c. Disabilities, resiko kekerasan seksual pada anak juga meningkat pada anak dengan kecacatan fisik umumya seperti kebutaan, tuli, dan
retardasi mental Westcott dan Jones, 2007. d. Status sosial ekonomi, satus sosial ekonomi yang rendah merupakan
risiko yang kuat terhadap terjadinya kekerasan seksual pada anak Finkelhor, 2005
Selain hal diatas dalam bukunya yang berjudul Pelecehan Seksual Kenali dan Tangani Chomaria, 2014 mengungkapkan bahwa
pelaku kekerasan seksual pada anak sering menargetkan anak – anak
yang mudah diserang dengan nyata. Diantaranya adalah anak yang tidak populer, kurang kasih sayang, anak yang kurang diperhatikan oleh orang
tua, anak dengan gangguan kepercayaan diri, dan anak yang mengalami masalah dalam keluarga.
C. Orang Tua
1. Pengertian Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetian dari orang tua adalah ayah dan ibu kandung.
Orang tua adalah ayah dan atau ibu seorang anak, baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya,
orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu atau ayah dapat diberikan untuk perempuan atau
pria yang bukan orang tua kandung biologis dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orang tua angkat karena
adopsi atau ibu tiri, istri ayah biologis anak dan ayah tiri, suami ibu
biologis anak Jallaudin, 2009. Tujuan dasar menjadi orang tua adalah untuk meningkatkan daya tahan fisik dan kesehatan anak,
mengenbangkan keterampilan dan kemampuan untuk dapat tumbuh dan berkembang hingga dewasa sebagai pribadi yang mandiri dan dan dapat
mengaktualisasikan diri Wong, 2012
2. Peran Orang Tua dalam Pencegahan Kekerasan Seksual pada
Anak
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah tindak kekerasan seksual pada anak yaitu Cruise, 2013;
Chomaria, 2014 : a. Mengetahui tanda-tanda dan gejala kekerasan seksual,
sehingga orang tua dapat mengenali seorang anak yang korban kekerasan seksual.
b. Bersedia untuk melaporkan kecurigaan tindak kekerasan seksual pada anak. Bukan tugas orang tua untuk
membuktikan bahwa kekerasan seksual telah terjadi, dan laporan orang tua dapat menjaga anak dari bahaya lebih
lanjut. c. Melakukan komunikasi mengenai pendidikan seksual, yaitu
mengenai cara berpakaian yang sopan, mengenalkan fungsi organ reproduksi bahwa penis dan vagina bukan hanya untuk
tempat keluarnya air kencing tapi lebih dari sekdar itu. Selain itu orang tua juga harus menghindari memberi nama alat
kelamin anak dengan sebutan yang tidak sebenarnya. Seperti
menamainya dengan “burung” atau “apem”, karena hal ini dapat menjadikan pelaku kejahan seksual pada anak lebih
mudah untk bernegosiasi dalam rangka melakukan pelecehan.
d. Ajarkan keterampilan anak perlindungan diri, bahwa mereka memiliki hak untuk mengatakan tidak atau berhenti dan terus
mengatakannya hingga orang dewasa tersebut berhenti. e. Dukungan masyarakat dan program sekolah untuk mencegah
Kekerasan seksual harus terus dilakukan. Upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak juga dapat
dilakukan dengan menginformasikan kepada anak mengenai The Underware Rule . Underware rule adalah panduan sederhana untuk
membantu orang tua menjelaskan kepada anak dimana orang lain tidak harus mencoba untuk menyentuh mereka, dan bagaimana bereaksi
ketika hal tersebut terjadi. The Underware Rule adalah sebagai berikut Andrean, 2014:
a. Tubuhmu adalah Milikmu Sendiri
Anak-anak harus diajarkan bahwa tubuh mereka adalah milik mereka dan tidak ada yang bisa menyentuhnya tanpa
izin mereka. Komunikasi yang terbuka dan lansung pada usia dini tentang seksualitas dan Bagian pribadi tubuh,
menggunakan nama-nama yang benar untuk alat kelamin dan bagian lain dari tubuh, akan membantu anak-anak
memahami apa yang tidak diperbolehkan. Anak-anak memiliki hak untuk menolak ciuman atau sentuhan, bahkan
dari orang yang mereka cintai. Anak-anak harus diajarkan untuk mengatakan Tidak, segera dan tegas, dengan
kontak fisik yang tidak pantas, untuk menjauh dari situasi yang tidak aman dan memberitahu orang dewasa yang
dipercaya.
