ELEMEN 1: KEBIJAKAN DAN KEPEMIMPINAN 1.1 Belum terdapat kebijakan SMK3LL di area kerja

153 Lampiran 2 Matriks Wawancara Terhadap Informan Utama

A. ELEMEN 1: KEBIJAKAN DAN KEPEMIMPINAN 1.1 Belum terdapat kebijakan SMK3LL di area kerja

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa kebijakan K3LL ketika itu belum atau tidak ditampilkan di area kerja? “Yaa...kalo di sistem ISO itu kan kalo ada temuan kaya gitu kan artinya kita kan menunjukkan kalo kita tuh sebagai level manajemen itu tidak komit. Manajemen site tidak komit. Buktinya apa? Ada komitmen dari top manajemen dia tidak tampilkan, gitu ” “Jadi, pada waktu itu ada, cuma kan waktu itu kan...tidak ditempel, di- bingkai.., kan gitu. Jadi posisi kebijakan itu harusnya ditempel dan dipasang bingkai, ya waktu itu posisinya ada di dalam folder, gitu” Kebijakan K3LL menjadi temuan karena manajemen site tidak mencetak dan menempelnya di area kerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen site tidak komit terhadap kebijakan K3LL PT.Z 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam menampilkan kebijakan SMK3LL di area kerja? Apakah menjadi penyebab dari tidak adanya kebijakan SMK3LL di area kerja? “Ngga ngaruh lah” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari tidak adanya kebijakan SMK3LL di area kerja 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari tidak adanya kebijakan SMK3LL di area kerja? “Ngga lah. Itu kan bentuk komitmen aja” “Ngga ngga, ngga kurang. Kan gini, proses pembentukan yang disini kemaren, seharusnya budget daripada project itu muncul sebelum ekseskusi proyek. Tapi, organisasi yang dimunculkan barengan sama project berjalan. Sehingga, anggaran itu muncul setelah proyeknya jalan, gitu. Idealnya kan membentuk organisasi dulu baru, trus Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari tidak adanya kebijakan SMK3LL di area kerja 154 masuk ke proyek kan gitu?” 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari tidak adanya kebijakan SMK3LL di area kerja? “Ngga, bukan karena itu” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab dari tidak adanya kebijakan SMK3LL di area kerja 5. Bagaimana dengan cara sosialisasi kebijakan SMK3LL ketika itu? Apakah menjadi penyebab dari tidak adanya kebijakan SMK3LL di area kerja? Karena sosialisasi kebijakan SMK3LL belum ada, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan Karena sosialisasi kebijakan SMK3LL belum ada, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan -

1.2 Rencana pelaksanaan K3LL belum disusun

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa rencana pelaksanaan K3LL ketika itu belum disusun? “He eh..belum disusun tuh dalam arti dia tidak menguasai sistem manajemen K3.Karna memang kemampuan si manager nya disana itu untuk membangun sistem sendiri itu nggak ada. Dia cuma maunya ngikutin client” “Nah..jadi, rencana K3LL itu sebenarnya ada dalam rencana yang di project. Waktu itu finding-nya kan sempet dijawab untuk rencana K3LL itu dimasukkan ke dalam project. Jadi kita gini, ada general-nya project, ada project per item project. Jadi kita PT.Z mengerjakannya di proyek X itu mengerjakan beberapa project. Jadi rencana K3LL itu dimasukkan ke dalam HSE Plan yang spesifik dalam project, gitu. Yang ditemukan itu yang general kan. Yang general itu..waktu itu sedang disusun di Jakarta, kan gitu. Nah itu..itu isinya” Rencana pelaksanaan K3LL proyek X belum disusun karena manajemen site salah memahami bahwa pembuatan rencana pelaksanaan K3LL itu semestinya dibuat secara umum general bukan per item proyek 155 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam penyusunan rencana pelaksanaan K3LL? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya rencana pelaksanaan K3LL? “Ngga” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum disusunnya rencana pelaksanaan K3LL di area kerja 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya rencana pelaksanaan K3LL? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum disusunnya rencana pelaksanaan K3LL di area kerja 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya rencana pelaksanaan K3LL? “Ngga lah” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab dari belum disusunnya rencana pelaksanaan K3LL di area kerja 5. Bagaimana dengan metode penyusunan rencana pelaksanaan K3LL di site? Karena rencana pelaksanaan K3LL belum ada, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan Karena rencana pelaksanaan K3LL belum ada, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan -

