x khazanah modern.
12
Dewasa ini, ketika pembangunan sedang berjalan masih banyak problematika yang masih memerlukan pemecahan. Di sana kiprah kelompok sosial
untuk menentukan perannya dalam memberikan jawaban terhadap persoalan- persoalan dasar manusia. NU sebagai kekuatan sosial keagamaan ditentukan
ketepatannya dalam ikut serta menjawab tantangan-tantangan bangsa dan diperlukan tindakan-tindakan nyata dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, penulis merasa termotivasi untuk meneliti lebih lanjut tentang wawasan bernegara Khilafah Islamiyah menurut sudut
pandang ormas Islam yang komunitasnya terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama. Penelitian tersebut penulis kemas dalam bentuk skripsi dengan judul:
“Pandangan Nahdlatul Ulama terhadap Wawasan Kebangsaan dan Khilafah Islamiyah
.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, untuk lebih memfokuskan arah penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah pada
pandangan Nahdlatul Ulama tentang wawasan kebangsaan dan khilafah Islamiyah. Berkaitan dengan pembatasan masalah di atas, perlu dirumuskan beberapa
pokok masalah sebagai berikut:
12
Marzuki Wahid dan Rumadi, Fiqh Mazhab Negara, Yogyakarta: Lkis, 2001, Cet. I, h. 138.
xi 1.
Bagaimana konsep wawasan kebangsaan dan perkembangan pemahaman Khilafah Islamiyah?
2. Bagaimana pandangan Nahdlatul Ulama dengan masalah kebangsaan khususnya
dalam menyikapi Khilafah Islamiyah?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Secara rinci sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mewujudkan wawasan kebangsaan
dan perkembangan khilafah Islamiyah. Kemudian bagaimana pandangan Nahdlatul Ulama dengan masalah wawasan kebangsaan khususnya dalam menyikapi Khilafah
Islamiyah. Selain penelitian ini memiliki tujuan, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut: 1.
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan pemahaman, khususnya menambah wacana baru seputar pandangan Nahdlatul Ulama terhadap wawasan
kebangsaan dan Khilafah Islamiyah. 2.
Secara praktisi penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan bahan diskusi.
D. Tinjauan Pustaka
xii Penulisan skripsi ini perlu adanya beberapa literatur untuk mencapai
kesempurnaan, di antaranya bersumber dari tesis dan buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi ini, yaitu :
1. “Fundamentalisme Islam Indonesia” Studi Atas Gerakan dan Pemikiran Hizbut
Tahrir Tesis, Rihlah Nur Aulia.
Dalam tesis ini, memberikan pandangan mengenai kefundamentalan Hizbut Tahrir dapat dilihat dari aspek gerakan dan pemikirannya. Adapun bila dilihat dari
aspek gerakan, yaitu: a Hizbut Tahrir Indonesia mempunyai keterkaitan dengan keagamaan yang berada di Timur Tengah. b Sebuah masa Islampartai Islam,
yang tujuan pembentukan cenderung bersifat luas dan global, yakni untuk menegakkan suatu tatanan sosial yang Islami. Sedangkan dilihat dari aspek
pemikirannya berkeyakinan bahwa, Islam adalah agama yang komprehensif dan sempurna, di dalamnya tercakup seluruh aspek kehidupan yang harus
dilaksanakan dan dijalani pada setiap umatnya, baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat, maupun dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, bagi Hizbut
Tahrir mendirikan Daulah Khilafah Islamiyah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Bagi mereka Islam tidak dapat dipisahkan dengan negara politik al-
Islam al-Din wa al-Daulah . Kesatuan agama dan politik menjadi paradigma
politik mereka terhadap konsepsi negara. 2.
“Ahlussunnah Wal-Jama’ah; Dalam Persepsi dan Tradisi NU” karya Muhammad Tholhah Hasan.
xiii Secara umum, buku ini membahas Nahdlatul Ulama sebagai organisasi
keagamaan Jam’iyah Islamiyah yang berhaluan “Ahlussunnah Wal-Jama’ah“ mempunyai ciri khas tawassuth moderat, tasamuh toleran, dan tawazun
harmoni. Organisasi NU sejak dulu mempunyai kepedulian terhadap kehidupan bangsa dan negara politik, dan partisipasinya telah diwujudkan dengan berbagai
macam manifestasi politik, sampai menjadi kekuatan moral bangsa yang ikut mempengaruhi warna politik nasional. Semua sikap, prilaku dan kiprah, serta
perannya tidak lepas dari akar dan nilai-nilai teologis yang diyakini, dan norma- norma syari’ah yang dijunjung tinggi, yakni keyakinan Ahlussunnah wal
Jama’ah, serta doktrin-doktrin dan metodologi pemahamannya. Untuk dapat memahami Ahlussunnah wal Jama’ah secara utuh, tidak mungkin hanya
menggunakan pendekatan doktrinal saja, tetapi sedikitnya menggunakan tiga pendekatan, yaitu pendekatan historis, pendekatan kultural, dan pendekatan
doktrinal.
3. “NU Studies; Pergolakan Pemikiran antara Fundamentalisme Islam dan
Fundamentalisme Neo-Liberal” Karya Ahmad Baso.
Buku ini memperkenalkan satu terobosan baru dalam pemikiran Islam di Indonesia. NU Studies, demikian terobosan itu disebut, merupakan himpunan
tradisi, pencerahan dan kritisisme, yang berakar dalam khazanah kognitif dan praksis mayoritas umat beragama di nusantara. Sebagai sebuah metodologi, NU
Studies , perpaduan antara hibrid dan tradisi ahli sunnah wal jamaah aswaja,
xiv praksis kebangsaan dan ke-Indonesia-an, dan kritik post-kolonial. NU Studies
hadir dalam konteks kampanye “perang melawan terorisme”, “benturan peradaban” dan “perang ide-ide” war of ideas yang dilancarkan imperium AS,
di satu pihak, dan dalam konteks “al-ghazw al-fikri invasi pemikiran” yang diusung kelompok gerakan Islam kanan, dan di pihak lain. Muncul tarik menarik
di antara kedua kutub ini, yaitu menjadi moderat-liberal atau menjadi Islami plesetan dari fundamentalisme dan radikalisme. Di sini agama menjadi lahan
eksploitasi dan komodifikasi. 4.
“Islam Ahlusunnah Waljama’ah di Indonesia; Sejarah Pemikiran dan Dinamika
NU” Aceng Abdul Azis Dy, dkk.
Buku ini membahas tentang munculnya Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia, telah dengan sungguh-sungguh
melibatkan seluruh elemennya dalam pengembangan pendidikan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bukti bahwa NU telah berperan dan bertanggung jawab
terhadap berlangsungnya hidup bangsa dan negara Indonesia, bahkan jauh sebelum negara ini merdeka. Ciri khas NU dalam mengembangkan paham
Ahlussunnah Waljama’ah terdapat dalam dua hal; keharusan bermazhab dan berpegang pada akidah fiqhiyah “al-muhâfadzah ala qadim al-sâlih wa al-akhdzu
bil jadîd al-aslah” menjaga kesinambungan tradisi lama yang baik, dan
mengambil tradisi baru yang lebih baik. Pentingnya bermazhab dalam mengamalkan ajaran Islam, menurut NU dikarenakan akan lebih mendekatkan
umat Islam pada kebenaran dan mudah dijangkau.
xv
E. Metode Penelitian