industri yang ada di Tapanuli Selatan baik industri kecil maupun industri besar. Penduduk lebih banyak memilih untuk menjadi Pegawai NegeriABRI sebagai
profesi jika tidak memiliki lahan pertanian. Untuk lebih mengefisienkan pelaksanaan tugas pemerintah daerah Tingkat II
Kab. Tapanuli Selatan, melalui Peraturan Perundang-undangan yang berlaku maka beberapa instansidinaskantor departemen dibagi-bagi menurut bidang masing-
masing menjadi beberapa bagian, seperti di bawah ini:
Pembagian Hubungan Kerja Dan Koordinasi Para Asisten Setdakab Dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah
39
I. Asisten Pemerintah Umum = Bagian Pemerintahan, Bagian Hukum dan Organisasi, Bagian Pemerintahan.
1. Sekretariat DPRD
2. Sekretariat KORPRI
3. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
4. Inspektorat Daerah
5. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
6. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
7. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
8. Kantor Kesatuan Polisi Pamong Praja
9. Camat
10. Kelurahan
39
Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan.
Universitas Sumatera Utara
II. Asisten Ekonomi dan Pembangunan = Bagian Ekonomi, Bagian Pembangunan.
1. Dinas Pekerjaan Umum
2. Dians Kehutanan
3. Dinas Penataan Ruang dan Pemukiman
4. Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan
5. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura
6. Dinas Pertambangan dan Energi
7. Dianas Perikanan dan Kelautan
8. Dinas Perkebunan dan Peternakan
9. Dinas Pemuda, Olahraga dan Parawisata
10. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
11. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan
12. Badan Lingkungan Hidup
III. Asisten Administrasi Umum = Bagian Umum dan Perlengkapan, Bagian Kemasyarakatan, Bagian Humas dan Protokol.
1. Dinas Kesehatan
2. Dinas Pendidikan
3. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Sosial
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
5. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
6. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa
7. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Universitas Sumatera Utara
8. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi
9. Kantor Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana 10.
Rumah Sakit Umum Daerah
STAF AHLI : -
Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik -
Sataf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan -
Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia
3.4.2 Pembagian Wilayah dan Perkembangan Pembangunan Dati II Kabupaten
Tapanuli Selatan. Dalam perkembangannya Pemerintah Dati II Kabupaten Tapanuli Selatan
terus berjalan dan berkembang dengan menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan dan perubahan yang ada tentang peraturan-peraturan yang mengatur
bagaimana seharusnya pemerintahan daerah itu. Perkembangan terus terjadi di dalam pemerintahannya begitu juga dengan daerahnya yang seiring dengan perkembangan
zaman secara pelan tapi pasti, penduduk yang semakin banyak, perekonomian yang semakin meningkat, begitu juga dengan pendidikan dan kebudayaannya.
Dalam waktu yang lama sampai kurang lebih 32 tahun kabupaten Tapanuli Selatan tetap memiliki 18 kecamatan, hingga pada tanggal 30 Nopember 1982, pada
masa Bupati KDH Hamzah Lubis, wilayah Kecamatan Padang Sidimpuan dimekarkan menjadi empat kecamatan yakni Kecamatan Padang Sidimpuan Timur,
Kecamatan Padang Sidimpuan Barat, Kecamatan Padang Sidimpuan Utara dan
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan. Nama Kecamatan Padang Sidimpuan dihapus. Banyaknya Kecamatan, luas, jumlah desa, ibu kota dan camat di Kabupaten
Tapanuli Selatan pada masa itu dapat dilihat dari tabel di bawah:
Tabel IV Jumlah Kecamatan, Luas, Desa, Ibu Kota dan Camat di Kabupaten Tapanuli
Selatan tahun 1985. No.
Kecamatan Luas Km
2
Desa Ibu Kota
Camat
1. Natal
304,01 44 Natal
Drs. Zainal Kamal P. 2.
Batang Natal 996,90
42 Muarasoma Asroi nasution, BA.
3. Kotanopan
869,20 85 Kotanopan
Drs. Zainal Aris 4.