1.3 Belum mengajukan struktur organisasi P2K3 atau Safety Committee Organization di site

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa struktur organisasi P2K3 atau Safety Committee Organization di site ketika itu belum diajukan? “Iya..jadi di proyek itu belum diajukan ke Disnaker setempat karna ngga tahu prosedurnya” “Jadi proses daripada organisasi K3 waktu itu pembentukannya kan harus ada subkontraktor yang aktif, nah, pada saat muncul subkontraktor itu beberapa kali terdapat pergantian. Pada saat mau dibentuk, mau diresmikan, itu ada pergantian subkontraktor. Sehingga kita mengubah organisasinya. Pada saat perizinannya harus diajukan Struktur organisasi P2K3 belum diajukan karena kondisi di proyek X belum stabil, sehingga pengajuan struktur organisasi belum diajukan ke Disnaker setempat 156 ke Disnaker kan, jadi itu kita belum melakukan” 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam pengajuan hal tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum diajukannya P2K3 atau Safety Committee Organization di site? “Iya...kesalahan dari manajemen, kesalahan dari orang safety nya juga” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum diajukannya P2K3 atau Safety Committee Organization di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum diajukannya P2K3 atau Safety Committee Organization di site? “Ngga itu mah” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum diajukannya P2K3 atau Safety Committee Organization di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum diajukannya P2K3 atau Safety Committee Organization di site? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab dari belum diajukannya P2K3 atau Safety Committee Organization di site 5. Bagaimana dengan cara pengajuan yang dilakukan? “Belum ada dulu tuh mereka” “Karna pergantian subkon, dan yang kedua, pada saat 2014 itu kita memang baru menunjuk tim-tim untuk sebagai Safety Committee itu hanya untuk belum dapat kepercayaan gitu. Jadi baru setelah dilakukan audit internal, kita baru membuat itu. Jadi kalau, organisasi itu waktu itu memang belum berjalan normal di project nya” -

1.4 Manajemen site belum mensosialisasikan kebijakan perusahaan tentang K3LL

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa manajemen site ketika itu belum mensosialisasikan kebijakan perusahaan tentang K3LL? “Iya itu karna ngga tau mereka” “Ada..ada kebijakan nya jadi company policy nya PT.Z, itu Kebijakan perusahaan tentang K3LL menjadi temuan di 157 disampaikan kepada kawan- kawan pada saat induction, gitu” “Ya justru itu ketika temuan kemarin masalahnya tidak ditempel saat itu, sosialisasi dalam induction sudah, gitu” proyek X karena manajemen site ketika itu melakukan sosialisasi kebijakan melalui induction via verbal saja namun tidak mendokumentasikannya baik dalam bentuk gambar, daftar hadir atau materi yang disampaikan ketika induction berlangsung 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site? Apakah menjadi penyebab dari belum disosialisasikannya kebijakan perusahaan tentang K3LL? “Kalo dari jumlah pekerja sih ngga ya, tapi emang dari manager nya yang ngga tahu” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum disosialisasikannya kebijakan perusahaan tentang K3LL di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disosialisasikannya kebijakan perusahaan tentang K3LL? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum disosialisasikannya kebijakan perusahaan tentang K3LL di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disosialisasikannya kebijakan perusahaan tentang K3LL? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab dari belum disosialisasikannya kebijakan perusahaan tentang K3LL di site 5. Bagaimana dengan cara sosialisasi yang dilakukan? Karena sosialisasi kebijakan perusahaan tentang K3LL menurut IU1 belum dilakukan, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan “karna kebijakan itu kita sosialisasikan lewat induction, seperti itu” - 158

