6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. NYERI 1.1 Definisi Nyeri
Menurut The Interntional Association for the Study of Pain 1979, dalam Potter Perry, 2005, nyeri didefinisikan sebagai perasaan sensori dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial yan menyebabkan kerusakan jaringan.
Kozier Erb 1983 mendefinisikan nyeri sebagai sensasi ketidaknyamanann yang dimanifestasikan sebagai penderitaan yang
diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman dan fantasi luka. Nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional yang penatalaksanaannya
tidak hanya pada pengelolaan fisik semata, namun penting juga untuk melakukan manipulasi tindakan psikologis untuk mengatasi nyeri Tamsuri,
2012.
1.2 Klasifikasi Nyeri
1.2.1 Nyeri Berdasarkan Tempatnya
a. Peripheral Pain
Peripheral pain adalah nyeri yang terasa pada permukaan tubuh. Nyeri ini termasuk nyeri pada kulit dan permukaan kulit. Stimulus yang
efektif untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat berupa rangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Apabila hanya kulit yang terlibat, nyeri sering
6
Universitas Sumatera Utara
7
dirasakan sebagai menyengat, tajam, meringis, atau seperti terbakar Price Wilson, 2002.
b. Deep Pain
Deep pain adalah yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam nyeri somatik atau pada organ tubuh visceal nyeri visceral. Nyeri somatis
mengacu pada nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang, sendi, dan arteri. Struktur-struktur ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri
sehingga lokalisasi nyeri sering tidak jelas Price Wilson, 2002. Demikian juga pada nyeri visceral, lokalisasinya tidak dapat ditentukan.
Nyeri visceral ini meliputi apendisitis akut, cholecysitis, penyakit kardiovaskuler,
dan gagal ginjal Luckmann Sorensen’s, 1987. c.
Reffered Pain Reffered pain adalah nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organstruktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan dari daerah asal nyeri. Misalnya, nyeri pada lengan kiri
atau rahang berkaitan dengan iskemia jantung atau serangan jantung Brunner Suddarth, 2001.
d. Central Pain
Central pain adalah nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus, dan lain-lain
Luckmann Sorensen’s, 1987.
Universitas Sumatera Utara
8
1.2.2 Nyeri Berdasarkan Sifatnya
Nyeri diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menurut Asmadi 2009 meliputi:
a. Incidental Pain
Incidental pain adalah nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
b. Steady Pain
Steady pain adalah nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama. Tingkatan nyeri yang konstan pada obstruksi dan
distensi. c.
Paroxymal Pain Paroxymal pain adalah nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya menetap ±10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.
1.2.3 Nyeri Berdasarkan Awitan
Nyeri berdasarkan awitan waktu serangan menurut Prasetyo 2010 diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a. Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang
bervariatif ringan sampai berat dan berlangsung untuk waktu singkat. Nyeri akut berdurasi singkat kurang dari 6 bulan, memiliki onset yang
tiba-tiba, dan terlokalisir. Nyeri akut biasanya diakibatkan oleh trauma,
Universitas Sumatera Utara
9
bedah, atau inflamasi. Nyeri akut terkadang disertai oleh aktivasi sistem saraf simpatis yang akan memperlihatkan gejala-gejala seperti: peningkatan
tekanan darah, peningkatan respirasi, peningkatan denyut jantung, diaphoresis dan dilatasi pupil. Klien yang mengalami nyeri akut akan
memperlihatkan respon emosi dan perilaku seperti menangis, mengerang kesakitan, mengerutkan wajah atau menyeringai serta akan melaporkan
secara verbal adanya ketidaknyamanan berkaitan dengan nyeri yang dirasakan.
b. Nyeri Kronik
Nyeri kronik berlangsung lebih lama daripada nyeri akut, intensitasnya bervariasi ringan sampai berat dan biasanya berlangsung
lebih dari 6 bulan. Nyeri kronis dibagi menjadi dua yaitu nyeri kronik malignan dan nyeri kronik non-malignan. Nyeri kronik malignan dapat
dirasakan oleh klien hampir setiap harinya dalam suatu periode yang panjang beberapa bulan atau bahkan tahun, akan tetapi juga mempunyai
probabilitas yang tinggi untuk berakhir. Pada kasus tertentu, nyeri berakhir dengan berakhirnya kehidupan klien seperti pada kasus klien dengan kanker
stadium terminal. Nyeri kronik non-malignan adalah nyeri yang dirasakan selama lebih dari 6 bulan dengan intensitas ringan sampai berat. Contoh
nyeri kronik non-malignan seperti low back pain, rheumatoid arthritis, ankylosing spondilitis, nyeri phantom dan myofascial pain syndrom. Klien
yang mengalami nyeri kronis memperlihatkan keputusasaan, depresi, mudah tersinggung marah dan menarik diri, kelesuan, kelemahan, keterbatasan
Universitas Sumatera Utara
10
gerak, penurunan libido dan melaporkan adanya nyeri ketika dikaji ditanyakan.
1.2.4 Nyeri Berdasarkan Ringan Beratnya
Nyeri berdasarkan ringan beratnya menurut Asmadi 2009 diklasifikasikan menjadi 3, antara lain:
a. Nyeri Ringan
Nyeri ringan adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang rendah. Pada nyeri ringan biasanya pasien secara obyektif dapat berkomunikasi
dengan baik. b.
Nyeri Sedang Nyeri sedang adalah nyeri yang timbul dengan intensitas sedang dan
menimbulkan reaksi. Pada nyeri sedang secara obyektif pasien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan
lokasi nyeri
dan dapat
mendeskripsikannya serta dapat mengikuti perintah dengan baik. c.
Nyeri Berat Nyeri berat adalah nyeri yang timbul dengan intensitas yang berat.
Pada nyeri berat secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih berespon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi
nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi.
1.3 Fisiologi Nyeri