Muarasipongi 229,30
16 Muarasipongi Sihat Siregar 5.
Panyabungan 1012,40
94 Panyabungan Drs. Syarifuddin 6.
Siabu 472,80
30 Siabu Drs. Khairul Saleh
7. Sosa
1605,85 89 Psr. Ujung
Batu Drs. M. Yakub, AS
8. Barumun
783,70 100 Sibuhuan
Drs. Bakhri 9.
Barumun Tengah 2074,15
140 Binanga Drs. Mula Warman
10. Sosopan 876,55
54 Sosopan Guntur Alan Nauli
11. Batang Angkola 994,30
115 Pintu Padang Drs. Ali Daud
12. Batang Toru 634,35
64 Batang Toru Drs. S. Hidayat Hsb
13. Sipirok 720,85
132 Sipirok Nasaruddin Nst
14. Padang Bolak 1770,45
179 Gunung tua Zulkarnaen Lbs, BA.
15. Dolok 783,80
130 Sipiongot Drs. Baleman P.
16. Saipar Dolok Hole 801,30
114 Sipangimbar Drs. Syukri Nst
17. P. Sidimpuan Barat 752,75
80 Sitinjak Batara Dalimunthe
18. P. Sidimpuan Timur 463,50
95 Pargarutan Drs. Syofyan Z. Srg
19. P. Sidimpuan
Selatan 6,60
8 Padang Sidimpuan
Hamdan, BA. 20. P. Sidimpuan Utara
7,65 12 P. Sidimpuan Syahril, BA.
Jumlah 18896,50 1623
Termasuk desa Transmigrasi
Sumber: Kantor BPS Tapanuli Selatan. Dalam UU No. 5 Tahun 1974 yang berlaku sampai saat itu disebutkan apabila
dipandang perlu, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya, dalam wilayah kabupaten dapat dibentuk “kota administratif” yang pengaturannya dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Pemerintah PP [pasal 72 ayat 4]. Selanjutnya Kecamatan Padang Sidimpuan Utara dan Padang Sidimpuan Selatan menjadi bagian dari Kota
Administratif Padang Sidimpuan yang dibentuk berdasarkan PP No. 32 Tahun 1982 tentang Pembentukan Kota Padang Sidimpuan menjadi Kota Administratif Padang
Sidimpuan, yang menjadi Wali Kota pertama adalah Drs. Haji Abdul Muis Dalimunthe yang dilantik Gubernur Kepala Daerah Tk. I Propinsi Sumatera Utara
pada tanggal 17 Pebruari 1983 dengan Kantor Administratif Padang Sidimpuan terletak di Jalan Merdeka Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan.
40
Kota administrasi bukanlah daerah otonom sebagaimana Kabupaten atau Kota. Kota administrasi tidak memiliki DPRD. Kota administrasi hanya dipimpin
oleh seorang walikota dan dibantu oleh wakil walikota yang diangkat oleh gubernur dari kalangan Pegawai Negeri Sipil. Perangkat daerah kota administrasi terdiri atas
Sekretariat Kota Administrasi, Suku Dinas, lembaga teknis lain, kecamatan, dan kelurahan. Dengan kata lain Kota Administratif itu masih berhubungan dengan
pemerintahan di atasnya dan belum mempunyai hak otonom atau hak untuk mengurus dan mengatur pemerintahannya.
Pada tanggal 16 Juli 1984 Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Selatan Hamzah Lubis digantikan oleh H. A. Rasyid Nasution, SH 1984-
1989 dan yang menjabat sebagai Sekretaris WilayahDaerah adalah Drs. Mohd. Yusuf Harahap dan pada tanggal 11 April 1985, camat-camat se-Kabupaten Tapanuli
Selatan dimutasikan.
41
40
Badan Pusat Statistik, Tapanuli Selatan dalam Angka 1984, op. cit., hal. Iv.
Dengan susunan keanggotaan Komisi-komisi DPRD Dewan
41
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Perwakilan Rakyat Daerah Tk. II Kab. Tapanuli Selatan tahun dinas 19841985 yang terdiri dari 5 komisi yang mana anggota dari komisi-komisinya merupakan berjumlah
40 orang yang terdiri dari: 1.
PPP : 13 Orang
2. Golkar
: 18 Orang 3.
PDI : 1 Orang
4. ABRI
: 6 Orang 5.
