Uji Asumsi Klasik HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test di atas diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.123. Karena nilai 0.123 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Pengujian normalitas juga dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot. Hasil pengujian Grafik Normal P-Plot dengan program IBM SPSS 20.0 terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.5. Normal P-Plot Dari grafik Normal P-Plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal maka hal ini dapat disimpulkan bahwa residual data memiliki distribusi normal, atau data memenuhi asumsi klasik normalitas.

4.6.1.2. Uji Multikolinearitas Sebelum Transformasi Data

Pengujian terhadap asumsi klasik multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Uji asumsi klasik multikolinearitas hanya dapat dilakukan jika terdapat lebih dari satu variabel independen dalam model regresi. Cara yang umum digunakan oleh peneliti untuk mendeteksi ada tidaknya problem multikolinearitas pada model regresi adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Nilai yang direkomendasikan untuk menunjukkan tidak adanya problem multikolinearitas adalah nilai Tolerance harus 0.10 dan nilai VIF 10. Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini : Tabel 4.38. Ringkasan Hasil Pengujian Multikolinieritas Dengan Menggunakan Variance Inflation Factor VIF Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Pendidikan .429 2.328 Pendapatan .473 2.113 Tanggungan .720 1.390 Sekolah .762 1.312 Gender .978 1.022 a. Dependent Variable : Investasi Tabel 4.38. memperlihatkan bahwa hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas Sebelum Transformasi Data

Pengujian terhadap asumsi klasik heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah variance dari residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda ataukah tetap. Jika variance dari residual data sama disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang kita inginkan adalah yang homokedastisitas atau yang tidak terjadi problem heteroskedastisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Grafik Scatterplot dan uji statistic Glejser. Hasil pengujian Grafik Scatterplot dengan program IBM SPSS 20.0 terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.6. Scatterplot Dari grafik scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik-titik tidak menyebar secara acak dan cenderung berkumpul pada satu tempat. Hal ini mengindikasikan bahwa pada data penelitian terjadi problem heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas juga dilakukan dengan Uji Statistik Glejser. Hasil pengujian Statistik Glejser dengan program IBM SPSS 20.0 terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.39. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 12899.602 351515.752 .037 .971 Pendidikan 71330.706 73856.560 .132 .966 .337 Pendapatan .013 .004 .465 3.560 .001 Tanggungan -15224.767 66349.891 -.024 -.229 .819 Sekolah -75828.772 139565.935 -.056 -.543 .588 Gender 168116.339 120694.307 .127 1.393 .168 a. Dependent Variable: Glejser Dari hasil uji Glejser di atas diperoleh nilai signifikansi untuk variabel Pendapatan 0.001. Oleh karena nilai signifikansi Pendapatan 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa pada data penelitian terdapat problem heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser ini konsisten dengan hasil uji Scatterplot sebelumnya.

4.6.1.4. Uji Autokorelasi Sebelum Transformasi Data

Pengujian terhadap asumsi klasik autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada data observasi satu pengamatan ke pengamatan lainnya dalam model regresi linear. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi korelasi. Pada penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik Durbin-Watson. Untuk uji Durbin- Watson peneliti akan membandingkan hasil DW statistik dan DW tabel. Jika DW statistik DW tabel, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem autokorelasi. Hasil pengujian Durbin-Watson dengan program IBM SPSS 20.0 terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.40. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson DW Test Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .737 a .543 .514 936758.495 2.029 a. Predictors: Constant, Gender, Pendidikan, Sekolah, Tanggungan, Pendapatan b. Dependent Variable: Investasi Dari hasil uji statistik di atas diperoleh nilai DW statistik sebesar 2.029. Peneliti akan membandingkan dengan DW tabel pada tingkat signifikansi 5 . Jumlah variabel yang digunakan ada enam k = 6 dengan sampel n = 85, maka diperoleh nilai DW tabel sebesar 1.801. Karena nilai DW statistik lebih besar dari nilai DW tabel 2.029 1.801 maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak terdapat problem autokorelasi.

4.6.2. Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi Data

Untuk mengatasi problem heteroskedastisitas pada penelitian ini, peneliti melakukan transformasi data dengan Logaritma. Tujuan utama dari transformasi data ini adalah untuk mengubah skala pengukuran data asli menjadi bentuk lain sehingga data dapat memenuhi asumsi-asumsi yang mendasari analisis ragam.

