42
BAB IV ABORSI, CERAI TALAK DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM DAN
HUKUM POSITIF
A. Aborsi Dalam Pandangan Hukum Islam Dan Hukum Positif
1. Aborsi Dalam Pandangan Hukum Islam
Aborsi dalam literatur fiqih berasal dari bahasa Arab al-Ijhadh, merupakan mashdar dari ajhadha atau juga dalam istilah lain bisa disebut
isqath al-haml, keduanya mempunyai arti perempuan yang melahirkan secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Secara bahasa disebut
juga lahirnya janin karena dipaksa atau dengan sendirinya karena belum waktunya. Sedangkan makna gugurnya kandungan, menurut ahli fikih tidak
keluar dari makna bahasa, diungkapkan dengan istilah menjatuhkan isqath, membuang tharh, melempar
ilqaa’, dan melahirkan dalam keadaan mati imlaash.
1
Islam sebagai agama yang suci hanif, yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w., diturunkan Allah SWT sebagai
rahmatan lil „alamin. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan, baik
hewan, tumbuh-tumbuhan, apa lagi manusia yang menyandang gelar khalifatullah di permukaan bumi. Islam sangat mementingkan pemeliharaan
1
Maria Ulfa, “Fikih Aborsi, Wacana penguatan hak reproduksi perempuan”, Jakarta:
KOMPAS, t.t , h.22-28.
43
terhadap lima hal, yaitu jiwa, agama, akal, keturunan, dan harta. Pemeliharaan terhadap kelima hal tersebut tergolong ke dalam al-mashalih al-haqiqiyat.
2
Aborsi sendiri termasuk salah satu dari lima al-mashalih al-haqiqiyat, atau yang biasa disebut hifdzu an-Nafs pemeliharaan Jiwa. Karena aborsi
diharamkan perbuatannya dalam agama Islam. Pengguguran berarti merusak dan menghancurkan janin calon manusia yang dimuliakan Allah. Dan juga
Dikatakan bahwa membunuh sesama manusia itu sama saja dengan membunuh seluruh manusia di muka bumi ini, karena ia berhak survive dan
lahir dalam keadaan hidup, sekalipun dari hubungan tidak sah. Kenyataannya bahwa manusia merupakan makhluk yang dimuliakan Allah dapat dilihat
dalam firman-Nya yang berbunyi:
ن هانق و حبلاو بلا يف هان حو دآ ينب ان ك د لو اًيضفت ان خ ن يثك ٰى ع هان ضفو تابيطلا
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan
“ Q.s. Al-
Isra’ : 172.
Sebagaimana juga rasulullah Muhammad SAW telah bersabda dalam
2
Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan LSIK, Jakarta, Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009, h. 128
44
haditsnya:
اوبنتجا عبَّلا
تا بو لا ليق
اي لوس
هَلا ا و
َنه لاق
ِّلا هَلاب
حِّلاو لتقو
سفَنلا يتَلا
َ ح هَلا
اَل ِّحلاب
لكأو لا
يتيلا لكأو
ابِ لا يِلوَتلاو
وي فحَ لا
ف قو تانصح لا
تا فاغلا تان لا
Artinya: “Hendaklah kalianmenghindari tujuh dosa yang dapat menyebabkan kebinasaan.” Dikatakan kepada beliau, “Apakah ketujuh dosa
itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawa: Dosa menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan
haq,memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan menuduh wanita mu’minah baik-baik berbuat zina.” HR. Al-Bukhari no.
2560 dan Muslim no. 129
Dalam pembahasan pada bab II halaman 24 pada skripsi ini telah diterangkan bahwa Ulama sepakat untuk mengharamkan pengguguran
kandungan yang dilakukan pada waktu janin sudah diberi nyawa nafkh al- ruh perbuatan itu dipandang sebagai tindak pidana dalam Islam, karena
pengguguran seperti itu sama dengan pembunuhan terhadap manusia yang telah sempurna wujudnya. Sedangkan terhadap pengguguran kandungan di
mana bayi belum diberi nyawa, para ulama berbeda pendapat. Yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara lain Muhammad Ramli
w. 1596 M dalam kitabnya An Nihayah dengan alas an karena belum ada makhluk yang bernyawa. Ada pula yang memandangnya makruh, dengan