digunakan  oleh  Dunia  Usaha  dan  Dunia  Industri  DUDI  serta
peningkatan kemampuan dan jumlah pengajar SMK. 3.
Relevansi SMK dengan kebutuhan Dunia Usaha Dunia dan Dunia  Industri
DUDI.  Pengembangan  SMK  dengan  perspektif  lokal,  dimana  SMK yang  dikembangkan  dan  dibangun  adalah  sesuai  dengan  permintaan
terhadap bidang keahlian di wilayah yang bersangkutan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1.  Pendidikan  kepala  keluarga  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap investasi  pendidikan,  artinya  semakin  tinggi  tingkat  pendidikan  kepala
keluarga, maka semakin besar pula investasi pendidikan bagi putra-putrinya. 2.
Pendapatan  keluarga berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  investasi
pendidikan bagi anak. Semakin tinggi pendapatan keluarga, semakin besar pula investasi pendidikan bagi putra-putrinya disebabkan semakin mampu keluarga
tersebut untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. 3.  Jumlah tanggungan keluarga dalam penelitian ini berpengaruh negatif, artinya
semakin  banyak  jumlah  tanggungan  keluarga,  maka  semakin  kecil  investasi pendidikan. Namun  ternyata jumlah tanggungan keluarga dalam penelitian ini
tidak signifikan pengaruhnya terhadap investasi pendidikan bagi anak. Hal ini disebabkan mayoritas kepala keluarga dalam penelitian ini  38,82  memiliki
tanggungan  keluarga  dalam  kategori  sedikit  yaitu  3  orang,  dan  biaya  sekolah untuk  anak  yang  masih  SD  atau  SMP  gratis  dengan  adanya  Bantuan
Operasional  Sekolah  BOS.  Penyebab  lainnya  adalah  adanya  program Bantuan  Siswa  Miskin  BSM  yang  bersifat  bantuan  langsung  kepada  siswa
dan  bukan  merupakan  beasiswa,  karena  berdasarkan  kondisi  ekonomi  siswa dan bukan berdasarkan prestasi.
4. Perbedaan jenis kelamin anak tidak
berpengaruh signifikan terhadap besarnya investasi  pendidikan.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  kesadaran  akan  pentingnya
pendidikan  bagi  anak  perempuan  sudah  cukup  baik,  terbukti  dari  hasil penelitian  ini  bahwa  investasi  pendidikan  bagi  anak  perempuan  tidak  berbeda
dengan investasi pendidikan bagi anak laki-laki. 5.  Pemilihan  jenis  sekolah  berpengaruh  positif  dan  signifikan  terhadap  investasi
pendidikan  bagi  anak.  Hal  ini  berarti  bahwa  anak  yang  bersekolah  di  SMK,
investasi pendidikannya lebih tinggi dibanding dengan anak yang bersekolah di SMA.
6.  Investasi  pendidikan  di  SMA  diarahkan  kepada  peningkatan  sarana  prasarana pembelajaran  berupa  buku,  bahan  dan  alat  praktikum  yang  tujuannya
mempertinggi kompetensi siswa sehingga lebih siap melanjutkan ke perguruan tinggi.  Sedangkan  investasi  pendidikan  di  SMK  diarahkan  kepada  perbaikan
infrastruktur, peralatan pendukung seiring perkembangan teknologi  informasi, meningkatkan  kerjasama  dengan  Dunia  Usaha  dan  Dunia  Industri  DUDI
sehingga siswa lebih siap bekerja atau berwirausaha.
5.2. Saran
1.  Karena  adanya  pengaruh  antara  kondisi  sosial  ekonomi  keluarga  dengan investasi  pendidikan  anak,  maka  bagi  orang  tua  yang  kondisi  sosial
ekonominya  kurang  mampu  dalam  hal  ini  tingkat  pendapatannya  rendah seyogyanya  berusaha  untuk  meningkatkan  pendapatannya,  misalnya  dengan
mencari  pekerjaan  sampingan  sehingga  pendapatannya  bertambah  agar pemenuhan  kebutuhan  pendidikan  putra-putrinya  dapat  tercukupi  sehingga
dapat membekali anak dengan pendidikan yang memadai. 2.  Sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa kurang mampu atas pengalokasian
dana  BOS  SMA,  sekolah  dapat  mengambil  kebijakan  untuk  untuk membebaskan fee waive danatau membantu discount fee siswa miskin dari
kewajiban  membayar  iuran  sekolah.  Jumlah  siswa  yang  dibebaskan sepenuhnya  atau  mendapat  keringanan  biaya  pendidikan  menjadi  kebijakan
sekolah dengan mempertimbangkan faktor jumlah siswa miskin yang ada, dana yang  diterima  dan  besarnya  biaya  sekolah.  Dalam  hal  ini  sekolah  dapat
menerapkan bantuan dengan persentase yang besarannya bervariasi,  misalnya untuk membebaskan iuran sekolah diskon 100  fee waive bagi siswa yang
kondisi  sosial  ekonominya  tidak  mampu,  kemudian  memberikan  keringanan iuran  sekolah  sebesar  75,  50  ,  dan  25  sesuai  kondisi  sosial  ekonomi
keluarga siswa.