4.6.2.1. Uji Normalitas Setelah Transformasi Data

Hasil uji normalitas setelah dilakukan transformasi data dengan Logaritma ditunjukkan pada tabel 4.41. Tabel 4.41. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test K-S Setelah Transformasi Data Unstandardized Residual N 85 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation .08491007 Most Extreme Differences Absolute .090 Positive .090 Negative -.060 Kolmogorov-Smirnov Z .827 Asymp. Sig. 2-tailed .502 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test di atas diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0.502. Karena nilai 0.502 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Sedangkan hasil pengujian Grafik Normal P-Plot setelah transformasi data terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.7. Normal P-Plot Setelah Transformasi Data Dari grafik Normal P-Plot di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal maka berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa residual data memiliki distribusi normal, atau data memenuhi asumsi klasik normalitas.

4.6.2.2. Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi Data

Tabel 4.42. di bawah ini menunjukkan hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini setelah dilakukan transformasi data : Tabel 4.42. Ringkasan Hasil Pengujian Multikolinieritas Dengan Menggunakan Variance Inflation Factor VIF Setelah Dilakukan Transformasi Data Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Pendidikan .390 2.565 LogPendapatan .426 2.350 Tanggungan .720 1.388 Sekolah .765 1.307 Gender .969 1.032 a. Dependent Variable : LogInvestasi Tabel 4.42. memperlihatkan bahwa hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada Multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

4.6.2.3. Uji Heteroskedastisitas Setelah Transformasi Data

Hasil pengujian Grafik Scatterplot dengan program IBM SPSS 20.0 setelah transformasi data terlihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.8. Scatterplot Setelah Transformasi Data Dari grafik scatterplot di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak berkumpul pada satu tempat. Hal ini mengindikasikan bahwa pada data penelitian tidak terjadi problem heteroskedastisitas. Hasil pengujian Statistik Glejser dengan program IBM SPSS 20.0 setelah transformasi data terlihat pada tabel 4.43. berikut : Tabel 4.43. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser Setelah Transformasi Data Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.056 .176 -.320 .750 Pendidikan .013 .007 .284 1.699 .093 LogPendapatan .011 .025 .072 .448 .656 Tanggungan .000 .006 .005 .041 .967 Sekolah -.009 .013 -.078 -.651 .517 Gender .006 .012 .054 .511 .611 a. Dependent Variable: Glejser Dari hasil uji Glejser di atas diperoleh nilai signifikansi untuk semua variabel 0.05. Oleh karena nilai signifikansi di atas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian memenuhi asumsi klasik heteroskedastisitas. Hasil uji Glejser ini konsisten dengan hasil uji Scatterplot sebelumnya.

4.6.2.4. Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Data

Hasil pengujian Durbin-Watson dengan program IBM SPSS 20.0 setelah transformasi data terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.44. Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson DW Test Setelah Transformasi Data Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .781 a .610 .585 .08756 2.203 a. Predictors: Constant, Gender, Pendidikan, Sekolah, Tanggungan, LogPendapatan b. Dependent Variable: LogInvestasi Dari hasil uji statistik di atas diperoleh nilai DW statistik sebesar 2.203. Peneliti akan membandingkan dengan DW tabel pada tingkat signifikansi 5 . Jumlah variabel yang digunakan ada enam k = 6 dengan sampel n = 85, maka diperoleh nilai DW tabel sebesar 1.801. Karena nilai DW statistik lebih besar dari nilai DW tabel 2.203 1.801 maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak terdapat problem autokorelasi.

4.7. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda merupakan teknik analisis regresi yang dapat digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Hasil dari analisis regresi adalah berupa koefisien signifikansi untuk masing-masing variabel independen, yang menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis nol. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependent, yaitu Investasi Pendidikan, tiga variabel independent yaitu pendidikan kepala keluarga, pendapatan keluarga, dan jumlah tanggungan keluarga, serta dua variabel dummy yaitu jenis kelamin anak gender dan jenis sekolah. Dari analisis regresi linear berganda yang dilakukan dengan menggunakan bantuan Program IBM SPSS 20.0, hasil olah data terlihat seperti Tabel berikut: Tabel 4.45. Analisa Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 5.720 .289 19.775 .000 Pendidikan .061 .012 .557 4.954 .000 LogPendapatan .087 .041 .226 2.099 .039 Tanggungan -.016 .011 -.127 -1.535 .129 Sekolah .073 .022 .264 3.291 .001 Gender .018 .019 .066 .921 .360 a. Dependent Variable: LogInvestasi Berdasarkan Tabel 4.45., maka persamaan regresi yang di dapat adalah sebagai berikut: Y = 5,720 + 0,061 X1 + 0,087 X2 – 0,016 X3 + 0,073 X4 + 0,018 X5 + e Keterangan : Y = Investasi pendidikan X1 = Pendidikan kepala keluarga X2 = Pendapatan keluarga X3 = Jumlah tanggungan keluarga X4 = Jenis kelamin anak Gender