b. Sentuhan Baik dan Sentuhan Buruk
Anak-anak tidak selalu mengenali sentuhan tepat dan pantas. Oleh sebab itu orang tua harus memberi tahu anak
tidak baik atau tidak boeh jika seseorang melihat atau menyentuh bagian pribadi mereka atau meminta mereka
untuk melihat atau menyentuh bagian pribadi orang lain. Aturan Underwear membantu mereka untuk memahai
dengan jelas dan mudah diingat sebagai, batasan: celana dalam. Hal ini juga membantu orang tua untuk memulai
diskusi dengan anak. Jika anak-anak tidak yakin apakah perilaku seseorang dapat diterima, pastikan mereka tahu
untuk bertanya pada orang tua atau orang dewasa yang terpercaya untuk meminta bantuan. Orang tua dapat
menjelaskan bahwa beberapa orang dewasa seperti perawat, orang tua atau dokter mungkin harus menyentuh
anak-anak, tetapi anak-anak harus didorong untuk mengatakan Tidak jika situasi membuat mereka merasa
tidak nyaman.
c. Rahasia Baik dan Rahasia Buruk
Kerahasiaan adalah taktik utama pelaku seksual. Itulah mengapa penting untuk mengajarkan perbedaan antara
rahasia yang baik dan buruk dan untuk menciptakan kepercayaan diri. Setiap rahasia yang membuat mereka
cemas, tidak nyaman, takut atau sedih tidak baik dan tidak harus disimpan; itu harus diberitahu pada orang dewasa
yang dapat dipercaya orang tua, guru, polisi, dokter. Orang tua harus mendorong anak-anak untuk berbagi
rahasia buruk dengan orang tua.
d. Pencegahan dan Perlindungan Merupakan Tanggung
Jawab Orang Tua
Pencegahan dan perlindungan merupakan tanggung jawab orang tua ketika anak-anak dilecehkan mereka merasa
malu, bersalah dan takut. Orang tua harus menghindari membuat hal seputar seksualitas merupakan hal yang tabu
untuk didiskusikan, dan pastikan anak tahu kepada siapa mereka harus mengadu ketika jika mereka khawatir, cemas
atau sedih.
e. Petunjuk Bermanfaat Lainnya
1. Pelaporan dan pengungkapan. Anak-anak perlu diberi tahu tentang siapa saja orang
dewasa yang bisa menjadi bagian dari orang yang dapat menjaga keamanan mereka. Bantu anak untuk
menentukan siapa orang yang dapat dipercaya anak, karena anak juga harus memiliki salah satu orang yang
dapat dipercaya diluar lingkungan keluarga. 2. Pelaku adalah orang yang dikenal.
Dalam kebanyakan kasus pelaku adalah seseorang yang dikenal anak. Hal ini terutama sulit bagi anak-
anak untuk memahami bahwa seseorang yang tahu mereka bisa menyiksa mereka. Oleh sebab itu anak
harus menginformasikan orang tua secara teratur tentang seseorang yang memberi hadiah, meminta
untuk menjaga
rahasia atau
mencoba untuk
menghabiskan waktu sendirian dengan anak. 3. Pelaku yang tidak diketahui
Dalam beberapa kasus pelaku adalah orang asing. Ajarkan anak aturan sederhana tentang kontak dengan
orang asing: tidak pernah masuk ke dalam mobil dengan orang asing, tidak pernah menerima hadiah
atau undangan dari orang asing.
4. Bantuan. Orang tua harus mengenalkan beberapa orang yang
profesional yang dapat mebantu anak guru, pekerja sosial, dokter, psikolog, polisi dan bahwa ada bantuan
apabila anak menghubungi orang – orang tersebut.
D. Karakteristik Orang Tua
1. Peran Sebagai Orang Tua Peran sebagai orang tua yakni adalah ayah dan ibu bagi anak
Djamarah, 2014. Ayah yaitu laki – laki sebagai orang tua kandung
atau angkat bagi anak. Sedangkan ibu adalah perempuan yang telah melahirkan anak tersebut KBBI, 2014. Sebagai anak, khususnya pada
masa prasekolah yang masih sangat bergantung pada orang tua, mereka membutuhkan peran orang tua yang sesuai untuk menghindari
terjadinya kekerasan seksual. Peran orang tua yang selalu terbuka terhadap anaknya adalah sesuatu yang dibutuhkan anak dan orang tua
harus sudah mulai menerapkan pengetahuan-pengetahuan tentang seksualitas kepada anaknya tetapi sesuai dengan umur dan metode yang
tepat serta sebagai orangtua, selain itu orang tua harus membantu mereka untuk membentuk karakter pribadi yang kuat untuk sang anak,
karena itu adalah bekal pribadi yang bisa digunakan kelak Kurnia dan Tjandra, 2012 .