1.5 Manajemen site belum menentukan target K3LL

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa manajemen site ketika itu belum menentukan target K3LL? “Targetnya ngga dimasukin sebenernya targetnya, jadi ngga tau kalo misalnya target” “Iya..klarifikasi saja karna memang pada saat itu kita juga menyampaikan bahwa target K3 site itu sudah ada, kalau bicara masalah target K3 yang diluncurkan dari Home Office itu memang ngga ada karna memang yang harus meng- komunikasikan kan HO, harusnya. Jadi posisinya gini, pada saat itu, HO tidak mensosialisasikan hal-hal yang memang harus dilakukan HSE site. Jadi, kita mengadopsi apa yang ada di client. Dan target K3LL itu yang zero accident, fatality terus apa yang..leading indicator, lagging indicator itu harus berapa berapa..itu sudah dimasukkan” Manajemen site belum menentukan target K3LL disebabkan karena tidak tahu mengenai target-target K3 yang dimiliki oleh PT. Z. Hal itu terjadi karena pihak HO tidak mengkomunikasikan target- target tersebut ke site, sehingga manajemen site mengadopsi target-target yang dimiliki oleh client PT. ABC 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site? Apakah menjadi penyebab dari belum ditentukannya target K3LL? “Iya karna manajemen site nya ngga tau target-targetnya PT.Z” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum ditentukannya target K3LL di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum ditentukannya target K3LL? “Ngga tau kalo itu” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum ditentukannya target K3LL di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum ditentukannya target K3LL? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi 159 penyebab dari belum ditentukannya target K3LL di site 5. Bagaimana dengan cara penentuan target K3LL yang dilakukan? Karena target K3LL belum ditentukan menurut IU1, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan “Yaa..otomatis karna memang belum bisa mengadopsi apa yang ditargetkan dari HO, pada saat itu..” -

1.6 Belum melakukan evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa evaluasi dalam pemilihan subkontraktor ketika itu belum dilakukan? “Alesannya pura-pura ngga tahu” “Jadi pemilihan subkon, itu yang melakukan HO, sehingga yang datang ke site itu adalah yang sudah langsung disuruh kerja di site ” Terjadi pelemparan tanggung jawab antara HO dan site 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor? “Ya..pura-pura ngga tahu. Ngga tahu harus bayar pajak” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum dilakukannya evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor? “Ngga sih kayanya” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum dilakukannya evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor? “Ngga itu” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab dari belum dilakukannya evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor di site 5. Bagaimana dengan cara pemilihan subkontraktor ketika itu? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya evaluasi terhadap pemilihan subkontraktor? “Dia milih subkon nya ngga pake CSMS peraturan PT.Z, jadi ya ngga dievaluasi” “Jadi itu sebenarnya menjadi temuannya HO, bukan site karna itu menjadi Terjadi pelemparan tanggung jawab antara HO dan site 160 tanggungjawab nya HO. Jadi gini, site hanya menerima subkon yang sudah siap kerja itu hasil dari saringannya HO. Ketika dia dikirim kesini itu belum ada CSMS nya, maka yang menjadi tanggungjawab siapa coba? Ya HO. Artinya, temuan itu adalah dari HO, kenapa bisa mengirimkan subkontraktor yang belum di CSMS, misalnya kan gitu. Jadi itu menjadi kewenangannya HO mbak. Jadi ada pemisahan tanggungjawab disana ya”

