pertanian pada bagian hilirnya. Lahan pertanian yang berada di bagian hilir air irigasi tidak dapat mengakses air seperti biasanya sehingga lahan pertanian menjadi
kesulitan air dan kering. Lahan pertanian yang pada awalnya ditanami padi kemudian diganti dengan komoditi sayur-sayuran seperti buncis, jagung, dan wortel.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa petani yang telah mengalihfungsikan lahan pertaniannya menjdi lahan perkebunan diakui bahwa
dengan hilangnya akses terhadap akses terhadap air irigasi telah menyebabkan petani kesulitan dalam melakukan usahatani padi maupun tegalan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya konversi lahan pertanian yang terkonversi juga telah menghilangkan manfaat pada lahan pertanian di sekitar kawasan pertanian yang
terkonversi terutama pada lahan pertanian di bagian hilir aliran irigasi. Dampak lingkungan yang terjadi sebagai akibat konversi lahan dianalisis
dengan menggunakan analisis perubahan penerimaan yang diperoleh petani antara penerimaan usahatani yang dilakukan sebelum konversi lahan dengan usahatani
tegalan setelah terjadinya konversi lahan. Selisih pendapatan yang diperoleh petani ketika melakukan usahatani padi dan tegalan merupakan kerugian atau keuntungan
yang ditanggung oleh petani sebagai dampak adanya konversi lahan. Selisih penerimaan petani yang hilang dihitung bagian penerimaan yang hilang.
4.9.2. Produksi Padi yang Hilang
Universitas Sumatera Utara
Padi merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa komoditas ini mampu mempengaruhi politik maupun
ekonomi bangsa. Pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi bentuk lainnya merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam sector pertanian menjadi bentuk
lainnya merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam sector pertanian pada saat sekarang ini. Konversi lahan pertanian akan menyebabkan hilangnya kesempatan
lahan pertanian tersebut untuk memproduksi pangan sebagai komoditas utama yang dihasilkan dari lahan pertanian sawah. Setelah lahan pertanian dikonversi hampir
tidak mungkin lahan tersebut dapat kembali lagi menjadi lahan pertanian. Hilangnya produksi padi dari lahan yang terkonversi dan lahan pertanian yang
terganggu aliran air irigasinya pada penelitian yang telah dilaksanakan dihitung dengan menggunakan estimasi dari jumlah produksi padi pada lahan pertanian yang
masih berada di sekitar perumahan. Perhitungan ini menggunakan asumsi bahwa tingkat kesuburan lahan dan usahatani pada lahan pertanian di sekitar kawasan
perumahan tersebut. Asumsi tingkat kesuburan antara lahan yang dikonversi dan lahan pertanian di sekitar kawasan perumahan dijelaskan melalui tingkat produkifitas
lahan. Produktivitas lahan merupakan perbandingan antara jumlah produksi padi
kg yang mampu dihasilkan dalam setahun dibandingkan dengan luasan lahan yang digunakan untuk memproduksi padi tersebut
. Nilai produktifitas lahan pertanian yang berada di sekitar kawasan perumahan diperoleh dengan menghitung
Universitas Sumatera Utara
produktifitas rata-rata dari seluruh responden petani. Produktifitas rata-rata responden diperoleh dari penjumlahan nilai produktifitas responden dibandingkan dengan
jumlah responden. Hasil perhitungan produktifitas lahan kg per per tahun dari
lahan pertanian di sekitar perumahan diperoleh rata-rata produktifitas lahan sebesar 1,10 kg per
per tahun. Nilai ini menunjukkan bahwa dengan luas lahan sebesar 100
akan dihasilkan padi sebanyak 110 kg dalam setahun. Pengolahan padi menjadi beras dilakukan dengan digiling di mesin
penggilingan padi. Pengolahan padi menjadi beras berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik penggilingan padi rata-rata 100 kg padi yang digiling akan
menghasilkan sekitar 65 kg beras. Nilai ini mengindikasikan bahwa nilai rendemen dari padi yang dihasilkan dari lahan pertanian adalah 65.
Berdasarkan nilai rendemen tersebut maka beras yang hilang sebagai implikasi dari pembangunan perumahan adalah sebanyak 269,36 ton. Konsumsi beras
per kapita masyarakat Indonesia berdasarkan asumsi yang digunakan oleh pusat penelitian dan pengembangan tanaman pangan pada tahun 2008 adalah sebesar 137
kg per kapita. Produksi beras yang hilang sebagai dampak dari adanya konverssi lahan akan mampu mencukupi kebutuhan sekitar 1.966 orang dalam waktu satu
tahun. Implikasi lain dari hilangnya produksi beras yang mampu dihasilkan adalah Pemerintah Kota Padangsidimpuan harus menambah jumlah permintaan berasnya
kepada daerah penghasil beras seperti Sipirok dan Angkola.
Universitas Sumatera Utara
4.10. Pembahasan