15
masih sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam perusahaan dan peraturan perundang-undangan PP 50, 2012.
3. Elemen 3: Pelatihan
Elemen pelatihan termasuk ke dalam prinsip „Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
‟. Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi Mathis, 2002. Selanjutnya,
Mangkunegara 2005 menjelaskan bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan meliputi: mengidentifikasi kebutuhan pelatihan need assessment; menetapkan
tujuan dan sasaran pelatihan; menetapkan kriteria keberhasilan dan alat ukurnya; menetapkan
metode pelatihan;
mengadakan percobaan
revisi; dan
mengimplementasikan serta mengevaluasinya. Hal itu sejalan dengan Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3 yang menjelaskan bahwa jenis
pelatihan K3 yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan, dan program pelatihan ditinjau secara teratur agar tetap relevan dan efektif PP 50, 2012.
4. Elemen 4: Manajemen Subkontraktor
Elemen manajemen subkontraktor termasuk ke dalam prinsip „Perencanaan K3‟. Subkontraktor adalah siapa saja yang menyediakan suatu produk, baik produk yang
berbentuk barang jasa kepada para kontraktor ataupun pemasok Sugian, 2006. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3 menjelaskan
bahwa apabila perusahaan dikontrak untuk menyediakan pelayanan yang tunduk pada standar dan perundangan K3, maka perlu disusun prosedur untuk menjamin
bahwa pelayanan memenuhi persyaratan. Dalam Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang SMK3 menjelaskan pula bahwa catatan tinjauan kontrak perlu
16
dipelihara, didokumentasikan dan ditinjau ulang untuk menjamin bahwa pemasok dapat memenuhi persyaratan K3 bagi pelanggan PP 50, 2012.
5. Elemen 5: HSE dalam Desain, Konstruksi dan Komisioning
Elemen HSE dalam desain, konstruksi dan komisioning termasuk ke dalam prinsip „Perencanaan K3‟ yang mengatur mengenai bagaimana persiapan dari sisi aspek K3
pada saat sebelum, ketika, dan setelah melakukan pekerjaan yang meliputi analisis risiko risk assessment, pengkajian lingkungan, izin kerja, job safety hazard
analysis, lock out tag out, site clinic kesehatan kerja, serta penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun B3. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3, yang menjelaskan bahwa pengusaha atau pihak perusahaan harus menyusun rencana K3 serta upaya pengendalian bahaya
berdasarkan identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko. PP 50, 2012.
6. Elemen 6: Manajemen Perubahan