1.7 Manajemen site belum menyusun job description untuk setiap karyawan

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa job description untuk setiap karyawan ketika itu belum disusun? “Ngga tahu dia” “Nah itu..job desc itu sebenernya sudah di- tunjukkan, di dalam HES Plan itu ada job desc setiap karyawan. Artinya jabatan ini tugasnya ini, jabatan ini tugasnya ini. Itu udah di mention di dalam HES Plan, gitu. Menurut manajemen site, job desc itu sudah disusun di dalam HSE plan proyek X, namun menurut auditor, hal itu menjadi temuan karena HSE plan yang dibuat oleh manajemen site ketika itu mengadopsi HSE plan dari PT. ABC 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya job description untuk setiap karyawan? “Mereka ngga tahu dalam bikinnya” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum disusunnya job description untuk setiap karyawan di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya job description untuk setiap karyawan? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum 161 disusunnya job description untuk setiap karyawan di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya job description untuk setiap karyawan? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum disusunnya job description untuk setiap karyawan di site 5. Bagaimana dengan cara penyusunan job description ketika itu? Karena job description belum disusun menurut IU1, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan “He eh, jadi..dari 2014 sampe sekarang di HES Plan itu ada di halaman-halaman depannya itu ada struktur organisasi kemudian disitu di dalamnya menerangkan tugas dan tanggungjawab dari yang terdapat di struktur tersebut. Dan itu harusnya bukan sebagai anomali finding itu, gitu” Job description sudah disusun di dlam HSE Plan namun mengacu kepada peraturan PT. ABC 1.8 Belum terdapat perwakilan manajemen khusus untuk melaksanakan K3LL di site No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa manajemen site ketika itu belum menunjuk perwakilan khusus untuk melaksanakan SMK3LL di site? “Ooh..dia bilangnya, kita nginduknya ke PT.ABC ” Nah..jadi gini, mas itu kan dari HO, kalo dia menyebut bahwa tidak ada yang memang ditugaskan khusus, artinya itu kewenangannya siapa? HO. Nah, maksud nya adalah pada saat itu memang koordinasi dari site dan HO itu dibangun lebih baik, ya seperti itu posisinya, bukan berarti tidak ada orang yang memang mengawasi khusus. Jadi gini, adamya didelegasikan saya kesini 162 adalah untuk melakukan hal tersebut, kan sebenarnya gitu” 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site? Apakah menjadi penyebab dari belum adanya penunjukkan manajemen khusus untuk melaksanakan K3LL di site? “Ngga tahu, karna ngga tahu” “Kalo diliat dari jumlah pekerja disana cukup. Mereka ngga ngelaksanain karna mereka merasa bahwa..yang mereka jalankan itu harus induknya ke , gitu” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum adanya penunjukkan manajemen khusus untuk melaksanakan K3LL di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum adanya penunjukkan manajemen khusus untuk melaksanakan K3LL di site? “Ngga itu mah” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum adanya penunjukkan manajemen khusus untuk melaksanakan K3LL di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum adanya penunjukkan manajemen khusus untuk melaksanakan K3LL di site? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum adanya penunjukkan manajemen khusus untuk melaksanakan K3LL di site 5. Bagaimana dengan cara penunjukkan manajemen khusus ketika itu? “Alasan mereka...iya nanti akan dibuat katanya” “Kalo bilang itu ada orang yang khusus dari manajemen, untuk mengurusi SMK3LL kan gitu, dengan posisi saya disini, itu sebagai pengawas. Pelaksana yang mengawasi berjalannya SMK3 atau tidak, sebenarnya kan seperti itu ” Penunjukkan PIC mengenai manajemen khusus tidak jelas 163 B. ELEMEN 2: KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 2.1 Belum disusunnya list peraturan K3LL yang jelas No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa list peraturan K3LL ketika itu belum disusun? “Yaa..karna itu membuktikan kalo mereka itu tidak tahu” “Sebenarnya di HES Plan yang pertama kita mengacu kepada aturan, itu kan ada di HES Plan semua” 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam menyusun list peraturan K3LL tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya list peraturan K3LL? “Ngga tahu harus..pokoknya peraturannya udah ada, yaudah jalanin aja. Apa yang PT.ABC jalanin ya jalanin gitu. Boro- boro mau tahu peraturan PT.Z, peraturan pemerintah ngga mau tahu. Kalo kata PT.ABC nungging ya nungging, gitu.” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum disusunnya list peraturan K3LL di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya list peraturan K3LL? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum disusunnya list peraturan K3LL di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya list peraturan K3LL? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum disusunnya list peraturan K3LL di site 5. Bagaimana dengan metode pelaksanannya? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya list peraturan K3LL? “Alesannya..yaa..karna belum dibuat” “Ada, ada di HSE Plan. Masalah aturan misalnya penggunaan alat pelindung diri, peraturan masalah lingkungan, itu ada di Kepmen sekian, itu kita mengacu kepada hal tersebut itu ada, ada list nya” List peraturan K3LL ada di HSE Plan tetapi mengacu kepad aperaturan PT. ABC 164

2.2 Belum disusunnya sistem update peraturan

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa sistem update peraturan ketika itu belum disusun? “Iya karna mereka belum buat” “Sistem update sebenernya kita kemaren harusnya sudah dikomunikasikan dari HO, jadi sistem apa yang berlaku di PT. Z, itu saya sampaikan di awal bahwa kita ngga mendapatkan komunikasi yang cukup pada saat permulaan project. Jadi pendokumentasian itu dilakukan kita sendiri, dan itu memang kita baru dapat sekitar tahun 2015” Sistem update belum disusun dan menjadi temuan karena manajemen site tidak tahu mengenai sistem update yang dimiliki PT. Z sehingga ia melakukan update peraturan dengan cara mereka sendiri.. Pada waktu itu hubungan antara HO dan site kurang baik sehingga pihak site tidak mendapat sosialisasi mengenai sistem update peraturan PT. Z 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam penyusunan sistem update tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya sistem update tersebut? “Ya karna mereka ngga tahu” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum disusunnya sistem update di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya sistem update tersebut? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum disusunnya sistem update di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya sistem update tersebut? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum disusunnya sistem update di site 5. Bagaimana dengan metode penyusunan sistem update tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum disusunnya sistem update tersebut? “Sistem update juga mereka buat dengan cara mereka sendiri waktu itu, ngga berdasarkan prosedur PT.Z” “Jadi ya kita membuat dokumen sendiri, penomoran sendiri yang terpisah dari PT.Z. Jadi ada beberapa dokumen seperti project, itu penomorannya itu tidak menginduk kemana-mana jadi menginduk ke nomor Sistem update peraturan tidak disusun berdasarkan prosedur PT. Z sehingga menjadi sebuah temuan 165 project yang berlaku disini, gitu”

2.3 Belum terdapat HSE Handbook

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa HSE Handbook ketika itu belum disusun? “Iya..karna waktu itu belum dibuat juga ” “HSE Handbook...itu gini, karna memang untuk memproses satu buah Handbook itu kan dibutuhkan proses yang menyesuaikan dengan project yang berlaku, jadi waktu itu ditawarkan ada juga petunjuk kerja itu yang dibuat oleh client. Jadi kita menginduk ke PT.ABC waktu itu dan yang diminta adalah dari Handbook nya PT.Z ” Manajemen site ketika itu telah membuat HSE Handbook proyek X, namun dalam pembuatannya mengacu kepada peraturan PT. ABC sehingga hal tersebut menjadi sebuah temuan 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam pembuatan HSE Handbook tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum terdapatnya HSE Handbook tersebut? “Karna ngga tahu..” “Itu yang mestinya nyusun chief nya, tapi dia ngga tahu” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum terdapatnya HSE Handbook di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum terdapatnya HSE Handbook tersebut? “Ngga ngaruh” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum terdapatnya HSE Handbook di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum terdapatnya HSE Handbook tersebut? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum terdapatnya HSE Handbook di site 5. Bagaimana dengan metode penyusunan HSE Handbook tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum terdapatnya HSE Handbook tersebut? “Kalo HSE Handbook juga sama kaya sebelumnya, mereka buat sendiri” “Jadi kita menginduk ke PT.ABC ” Terdapat kesalahan acuan peraturan dalam pembuatan HSE Handbook, yaitu mengacu 166 kepada peraturan PT. ABC

2.4 Belum dilakukannya gap analysis secara periodik

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa gap analysis ketika itu belum disusun? “Ya..sama” Maksudnya sama seperti pertanyaan sebelumnya, yaitu karna ngga tahu “Iya, jadi, karna memang gini, ada sistem PT.Z, ada sistem PT.ABC, pada saat mengkomunikasikan hal tersebut memang gap analylsis kita tidak sentuh waktu itu karna kita tidak ada keharusan melakukan opsi terhadap gap analysis, untuk di client ya, gitu” Manajemen site tidak melaksanakan gap analysis karena pada waktu itu manajemen site mengadopsi peraturan dari PT. ABC, dimana tidak ada keharusan untuk melakukan hal tersebut 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam melaksanakan gap analysis tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya gap analysis tersebut? “Karna mereka ngga tahu” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum dilakukannya gap analysis di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya gap analysis tersebut? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum dilakukannya gap analysis di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya gap analysis tersebut? “Ngga” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum dilakukannya gap analysis di site 5. Bagaimana dengan metode pelaksanaan gap analysis tersebut? Karena gap analysis belum dilaksanakan menurut IU1, jadi pertanyaan ini tidak ditanyakan “Jadi kita meng-adopt apa yang sudah ada di PT.ABC waktu itu” Terdapat kesalahan acuan peraturan dalam pembuatan gap analysis, yaitu mengacu kepada peraturan PT. ABC 167

