Jenis Novel Hakikat Novel 1. Pengertian Novel

a Tema Tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah —yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang —yang dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan “setia” mengikuti gagasan dasar umum yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga berbagai peristiwa-konflik dan pemilihan berbagai unsur intrinsik yang lain seperti penokohan, pelataran, dan penyudutpandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut. Jika dasar cerita telah ditetapkan —kerangka cerita, perwatakan para tokoh dan lain-lain pun segera dapat dibayangkan. 28 Tema ialah persoalan yang menduduki tempat utama dalam karya sastra. Tema dapat digali atau ditemukan dari keseluruhan teks yang ada pada karya sastra, baik secara tersirat maupun tersurat. b Tokoh dan Penokohan Burhan mengatakan bahwa istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. 29 Ratih juga berpendapat bahwa tokoh ialah pelaku dalam karya sastra, biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar flash character dan tokoh bulat round character. 30 Tokoh adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya sastra oleh pengarangnya untuk menjalankan sebuah cerita. Watak, perwatakan, dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi —karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan —menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita. 28 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2005, Cet. 5, h. 70. 29 Ibid., 165. 30 Ratih Mihardja, Buku Pintar Sastra Indonesia, Jakarta: Laskar Aksara, Cet. 1, h. 5. Atau seperti dikatakan oleh Jones yang dikutip oleh Burhan dalam buku Teori Pengkajian Fiksi, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. 31 Menurut ratih penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh. Ada beberapa cara menampilkan tokoh. Cara analitik, ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang. Jadi pengarang menguraikan ciri-ciri tokoh tersebut secara langsung. Cara dramatik, ialah cara menampilkan tokoh tidak langsung tetapi melalui pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. 32 Penokohan adalah adalah suatu pencitraan tokoh dalam cerita, dan ada dua cara dalam menampilkan pencitraan tersebut, yaitu analitik dan dramatik. Dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita, ada tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus-menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita, dan sebaliknya, ada tokoh -tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita, dan itu pun mungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalam tokoh utama cerita central character, main character, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan peripheral character. 33 Ada dua tokoh jika dilihat dari peranannya dalam cerita, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Dilihat dari fungsi penampilan tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Membaca sebuah novel, pembaca sering mengidentifikasi diri dengan dengan tokoh tertentu, memberikan simpati dan empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut. Tokoh yang disikapi demikian oleh pembaca disebut sebagai tokoh protagonist, dan tokoh antagonis adalah tokoh yang beroposisi dengan tokoh protagonist, secara langsung ataupun tak langsung, secara fisik ataupun batin. 34 31 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005, Cet. 5, h. 165. 32 Ratih Mihardja, Buku Pintar Sastra Indonesia, Jakarta: Laskar Aksara, Cet. 1, h. 6. 33 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005, Cet. 5, h. 176. 34 Ibid., h. 178-179. Berdasarkan perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan ke dalam tokoh sederhana simple atau flat character dan tokoh kompleks atau bulat complex atau round character. Tokoh sederhana dalam bentuknya yang asli, adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak yang tertentu saja. Sebagai tokoh manusia, ia tak diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Ia tak memiliki sifat atau tingkah laku yang dapat memberikan efek kejutan bagi pembaca. Lalu tokoh bulat, kompleks, berbeda halnya dengan tokoh sederhana, adalah tokoh yang memiliki dan diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi dan jati dirinya 35 c Alur Alur adalah tahapan rangkaian peristiwa yang dilahirkan oleh para tokoh dalam cerita yang memaparkan sebab-akibat peristiwa. Alur merupakan tulang punggung cerita. Berbeda dengan elemen-elemen lain, alur dapat membuktikan dirinya sendiri meskipun jarang diulas panjang dalam sebuah analisis. Sebuah cerita tidak akan pernah seutuhnya dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa yang mempertautkan alur, hubungan kausalitas, dan keberpengaruhannya. 36 Tahapan alur menurut Mochtar Lubis yang dikutip oleh Burhan dalam buku Teori Pengkajian Fiksi yaitu membedakan menjadi lima. Kelima tahapan itu adalah sebagai berikut. 1. Tahap Penyituasian Tahap penyituasian adalah tahap yang terutamaberisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal, dan lain-lain, yang terutama melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. 37 2. Tahap Pemunculan Konflik 35 Ibid., h. 181-183. 36 Robert Stanton, Teori Fiksi Robert Stanton, Terj. dari An Introduction to Fiction oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, Cet. 1, h. 26. 37 Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005, Cet. 5, h. 149.