NON ABRI : 2 Orang
42
Anggota-anggota DPRD tersebut dalam Pemerintahan Dati II Kab. Tapanuli Selatan bertindak sebagai badan legislatifnya, yang mana tugasnya juga sebagai
badan yang membantu Kepala Daerah dalam menjalankan pemerintahan. Di atas juga dapat dilihat bahwa partai yang masih memegang kuasa pada masa itu adalah partai
Golkar, terbukti dari banyaknya jumlah anggota perwakilan dari partai tersebut yang duduk dalam kursi dewan.
Setelah 10 tahun lamanya sejak tahun 1982 tidak pernah terjadi pemekaran kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, maka pada tahun 1992 masa
kepemimpinan Bupati KDH Drs. Toharuddin Siregar 1989-1994 dilakukan lagi pemekaran. Berdasarkan PP No. 35 Tahun 1992, Kecamatan Natal dimekarkan
menjadi tiga kecamatan dan Kecamatan Siais dibentuk yang berasal dari sebagian Kecamatan Padang Sidimpuan Barat dengan ibukota Desa Simarpinggan. Pemekaran
Kecamatan Natal menjadi: 1.
Kecamatan Natal dengan ibukota Natal. 2.
Kecamatan Muara Batang Gadis dengan ibukota Desa Pasar-I Singkuang.
42
Lihat lampiran II.
Universitas Sumatera Utara
3. Kecamatan Batahan dengan ibukota Desa Batahan.
Kemudian pada pemerintahan Bupati KDH Drs. H. Soaloon Siregar 1994- 1999 tahun 1996 sesuai dengan PP No.1 Tahun 1996 tanggal 3 Januari 1996
dibentuk Kecamatan Halongonan dengan ibukota Hutaimbaru yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Padang Bolak.
43
Kabupaten Tapanuli Selatan sebagai kabupaten tunggal di wilayah Tapanuli Bagian Selatan berlangsung selama kurang lebih 42 tahun sampai akhirnya harus
dimekarkan. Dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998 dan disahkan pada tanggal 23 Nopember 1998 tentang pembentukan
Kabupaten Mandailing Natal, maka Kabupaten Tapanuli Selatan dimekarkan menjadi dua kabupaten yakni Kabupaten Mandailing Natal ibukota Panyabungan dengan
jumlah daerah administrasi delapan kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan ibukota Padang Sidimpuan dengan jumlah daerah administrasi 16 kecamatan.
Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Selatan yang terdiri dari wilayah
kecamatan-kecamatan sebagai berikut: a.
Kecamatan Panyabungan; b.
Kecamatan Siabu; c.
Kecamatan Kotanopan; d.
Kecamatan Muarasipongi; e.
Kecamatan Batang Natal; f.
Kecamatan Natal; g.
Kecamatan Batahan; h.
Kec. Muara Batang Gadis.
44
43
Badan Pusat Statistik, Tapanuli Selatan Dalam Angka 2012, op. cit., hal. 1.
44
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1998 Pasal 3 ayat 2.
