2.1.1. Penggunaan Lahan Land Use
Karakteristik lahan sebagai sumberdaya yang jumlahnya tetap dengan lokasinya yang tidak dapat dipindahkan, membutuhkan suatu perencanaan yang
berkaitan dengan pola pemanfaatan lahan guna memenuhi kebutuhan manusia yang beragam. Berbagai macam bentuk intervensi manusia terhadap lahan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dapat dikatakan land use atau penggunaan lahan atau tata guna lahan.
Menurut Jayadinata 1999, tata guna lahan meliputi dua unsur, yaitu: 1.
Tata guna lahan yang berarti penataan atau pengaturan penggunaan merujuk kepada sumberdaya manusia.
2. Lahan merupakan sumberdaya alam, yang berarti ruang permukaan lahan
serta lapisan batuan di bawahnya dan lapisan di atasnya, serta memerlukan dukungan berbagai unsur alam lain seperti air, iklim, hewan, vegetasi,
mineral, dan sebagainya. Pertimbangan mengenai kepentingan atas lahan di berbagai wilayah mungkin
berbeda tergantung kepada struktur sosial penduduk dan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintah dalam mengembangkan wilayah. Aturan-aturan dalam penggunaan
lahan dijalankan berdasarkan pada beberapa kategori antara lain kepuasan, kecenderungan untuk kegiatan dalam tata guna lahan, kesadaran akan tata guna lahan,
kebutuhan orientasi dan pemanfaatan atau pengaturan estetika Munir, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan hal tersebut, Chapin 1995 seperti yang dikutip oleh Jayadinata 1999 menggolongkan lahan dalam tiga kategori, yaitu:
1. Nilai keuntungan, yang dihubungkan dengan tujuan ekonomi dan yang
dapat dicapai dengan jual-beli lahan di pasaran bebas. 2.
Nilai kepentingan umum, yang dihubungkan dengan pengaturan untuk masyarakat umum dalam perbaikan kehidupan masyarakat.
3. Nilai sosial, yang merupakan hal mendasar bagi kehidupan dan dinyatakan
oleh penduduk dengan perilaku yang berhubungan dengan pelestarian, tradisi, kepercayaan dan sebagainya.
2.1.2. Konversi Lahan
Utomo, et al 1992 mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan
dari fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang membawa dampak negatif masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan tersebut.
Alih fungsi lahan dalam artian perubahan atau penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Sihaloho 2004 menjelaskan bahwa konversi lahan adalah alih fungsi lahan khususnya dari lahan pertanian ke penggunaan non pertanian atau dari lahan non
pertanian ke lahan pertanian. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Universitas Sumatera Utara
Kelurahan Mulyaharja, Sihaloho 2004 memaparkan bahwa konversi lahan dipengaruhi dua faktor utama, yakni:
i. Faktor pada makro yang meliputi pertumbuhan industri, pertumbuhan
pemukiman, pertumbuhan penduduk, intervensi pemerintah, dan ‘marginalisasi’ ekonomi atau kemiskinan ekonomi.
ii. Faktor pada mikro yang meliputi pola nafkah rumah tangga struktur
ekonomi rumah tangga, kesejahteraan rumah tangga orientasi nilai ekonomi rumah tangga dan strategi bertahan hidup rumah tangga
tindakan ekonomi rumah tangga.
2.1.3. Faktor Penyebab Konversi Lahan