13
a. Memilih pasal-pasal yang berisi kaidah-kaidah hukum yang mengatur tentang hukum aborsi dan sebab-sebab putusnya perkawinan dalam
peraturan perundang-undangan. b. Membuat sistematik dari pasal-pasal atau kaidah-kaidah hukum tersebut
sehingga menghasilkan klasifikasi tertentu
5. Teknik Penulisan
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan dalam buku pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
Pendahuluan dalam sub bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Studi
review terdahulu, metode penelitian, teknik dan sistematika penulisan. Kedua dalam Bab ini tinjauan tentang aborsi menjelaskan tentang
pengertian Aborsi abortus macam-macam aborsi, kemudian tentang Hukum Aborsi dalam pandangan hukum Islam dan hukum positif di Indonesia dan Sebab-
sebab putusnya Perkawinan dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam KHI.
Ketiga dalam bab ini penulis menjelaskan tentang Profil Pengadilan Agama Metro kemudian tentang Histori pembentukan Pengadilan Agama Metro dan yang
14
terakhir tentang Struktur organisasi Pengadilan Agama Metro. Keempat dalam bab ini menjelaskan Analisis Aborsi bisa menjadi alasan
Putusnya suatu Perkawinan, kemudian tentang Analisis Interpretasi Hakim Terhadap Cerai Thalaq Akibat Istri Aborsi Studi Putusan Nomor 0749 Pdt .G
2011 PA.Mt dan yang terakhir Analisis Penulis. Kelima dalam bab terakhir ini adalah penutup berisikan tentang kesimpulan
dari penulis beserta saran-saran penulis dan penutup.
15
BAB II TINJAUAN TENTANG ABORSI
A. Pengertian Aborsi abortus
1. Menurut Fiqih
Aborsi dalam literatur fiqih berasal dari bahasa Arab al-Ijhadh, merupakan mashdar dari ajhadha atau juga dalam istilah lain bisa disebut
isqath al-haml, keduanya mempunyai arti perempuan yang melahirkan secara paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaannya. Secara bahasa disebut
juga lahirnya janin karena dipaksa atau dengan sendirinya karena belum waktunya. Sedangkan makna gugurnya kandungan, menurut ahli fikih tidak
keluar dari makna bahasa, diungkapkan dengan istilah menjatuhkan isqath, membuang tharh, melempar
ilqaa‟, dan melahirkan dalam keadaan mati imlaash.
1
Aborsi dalam agama Islam jelas dan terang-terangan dilarang serta diharamkan. Dikatakan bahwa membunuh sesama manusia itu sama saja
dengan membunuh seluruh manusia di muka bumi ini. Menurut Mazhab Syafi’i aborsi dalam Islam seorang wanita yang membuang janin pada saat
masa kehamilannya belum sempurna, sehingga janin tidak dapat merasakan kehidupan di dunia ini. Di dalam kitab
“Qodhayu fiqhiyyah al-Mu‟aassarah”. Para pakar undang-undang fiqih kriminal menetapkan bahwa aborsi dalam
1
Maria Ulfa, “Fikih Aborsi, Wacana penguatan hak reproduksi perempuan”, Jakarta:
KOMPAS, t.t , h.22-28.