Universitas Sumatera Utara
Setelah adanya beberapa pemekaran kecamatan dan pembagian daerah Tapanuli Bagian Selatan menjadi dua kabupaten yaitu dengan dibentuknya
Kabupaten Mandailing Natal, dengan demikian pembagian daerah administrasi Kab. Tapanuli Selatan selanjutnya terdiri dari:
Tabel V Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Tapanuli Selatan diperinci
Menurut Kecamatan tahun 1999 Kecamatan
Ibu Kota Jumlah
Total Desa
Kelurahan
Batang Angkola Pintu Padang
112 1
113 Sosopan
Sosopan 53
1 54
Barumun Sibuhuan
79 1
80 Sosa
Psr Ujung Batu 89
- 89
Barumun Tengah Psr Binanga
137 -
137 Padang Bolak
Psr Gunung Tua 135
1 136
Halongonan Hutaimbaru
44 -
44 P. Sidimpuan Timur
Pargarutan 93
- 93
P. Sidimpuan Barat Sitinjak
34 1
35 Siais
Simarpinggan 19
- 19
Batang Toru Batang Toru
64 2
66 Sipirok
Sipirok 126
5 131
Saipar Dolok Hole Sipagimbar
109 1
110 Dolok
Sipiongot 130
- 130
P. Sidimpuan Utara Padang Sidimpuan
- 12
12 P. Sidimpuan Selatan
Padang Sidimpuan -
8 8
Jumlah 1224
33 1257
Sumber: Kantor BPS Kabupaten Tapanuli Selatan Pada tanggal 7 Mei 1999 dikeluarkan kembali peraturan perundang-undangan
tentang Pemerintah Daerah yaitu Undang-undang No. 22 Tahun 1999. Undang- undang tersebut merupakan upaya terus-menerus dalam perbaikan peraturan
perundangan yang sebelumnya. Beberapa perubahan dari UU sebelumnya antara lain tentang menguatnya peran dan fungsi DPRD, serta perubahan dalam susunan
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan daerah. Juga disebutkan tentang perubahan sebutan Propinsi Daerah Tingkat I, Kabupaten Daerah Tingkat II, dan Kotamadya Daerah Tingkat II,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, berubah masing-masing menjadi Propinsi, Kabupaten, dan Kota. [pasal 121]
Pemekaran wilayah Tapanuli Selatan juga tidak cukup sampai di situ, selanjutnya tahun 1999 sesuai dengan PP No.43 Tahun 1999 tanggal 26 Mei 1999
terjadi pemekaran kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, yaitu: 1.
Kecamatan Sosopan dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Sosopan dengan ibukota Sosopan dan Kecamatan Batang Onang dengan
ibukota Pasar Matanggor. 2.
Kecamatan Padang Bolak dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Padang Bolak dengan ibukota Gunung Tua dan Kecamatan
Padang Bolak Julu dengan ibukota Batu Gana. 3.
Kecamatan Sipirok dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Sipirok dengan ibukota Sipirok dan Kecamatan Arse dengan ibukota Arse.
4. Kecamatan Dolok dimekarkan menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan
Dolok dengan ibukota Sipiongot dan Kecamatan Dolok Sigompulon dengan ibukota Pasar Simundol.
Sebenarnya pemekaran-pemekaran yang terjadi di wilayah-wilayah Tapanuli Selatan tidak hanya terhenti sampai tahun 1999 saja, tetapi masih terus dilakukan
pemekaran dan pembentukan daerah otonomi maupun daerah administrasi baru dari wilayah-wilayah Tapanuli Selatan. tetapi dari data-data yang ditemukan memang
baru dari tahun 1982 terjadi pemekaran di Tapanuli Selatan yang sudah ada sejak
Universitas Sumatera Utara
tahun 1950. Hal tersebut terjadi salah satunya disebabkan karena sejak tahun 1950 sampai tahun 1974 terlalu sering terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
tentang pemerintahan daerah. Sehingga tidak hanya Pemerintah Dati II Kab. Tapanuli Selatan saja, juga pemerintahan di daerah lain merasa bingung dalam menjalankan
setiap peraturan yang datang dan silih berganti. Baru setelah UU No. 5 Tahun 1974 dikeluarkan pemerintah daerah mulai bisa menjalankan pemerintahan yang
terkordinasi sengan pembangunan daerahnya. Terbukti sejak UU No. 5 Tahun 1974 yang notabenya sudah cukup sempurna
dan berjalan cukup lama sampai tahun 1999 berhasil membuat Pemerintah Tapanuli Selatan bisa menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada. Dengan dilakukannya
beberapa pemekaran terhadap wilayahnya merupakan bukti bahwa pemerintah Tapanuli Selatan muali bisa lebih mengembangkan daerahnya dan tidak terlalu
memikirkan tentang peraturan perundang-undangan tentang pemerintah daerah lagi yang mungkin akan diubah lagi. Hanya menjalankan sesuai dengan peraturan yang
ada dan berlaku saat itu. Kemudian seiring berjalannya waktu yang menuntut dilakukannya perubahan-
perubahan demi menyesuaikan dengan keadaan daerah-daerahnya, pemerintah pusat juga tidak terus berdiam diri saja. Pembuatan peraturan-peraturan baru tentang
pemerintahan daerah akan terus dilakukan dengan tujuan untuk mendukung pembangunan-pembangunan daerah yang terus berkembang. Begitu juga dengan
Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Selatan dengan terus berhubungan dengan pemerintah pusat harus terus menjalankan dan menyesuaikan aturan-aturan
yang ada demi terciptanya kepemimpinan yang arif dan berdampingan dengan
Universitas Sumatera Utara
masyarakatnya. Untuk mencapai pembangunan sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan mensejahterakan rakyat, maka pembangunan sarana dan prasarana seperti
perhubungan, gedung pemerintahan, kesehatan serta kualitas pemberdayaan Sumber Daya Manusia SDM yang potensial juga penting untuk lebih diutamakan.
