadi luas, tidak mungkin lagi semua urusan negara dapat diselesaikan oleh alat-alat perlengkapan yang hanya berkedudukan di
pusat pemerintahan negara. Di samping alat-alat perlengkapan yang berkedudukan di pusat pemerintahan negara, perlu adanya alat-alat perlengkapan setempat yang
disebarkan ke seluruh wilayah negara untuk menyelesaikan urusan-urusan yang terdapat di daerah. Meskipun diakui betapa pentingnya peran alat-alat perlengkapan
pusat, tidak kalah penting peranan alat-alat perlengkapan pemerintah di daerah. Karena, sebagian besar alat-alat perlengkapan negara pada umumnya berupa alat
perlengkapan pemerintah di daerah. Maka dari itu perlu adanya suatu sistem yang mengatur dan mengorganisir alat-alat perlengkapan pemerintah tersebut, baik yang di
pusat maupun yang di daerah yang disebut sistem pemerintahan pusat maupun sistem pemerintahan daerah.
Sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian, yang kait-mengait satu sama lain. Bagian atau anak cabang dari suatu sistem menjadi induk sistem dari
rangkaian selanjutnya. Begitulah seterusnya sampai pada bagian yang terkecil, rusaknya salah satu bagian akan mengganggu kestabilan sistem itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan Indonesia adalah salah satu contoh sistem pemerintahan, dan anak cabangnya adalah sistem pemerintahan daerah, kemudian seterusnya sistem
pemerintahan desakelurahan.
28
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan Daerah itu adalah suatu anak cabang dari suatu rangkaian induk yaitu pemerintahan pusat yang di
dalamnya terdiri dari rangkaian-rangkaian, cabang-cabang, alat-alat perlengkapan pemerintah ataupun organisasi-organisasi yang berfungsi untuk menyelesaikan segala
urusan-urusan yang terdapat di daerah. Kalau susunan organisasi negara tingkat Pusat mencerminkan seluruh cabang-
cabang pemerintahan dan fungsi kenegaraan pada umumnya, tidak demikian halnya dengan susunan organisasi negara tingkat Daerah. Susunan organisasi negara tingkat
Daerah terbatas hanya pada susunan penyelenggaraan pemerintahan eksekutif dan unsur-unsur peng-aturan regelen dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan.
Karena itu, organ-organ atau alat-alat perlengkapan pemerintah yang ada dalam susunan organisasi pada pemerintahan daerah hanya terbatas pada Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Pemerintah Daerah dimaksud di sini terdiri atas Kepala Daerah beserta perangkat daerah yang lain sebagai badan eksekutif
daerah, sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD sebagai badan legislatif daerah.
29
28
Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Bandung: Eresco, 1992, hal. 101.
Sebagai organ yang diberikan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kedua organ tersebut Kepala
29
Rumusan yang terdapat pada Pasal 1 huruf c jo Pasal 14 ayat 1 dan 2 UU No. 22 Tahun 1999.
Universitas Sumatera Utara
Daerah dan DPRD memiliki fungsi dan kewenangannya masing-masing di samping pada saat tertentu ada hubungannya satu sama lain.
Kepala Daerah dan DPRD yang dimaksud di atas dalam menjalankan wewenang dan kewajibannya sebagai alat perlengkapan dalam pemerintah daerah
harus sesuai dengan peraturan-peraturan atau undang-undang yang berlaku yang mengatur tentang pemerintahan daerah. Bukan sesuai dengan keinginan para
perangkat pemerintahan itu sendiri dalam melaksanakan wewenang dan kewajibannya untuk mengatur segala urusan-urusan di daerahnya. Segala sesuatu
yang perlu diubah dalam proses penyesuaian terhadap daerahnya dilakukan oleh pemerintah daerah dengan membuat sebuah Peraturan Daerah Perda dan harus
disesuaikan dengan peraturan negara atau peraturan daerah di tingkat atasnya.
3.1.2 Hubungan Pemerintahan Daerah dengan Pemerintahan NegaraPusat.
Di Indonesia pemerintahan daerah merupakan alat perlengkapan negara yang dipergunakan untuk menyelenggarakan kepentingan masyarakatnya yang terdapat di
daerah. Bahkan sebenarnya, di mata masyarakat, alat-alat perlengkapan pemerintah daerah inilah yang langsung menyelenggarakan kepentingan masyarakatnya dan
dianggap sebagai pelindung dan penyelenggara ketenteraman dan kesejahteraanya; oleh karena itu sedikit saja tingkah laku dan perbuatan alat-alat perlengkapan
pemerintah daerah yang dipandang kurang pada tempatnya, akan timbul kegelisahan pada para anggota masyarakatnya.
Alat-alat perlengkapan pemerintahan daerah ini, langsung berhubungan dengan penyelenggaraan kepentingan masyarakatnya yang selalu berkembang, lebih-
Universitas Sumatera Utara
lebih dalam zaman pembangunan seperti sekarang ini. Biasanya aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang tersedia untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah jauh
tertinggal dari perkembangan kebutuhannya, oleh karena itu menuntut banyak sekali adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan di dalam bekerjanya alat-alat perlengkapannya,
berhubungan dengan itu, pembatasan tugas, kekuasaan dan wewenang sepanjang itu masih mungkin perlu diadakan. Lain dari pada itu, pengawasan baik preventif
maupun refresif, pertanggungan jawab serta sanksi-sanksinya harus dijalankan dengan konsekuwen.
