3. Pelaku menggosok bagian intim terhadap tubuh atau pakaian anak 4. Kontak oral-genital atau oral-payudara
5. Penetrasi benda memasukkan jari atau benda ke dalam anus anak atau vagina
6. Intercourse
b. Kekerasan seksual non – fisik
1. Mengintip anak 2. Memotret bagian intim anak
3. Pelaku mengekspos bagian intimnya dihadapan anak 4. Dipaksa untuk menonton pelaku atau terlibat dalam perangsangan
diri sendiri 5. Memaksa anak untuk melakukan masturbasi
6. Memaksa anak untuk melihat materi pornografi 7. Membuat komentar seksual kepada seorang anak secara pribadi,
menulis, atau melalui telepon
3. Tanda dan Gejala Anak Korban Kekerasan Seksual
Menurut Indriati, 2014 tanda dan gejala anak korban kekerasan seksual dapat dikategorikan menjadi tanda dan gejala fisik serta tanda dan gejala
psikologis, sebgai berikut : a. Tanda dan Gejala Fisik :
1. Berkembangnya problem kesehatan yang tidak dapat diterangkan : sering pusing, sakit perut, sakit otot dan tulang psikosomatik
2. Mengeluh sakit pada waktu buang air kecil, serta vagina atau penis memerah.
3. Ada gejala - gejala ke arah bukti trauma fisik: lebam atau luka di daerah genital
4. Terdapat tanda – tanda infeksi: keluarnya nanah, berbau, merah, dan
anak mengalami demam 5. Anak kehilangan nafsu makan, atau mual dan ingin muntah tanpa
alasan. 6. Sakit dan berdarah pada waktu buang air besar, karena adanya luka
pada anus pada kasus sodomi 7. Pelebaran pada anus.
8. Enkoporesis problem buang air besar sebagai kemungkinan terjadinya sodomi.
9. Enuresis tidak dapat menahan buang air sebagai kemungkinan gejala kemunduran, mudah cemas atau ketakutan yang berhubungan
dengan kejahatan seksual 10. Penipisan hymen selaput dara yang terjadi karena orang dewasa
memasukkan jarinya ke vagina anak 11. Pembesaran liang vagina pada kasus digitasi vagina orang dewasa
memasukkan jarinya ke vagina anak. b. Tanda dan Gejala Psikologis
1. Mimpi buruk. 2. Sering tiba
– tiba marah tanpa sebab yang berarti, dan tiba – tiba bicara sangat keras.
3. Pada saat tidur anak berteriak – teriak dan meronta dalam mimpi.
4. Mengalami regresi atau kemunduran pertumbuhan
5. Seringkali berperilaku ganjil seperti menunjukkan gerakan orang akan bercumbu.
6. Anak sering memegangi alat kelaminnya 7. Sangat ingin dilindungi pada waktu akan tidur atau menolak
berangkat tidur. 8. Tiba
– tiba sangat takut pada salah satu bagian rumah, seolah – olah anak telah mengalami kejadian buruk disitu.
9. Terbangun tidur tengah malam, berkeringat, gemetaran dan berteriak.
10. Sangat agresif terhadap anggota keluarga, teman, mainan, atau binatang piaraan.
11. Mengalami periode panic yang tidak bisa diterangkan sebabnya, yang kemungkinan karena ingatan masa lalu akan kekerasan
seksual yang dialami 12. Tiba
– tiba menolak sendirian dengan orang yang ia kenal. 13. Melukai diri sendiri: misalnya dengan benda tajam tumpul dan
melukai orangtuanya. 14. Tiba
– tiba menarik diri dari aktivitas kelompok yang tadinya sangat senang diikuti anak
15. Prestasi sekolah yang menurun 16. Berkembang rasa takut yang tidak dapat diterangkan mengenai pria
dan wanita. Misalnya takut pada kumis laki – laki, takut pada
wanita yang mengenakan pakaian tidak biasa.
17. Menjadi sangat tergantung pada orang tua padahal sebelumnya anak lebih mandiri.
18. Berkembang rasa takut yang ekstrem pada waktu akan mandi, atau akan ke kamar mandi, saat ia harus membuka pakaian.
4. Pelaku Kekerasan Seksual Potensial