Pembanguan-pembangunan yang telah dilakukan dalam perkembangannya salah satunya dapat dilihat dari banyaknya jumlah rumah ibadah berupa mesjid,
langgar, gereja protestankatolik dan juga kuilvihara yang ada di Tapanuli Selatan pada tahun 1999, antara lain:
Tabel VI Jumlah Rumah Ibadah menurut Jenisnya di Kab. Tapanuli Selatan diperinci
Menurut Kecamatan tahun 1999. Kecamatan
Mesjid Langgar Gereja
Protestan Gereja
Katolik Kuil
Vihara Jumlah
Batang Angkola 114
112 30
13 -
269 Sosopan
50 44
1 -
- 95
Barumun 84
204 -
- -
288 Sosa
91 1
4 -
- 96
Barumun Tengah 100
46 11
1 -
158 Padang Bolak
136 200
1 -
- 337
Halongonan 44
60 -
- -
104 P. Sidimpuan
Timur 104
38 6
2 -
150 P. Sidimpuan
Barat 93
103 20
2 -
218 Siais
72 49
8 1
- 130
Batang Toru 74
44 17
- -
135 Sipirok
111 57
22 1
- 191
Saipar Dolok Hole
64 46
22 -
- 132
Dolok 84
46 3
- -
133 P. Sidimpuan
Utara 38
41 2
- 1
82 P. Sidimpuan
32 17
14 1
- 64
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Mesjid Langgar
Gereja Protestan
Gereja Katolik
Kuil Vihara
Jumlah
Selatan
Jumlah 1291
1108 161
21 1
2582
Sumber: Departemen Agama Kabupaten Tapanuli Selatan. Kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar penduduk Tapanuli Selatan
adalah agama Islam setelah masuk menggantikan kepercayaan tradisional sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya rumah ibadah Islam berupa
Mesjid yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan. Selain pembangunan rumah-rumah ibadah pemerintah juga tidak lupa untuk mengembangkan sarana kesehatan yang ada
di Tapanuli Selatan, demi terciptanya masyarakat yang sehat jasmani, karena untuk rohani sudah tercapai dengan banyaknya rumah ibadah yang ada. Dengan tujuan
terciptanya keseimbangan antara jasmani dan rohani, dan juga untuk tetap menjaga dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan masyarakatnya.
Untuk sarana kesehatan sendiri pemerintah Tapanuli Selatan telah membangun beberapa Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di semua Kecamatannya
yang terhitung sampai tahun 1999, dan untuk Rumah Sakit yang mana fasilitas dan sarana kesehatan yang lebih memadai dibangun di kecamatan atau kota yang lebih
besar saja, sarana kesehatan tersebut dapat dilihat di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel VII Jumlah Sarana Kesehatan diperinci menurut Kecamatan tahun 1999.