Setiap orang harus diberikan kedudukan yang sama di muka hukum dan pemerintahan dan setiap anggota alat perlengkapan pemerintah daerah wajib
menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
30
Kesadaran untuk menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan harus tumbuh dengan subur di dalam dada setiap anggota alat perlengkapan pemerintah daerah,
lebih-lebih pada pemimpin pemerintahannya. Di dalam kalbu bangsa Timur, termasuk bangsa Indonesia, tertanam ajaran piwulang, bahwa orang harus
menghormati dan setia, taat kepada: a. Guru, b. Ratu baca: “penguasa” dan c. Orang tua.
31
Negara hukum bermaksud menyelenggarakan kepentingan masyarakatnya di mana anggotanya hidup tenteram dan sejahtera. Ini hanya mungkin kalau seluruh
Oleh karena itu berat rasanya berfungsi sebagai ketiga golongan tersebut di atas, terutama para anggota alat perlengkapan negara, karena sebenarnya ia pemimpin
bangsa dalam lapangannya, sesuai dengan tugas dan pekerjaan masing-masing.
30
Pasal 27 Undang-undang Dasar 1945.
31
Soetardjo Kartohadikoesoeno, Desa, Bandung: Penertbit Sumur Bandung, 1963; Cetakan ke-2, hal. 99.
Universitas Sumatera Utara
aturan dan ketentuan hukumnya bersumber kepada keinginan rakyat. Untuk itu masyarakat rakyat harus disertakan dalam pembuatan pelaksanaan hukum, dengan
jalan demokrasi yang lazimnya ditempuh melalui cara-cara perwakilan. Penyelenggaraan pemerintah daerah harus merupakan kelanjutan dari pada
sistem konstitusi negara; oleh karena itu harus bekerja sama dengan sistem penyelenggaraan pemerintahan di bidang lain-lainnya. Sistem pemerintahan daerah
tidak boleh hanya di atas peraturannya saja, tetapi harus benar-benar dilaksanakan dalam prakteknya. Syarat pertama agar sistemnya dapat terlaksanakan dengan baik,
sistem tersebut harus benar-benar dimengerti dan dipahami oleh para pelaksananya. Dan juga perlu adanya hubungan yang erat antara para anggota pelaksana
pemerintahan pusat dan pemerintah daerah sehingga terjalin suatu rangkaian sistem yang terkoordinir dari atas sampai ke lapisan yang paling bawah. Supaya di kemudian
hari tidak akan terjadi kerusakan dalam rangkai atau dalam sistem pemerintahan tersebut.
Maka dari itu, pemerintah pusat dalam menjalin hubungan dengan pemerintah daerah atau di bawahnya membuat peraturan-peraturan yang berfungsi dalam
mengatur dan mengkordinir tugas, wewenang dan kewajiban pemerintah daerah. Pemerintah pusat juga dalam mengeluarkan peraturan-peraturannya harus disesuaikan
dengan daerah di bawahnya, dan semua itu tidak akan terlaksana tanpa kerja sama dengan pemerintah daerah itu sendiri. Dalam hal ini terjadi semacam timbal balik
hubungan yang antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah yang mana dalam suatu rangkaian pun perlu adanya hubungan timbal balik agar sistemnya berjalan
dengan lancar.
Universitas Sumatera Utara
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan hari ini Pemerintah telah banyak mengeluarkan Undang-undang dalam mengatur Pemerintahan Daerah di
Indonesia yang berlandaskan pada Pasal 18 Undang-undang Dasar 1945, berlandaskan Konstitusi RIS yang diakibatkan Agresi Militer Belanda 1 2,
kemudian menurut Undang-undang Dasar Sementara pengganti UUD 1945 setelah Agresi Militer Belanda, dan kembali berdasarkan UUD 1945 dengan Dekrit Presiden
5 Juli 1959. Undang-undang tersebut antara lain: 1.
Masa Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. a.
Undang-undang No. 1 Tahun 1945 b.
Undang-undang No. 22 Tahun 1948 2.
Masa Konstitusi Republik Indonesia Serikat a.
Undang-undang NIT No. 44 Tahun 1950 3.
Masa Undang-undang Dasar Sementara. a.
Undang-undang No. 1 Tahun 1957 4.
Masa Undang-undang Dasar 1945 sejak Dekrit 5 Juli 1959 a.
Penetapan Presiden No. 6 Tahun 1959 Disempurnakan dan Penetapan Presiden No. 5 Tahun 1950 Disempurnakan.
b. Undang-undang No. 18 Tahun 1965 dan Undang-undang No. 19 Tahun
1965. c.
Undang-undang No. 5 Tahun 1974. Dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan tentang pokok-pokok
pemerintahan daerah tersebut oleh pemerintah pusat selain untuk tetap menjaga hubungan yang baik antara pemerintah pusatnegara dengan pemerintah daerahnya,
Universitas Sumatera Utara
peraturan-peraturan tersebut juga dibuat untuk tetap mengkordinir rangkaian- rangkaian, cabang-cabang, alat-alat perlengkapan pemerintah ataupun organisasi-
organisai yang berfungsi untuk menyelesaikan segala urusan-urusan yang terdapat di daerah agar tetap berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang diharapkan kedepannya.
3.2 Pemerintahan Dati II Kab. Tapanuli Selatan tahun 1950-1957.