memiliki sikap bertanggungjawab, sabar, dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi persoalan yang menderanya dengan menggunakan metode kualitatif
dan pendekatan objektif.
F. Pengajaran Sastra di Sekolah
Pengajaran sastra dalam pembelajaran bahasa Indonesia sangat bermanfaat, karena sastra sebagai karya seni memiliki kaidah-kaidah unik yang
seringkali sulit untuk didefinisikan. Selain itu pengajaran sastra dapat dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mengakrabkan diri
dengan sastra. Di dalam interaksi terjadi proses yang memungkinkan terjadinya pengenalan, pemahaman, penghayatan, penikmatan terhadap karya sastra, hingga
akhirnya siswa mampu menerapkan temuannya dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, siswa akan memperoleh nilai-nilai kehidupan yang sifatnya positif dan
mampu membangun cara pandangnya menjadi lebih baik. Pengajaran nilai moral di sekolah merupakan suatu hal yang penting untuk
dilakukan, dengan membaca karya sastra yang memiliki nilai moral dan mengkajinya maka akan memberikan sebuah pembelajaran moral yang baik
sekaligus menyenangkan bagi siswa. Guru dapat memberikan sebuah bacaan yang memiliki nilai moral kepada peserta didik.
Pengajaran sastra di sekolah tinggakt SMA, SMK, Madrasah Aliyah, sudah menunjukan tingkat tinggi. Siswa sudah dihadapkan dengan unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik dalam sebuah novel. Padahal untuk mengetahui unsur- unsur tersebut seorang siswa harus banyak membaca buku yang bersangkutan
dengan novel maupun mengulang novel tersebut. Hal tersebut menjadi kendala bagi siswa tingkat SMA, SMK, Madrasah Aliyah, yang terkadang malas
membaca. Pola pengajaran yang cenderung bersifat hafalan, dan bukan apresiatif. Para siswa disodorkan begitu banyak konsep, nama pengarang, dan judul buku.
Tetapi hanya sesekali siswa diwajibkan membaca langsung karya sastranya. Akibatnya, pelajaran sastra nyaris sama dengan pelajaran ilmu sosial lainnya.
48
Guru memberikan motivasi belajar dan menggunakan metode yang menarik saat pelaksanaan pembelajaran sastra yang sudah diterapkan di RPP. Dari
pembelajaran sastra menggunakan novel Bukan Pasarmalam karya Pramoedya Ananta Toer ini, siswa akan belajar bagaimana nilai moral sebagai anak manusia
yang memiliki tanggungjawab yang cukup besar terhadap seluruh keluarganya yang sedang dilanda oleh persoalan yang rumit dan mendesak, dan dapat
mengaplikasikannya dalam tindakan sehari-hari. Unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik novel terdapat dalam silabus pengajaran di SMA, berikut adalah contoh
silabus: SILABUS
Alokasi Waktu: 2 x 45 Menit
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian
Sumber Menganalisis
unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel
Novel Indonesia dan
novel terjemahan
- Unsur-unsur
intrinsik alur, tema,
penokohan, sudut
pandang, latar dan
amanat -
Unsur-unsur ekstrinsik
dalam novel -
Membaca novel
Indonesia, dan novel
terjemahan. -
Menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik.
- Membandingk
an unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel
Indonesia -
Menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik novel
- Membandingkan
unsur-unsur ekstrinsik dan
intrinsik alur, tema, penokohan,
sudut pandang, latar, bahasa, dan
amanat novel terjemahan
dengan novel Indonesia.
- Tugas
individu -
Tugas kelompok
- Ulangan
Bentuk instrumen:
- Uraian
bebas -
Pilihan ganda
- Jawaban
singkat -
Novel indonesia
- Novel
terjemahan
48
B. Rahmanto, Bahasa, Sastra, dan Budaya Indonesia, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2011, h. 118.