Kecamatan Sarana Kesehatan
RS PUSKES
MAS PUS. PEM
BANTU BPU
BKIA POS
YANDU Batang Angkola
- 3
13 -
- 137
Sosopan -
2 4
- -
38 Barumun
- 4
8 -
- 102
Sosa -
2 18
- -
99 Barumun Tengah
- 2
9 -
- 122
Padang Bolak -
4 18
- -
167 Halongonan
- 2
3 -
- 26
P. Sidimpuan Timur -
2 14
- -
97 P. Sidimpuan Barat
- 1
10 -
- 48
Siais -
1 3
- -
20 Batang Toru
- 3
8 -
- 73
Sipirok 1
2 14
- -
71 Saipar Dolok Hole
- 2
5 -
- 54
Dolok -
2 8
- -
58 P. Sidimpuan Utara
1 1
9 4
- 27
P. Sidimpuan Selatan 3
1 9
2 -
45
Jumlah 5
34 152
6 1184
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Selatan Sedangkan dalam kemajuan dan peningkatan pendidikan di Tapanuli Selatan
terlihat dengan banyaknya lembaga-lembaga pendidikan yang berdiri seperti Taman Kanak-kanak TK, Sekolah Dasar SD, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP,
Sekolah Menengah Umum SMU, sampai ke Perguruan Tinggi yang kesemuanya untuk mendukung setiap anak yang ada di wilayah ini. Hal tersebut terbukti dari
banyaknya jumlah Mahasiswa yang ada sampai pada tahun 1999, yaitu sekitar 3.127 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa laki-laki dan perempuan.
45
45
Badan Pusat Statistik, Tapanuli Selatan Dalam Angka 1999, op. cit., hal. 55.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai faktor penting dalam keberhasilan pembangunan daerah, perhubungan memiliki peranan yang besar untuk memperlancar arus barang dan jasa,
meningkatkan mobilitas manusia, terutama membuka keterisolasian daerah-daerah produksi. Peningkatan pembangunan perhubungan di Tapanuli Selatan ditunjukkan
dengan adanya pembangunan jalan dan jembatan, sehingga banyak wilayah-wilayah kecamatan dan pedesaan yang dapat ditempuh dengan waktu yang singkat. Hal
tersebut dibuktikan dengan telah rampungnya pembangunan jalan di semua kecamatan Kabupaten Tapanuli Selatan sepanjang 2.118 km yang terdiri dari kondisi
jalan yang sudah bagus sampai dengan jalan yang masih dalam kondisi rusak yang masih belum rampung perbaikannya.
46
46
Ibid., hal. 170.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV FAKTOR-FAKTOR PERKEMBANGAN PEMERINTAHAN DAERAH
TINGKAT II KABUPATEN TAPANULI SELATAN 1950-1999
Dalam perkembangannya, Daerah Tingkat II Kabupaten Tapanuli Selatan tidak hanya menghadapi tantangan-tantangan dalam menyesuaikan peraturan-
peraturan yang ada dengan penerapannya terhadap masyarakatnya. Pemerintahnya juga terus mengeluarkan peraturan daerah dalam mengatur masyarakatnya yang tentu
saja disesuaikan dengan peraturan pemerintahan yang ada. Hal tersebut terus dilakukan dengan tujuan agar perkembangan daerahnya bisa terus berjalan sesuai
dengan yang diinginkan dan sejalan dengan perkembangan pemerintahannya juga. Perkembangan pemerintahannya memang bisa dikatakan lambat karena telah
berjalan kurang lebih 42 tahun tetapi pemekaran-pemekaran yang dilakukan yang merupakan salah satu tanda sebuah daerah telah berkembang baru bisa dilaksanakan
setelah berjalan beberapa puluh tahun. Selain tantangan-tantangan yang harus dihadapi pemerintahnya dari peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah pusat dalam
perkembangannya banyak hal-hal lainnya yang juga harus dihadapi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya.
Penyelenggaraan suatu kepemimpinan atau pemerintahan tidak bisa begitu saja dianggap gagal atau berjalan lambat. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
kenapa suatu daerah itu bisa dikatakan berjalan dengan lambat atau gagal sekalipun. Karena suatu keadaan atau kejadian tidak dapat dikatakan terjadi begitu saja tanpa
adanya hal-hal yang menyebabkannya. Begitu juga dengan perkembangan
Universitas Sumatera Utara
Pemerintahan Dati II Kab. Tapanuli Selatan yang telah berjalan begitu panjang mulai dari pemerintahan tradisional, masuknya pengaruh asing, masa setelah kemerdekaan
dan sampai ditetapkannya daerah tersebut sebagai daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya, selama itu pasti ada hal-hal yang mempengaruhi
perkembangannya. Yang bisa dikatakan sebagai hal-hal yang bisa dipertimbangkan sebagai fakor penyebab perkembangan pemerintahan Tapanuli Selatan tersebut
hingga bagaimana adanya sekarang.
4.1 Faktor Politik