Menurut Medis Menurut Undang-Undang

18

B. Macam-Macam Aborsi

Secara umum, Soerjano Soekanto mengemukakan beberapa istilah untuk menyebut keluarnya hasil konsepsipembuahan sebelum usia 20 minggu yang biasa disebut aborsiabortion diantaranya : 1. Abortion Criminalis, yaitu hukum pengguguran kandungan bertentangan dengan hukum; 2. Abortion Eugenic, yaitu pengguguran kandungan untuk mendapatkan keturunan baik; Abortion induced abortion provoked 3. Abortus provocatus, yaitu pengguguran kandungan disengaja; 4. Abortion Natural, yaitu pengguguran kandungan secara alamiah; 5. Abortus Spontaneus, yaitu pengguguran kandungan secara tidak disengaja; 6. Abortus Therapeutic; yaitu pengguguran kandungan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan sang ibu. 8 7. Sementara itu Djoko Prakoso mengelompokkan macam-macam aborsi lebih spesifik lagi. Menurtunya, dikenal dua macam aborsi: Aborsi spontan yang terjadi tanpa usaha dari luar, dan aborsi buatan abortus provocatus yang dilakukan karena kehamilan tidak diinginkan. Golongan kehamilan yang tidak diinginkan dirinci lebih lanjut : 1. Tidak diinginkan oleh dokter, karena kehamilan tersebut akan membahayakan jiwa si ibu. Anak yang dilahirkan kemungkinan cacat berat. Abortus buatan ini dapat dilakukan karena alasan medis dan biasa disebut sebagai abortus provocatus medicanilis. 8 Soerjono Soekanto “Kamus Sosial”, Jakarta :Raja Grafindo Persada, 1993, h.1 19 2. Tidak diinginkan oleh wanita yang bersangkutan, suaminya, atau keluarganya, karena : a. Perkosaan b. Hubungan kelamin di luar perkawinan c. Alasan-alasan lainnya : 1 Sosio Ekonomis 2 Anak sudah cukup banyak 3 Belum mampu punya anak Untuk Abortus jenis ke-2 ini, yang meminta untuk dilakukan abortus bukan dokter, melainkan wanitanya sendiri, suaminya, atau keluarganya. Abortus ini di negara kita dilarang dan dipandang sebagai perbuatan pidana atau abortus provocatus criminalis. 9

C. Aborsi Dalam Pandangan Hukum

1. Aborsi Dalam Pandangan Hukum Positif

Di Indonesia aborsi diatur dalam beberapa peraturan perundang- undangan yang terpisah, misalnya dalam KUHPidana yang menjelaskan bahwa segala macam aborsi dilarang, dengan tanpa pengecualian, sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut: Pasal 29 KUHPidana 1 Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh seorang wanita supaya diobati dengan memberitahu atau menerbitkan 9 Djoko Prakoso, “Perkembangan delik-Delik Khusus di Indonesia”, Jakarta:Aksara Persada Indonesia.1998, h. 289 – 290. 20 pengharapan bahwa oleh karena pengobatan itu dapat gugur kandungannya, dipidana dengan pidana penjara selama –lamanya empat tahun atau denda sebnyak-banyaknya empat puluh lima ribu rupiah. 2 Kalau yang salah berbuat karena mencari keuntungan, atau melakukan kejahatan itu sebagai mata pencaharian atau kebiasaan atau kalau ia seorang dokter, bidan atau juru obat, pidana dapat ditambah sepertiganya. 3 Kalau yang bersalah melakukan kejahatan itu dalam pekerjaannya, maka dapat dicabut haknya melakukan pekerjaan itu. Pasal 346 KUHPidana Wanita yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya, atau menyuruh orang lain menyebabkan itu dipidana penjara selama- lamanya empat tahun. Pasal 347 KUHPidana 1 Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungan seorang wanita tidak dengan izin wanita itu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun. 2 Jika perbuatan itu berakibat wanita itu mati, ia dapat dipidana dengan pidana selama-lamanya loma belas tahun. Pasal 349 KUHPidana 1 Bila seorang dokter, bidan atau juru obat membantu kejahatan tersebut dalam pasal 346, atau bersalah melakukan dan membantu salah satu