2.5 Belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan

No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa sosialisasi terhadap peraturan perundangan ketika itu belum dilakukan? “Jadi yang mereka jalanin waktu itu cuma sosialisasi peraturan PT.ABC ” “Sosialisasi terhadap perundagan, jadi ada beberapa perundangan yang memang masuk ke dalam ininya project, yang paling dekat bersinggungan dengan karyawan itu dimasukkan ke dalam materi induction ” Manajemen site ketika itu melakukan sosialisasi peraturan hanya dengan melalui induction, namun menjadi sebuah temuan karena tidak ada bukti pelaksanannya, seperti materi induction, daftar hadir atau foto ketika induction itu berlangsung 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam melaksanakan sosialisasi tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan tersebut? “Karna mereka ngga tahu kalau harus sosialisasi peraturan PT.Z” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan tersebut? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan tersebut? “Ada itu mah” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan di site 5. Bagaimana dengan metode pelaksanaan sosialisasi peraturan perundangan yang dilakukan? Apakah menjadi penyebab dari belum dilakukannya sosialisasi terhadap peraturan perundangan tersebut? “Ya dibilangnya gitu..ya mereka ngikutin PT.ABC ” “Jadi sosialisasi paling efektif adalah dari induction mbak, gitu” Manajemen site hanya melakukan sosialisasi peraturan melalui induction dan tidak mendokumentasikannya 168 C. ELEMEN 4: MANAJEMEN SUBKONTRAKTOR 4.1 Belum berjalannya penilaian CSMS dalam pemilihan subkontraktor No. Pertanyaan IU1 IU2 Kesimpulan 1. Mengapa penilaian CSMS dalam pemilihan subkontraktor ketika itu belum berjalan? “Iya, mereka ngga ada CSMS, tapi CSHEM Contractor Safety Health and Environmental Management, sama aja sama CSMS, kalau mereka namanya CSHEM” “karna PT.ABC sendiri punya penilaian terhadap kontraktor yang dibawahnya itu yang namanya CSHEM ” Manajemen site proyek X ketika itu melakukan CSMS dengan nama yang berbeda karena mengadopsi pada peraturan PT. ABC 2. Bagaimana dengan kecukupan jumlah atau kemampuan manajemen site dalam melakukan penilaian CSMS dalam pemilihan subkontraktor tersebut? Apakah menjadi penyebab dari belum berjalannya penilaian CSMS tersebut? “Namanya itu adalah Pre- Kualiifikasi, nah kalo PT.Z punya namanya CSMS, kalo PT.ABC namanya CSHEM. Namanya Pre-Kualifikasi subkontraktor. CSMS itu nama modulnya PT.Z. Client menyeleksi subkontraktor, PT.Z menyeleksi subkontraktor, namanya Pre-Kualifikasi subkontraktor. Itu disebut dengan CSMS. Sedangkan PT.ABC untuk melakukan Pre- Kualifikasi subkontraktor dengan menggunakan CSHEM. Namanya aja beda.” “Yang untuk mengerjakan project cukup” “Cukup” untuk HSE Jumlah pekerja di site telah cukup dan tidak menjadi penyebab belum berjalannya penilaian CSMS di site 3. Bagaimana dengan anggaran dana yang tersedia di site? Apakah menjadi penyebab dari belum berjalannya penilaian CSMS tersebut? “Ngga” “Ngga ngga, ngga kurang” Anggaran dana di proyek X telah cukup dan tidak menjadi penyebab dari belum berjalannya penilaian CSMS di site 4. Bagaimana dengan ketersediaan inventaris kantor yang ada di site? Apakah menjadi penyebab dari belum berjalannya penilaian CSMS tersebut? “Ngga mba” “Sudah, sudah ada” Inventaris kantor telah tersedia di proyek X dan tidak menjadi penyebab belum berjalannya penilaian CSMS di site 5. Bagaimana cara manajemen site ketika itu dalam menyeleksi subkontraktor “Ya..tinggal ditunjuk, disuruh Jadi pada saat itu kita tidak Manajemen site langsung 169 lokal? Apakah menjadi penyebab dari belum berjalannya penilaian CSMS tersebut? berangkat, suruh kerja” melakukan, gitu. Jadi apa yang kita lakukan waktu itu meng-adopt apa yang memang client minta, gitu” menunjuk subkontraktor di site

D. ELEMEN 8: KOMUNIKASI 8.1 Belum terdapat prosedur mengenai informasi SMK3LL