2. Usia Orang Tua Menurut Wong 2012 usia yang paling memuaskan untuk
membesarkana anak adalah antara 18 dan 35 tahun. Selama waktu ini orang tua dianggap berada dalam kesehatan yang optimum, dan dengan
perkiraan usia harapan hidup yang cukup dan memadai untuk membangun keluarga. Pembagian umur berdasarkan psikologi
perkembangan Hurlock, 2005 terbagi atas : a. Masa Dewasa Dini, berlangsung antara usia 18 - 40 tahun
b. Masa Dewasa Madya, berlangsung antara usia 41 - 60 tahun c. Masa Lanjut Usia, berlangsung antara usia 61 tahun
3. Status Pernikahan Perceraian dalam rumah tangga akan sangat berdampak bagi
keluarga tersebut. Baik saat masa perceraian berlangsung maupun setelah vonis cerai. Orang tua yang berda pada masa perceraian
cenderung menurun koping individunya, terlalu sibuk memikirkan perasaan sendiri sehingga waktu dengan anak sangat berkurang.
Kondisi umum yang dapat dilihat pada keluarga yang menbesarkan anak dalam status perceraian meliputi emosi orang tua dan anak yang
mudah meledak, kemampuan kontrol orang tua terhadap anak berkurang, dan berkurangnya keteraturan rutinitas dalam rumah tangga.
Dampak jangka panjang pada anak dalam keluarga yang becerai adalah masalah psikologis dan sosial yang dapat berlangsung selama
bertahun tahun. Hal ini terjadi karena pada umumnya anak akan mengingat masa perpisahan orang tuanya sebagai sebuah duka yang
mendalam, sama halnya seperti duka saat bencana alam. Walaupun sangat banyak hasil yang menunjukkan dampak negatif bagi anak yang
dibesarkan dalam status perceraian, terdapat banyak juga keluarga yang dapat melalui periode ini sebgai bahan evaluasi. Sehingga terdapat
peningkatan kualitas hidup setelah perceraian baik menjadi orang tuanggal maupun dengan membentuk keluarga baru Wong, 2012.
4. Pendidikan Menurut Dictionary of Education 2014 pendidikan adalah
proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam lingkungan masyarakat.
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan merupakan alat yang digunakan untuk merubah perilaku manusia.
Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan individu atau
masyarakat. Ini berarti bahwa pendidikan adalah suatu pembentukan watak yaitu sikap disertai kemampuan dalam bentuk kecerdasan,
pengetahuan dan keterampilan. Menurut Undang – Undang Republik
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan tentu turut berperan dalam pengembangan pengetahuan seseorang. Seperti yang juga diungkapkan oleh
Notoadmojo 2012 tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah
tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
makin baik pula pengetahuannya. Dengan dasar tersebut pengetahuan orang tua tentang kekerasan seksual pada anak tentu juga di pengaruhi
olehtingkat pendidikan orang tua. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Putnam 2005 bahwa pada umumnya kasus kekerasan seksual
yang dilaporkan ke pihak berwajib merupakan anak yang latar belakang pendidikan orang tuanya rendah.
5. Pekerjaan Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan
aktif yang dilakukan oleh manusia . Dalam arti sempit, istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan sebuah
karya bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan
profesi Robins dan Judge, 2008. Rata
– rata orang indonesia bekerja 7 – 8 jam sehari atau 4o jam perminggu
Undang-Undang No.13
tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan. Jumlah jam kerja tersebut tentu sangat berpengaruh
terhadap intensitas pertemuan antara orang tua dan anak. Dengan kata lain pengawasan orang tua, dan pemberian pendidikan pada anak
sangatlah minim, hal ini tentu akan memicu besarnya peluang anak menjadi korban kekerasan seksual Kurnia Tjandra, 2014. Senada
dengan hal ini penelitian yang dilakukan oleh Gibson dan Leintenberg 2010 terhadap 86 anak korban kekerasan seksual di Boston
menyebutkan bahwa 80 orang tua hanya memiliki waktu sekitar 5 sampai 8 jam bahkan kurang dalam sehari bertemu dengan anak
mereka. 6. Pendapatan
Tingkat pendapatan keluarga yaitu jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi
kebutuhan bersama atau perseorangan. Pendapatan keluarga riil dihitung dengan menjumlah semua pendapatan riil masing
– masing anggota keluarga, di mana pendapatan masing-masing keluarga
merupakan pendapatan perseorangan personal income, yaitu pendapatan yang berupa upah, gaji, pendapatan dari usaha, termasuk
hadiah dan subsidi menurut BPS 2006. Berdasarkan upah minimum profinsi tahun 2014 maka upah minimum di Jakarta adalah sebesar Rp.
2,441,301. Menurut Putnam 2005 bahwa sosio ekonomi, dapat menjadi
resiko anak menjadi target kekrasan seksual. Karena mnurut hasil survey yang dilakukannya, laporan yang diterima Child Protective
Services menunjukkan korban kekerasan seksual dari tahun – ketahun
didominasi oleh anak dari keluarga ekonomi yang rendah.
E. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan