atau Cinnamomum aromaticum C. aromaticum yang berasal dari China. Penyebaran C. burmannii di Indonesia banyak terdapat di daerah Jawa dan
Sumatra, khususnya di daerah Sumatra Barat dan Kerinci.
11
2.2.2 Sistematika kayu manis adalah sebagai berikut:
12
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum cassia
2.2.3 Kandungan Tanaman
Berdasarkan penelitian yang di lakukan sebelumnya komposisi kayu manis terdiri dari: abu 2,4, protein 3,5, lemak 4, serat 33,0, karbohidrat
52,0, dan menghasilkan energi 285 Kcal100g. Sedangkan komposisi mineralnya terdiri atas zat besi 7,0 mgg, zinc 2,6 mgg, kalsium 83,8 mgg,
chromium 0,4 mgg, mangan 20,1 mgg, magnesium 85,5 mgg, natrium 0,0 mgg, kalium 134,7 mgg, dan fosfor 42,2 mgg.
11
Komponen bioaktif tanaman yang memiliki efek hipoglikemik adalah flavonoid, alkaloid, glikosida, polisakarida, peptidoglikan, steroid, dan terpenoid.
Skrining fitokimia yang dilakukan sebelumnya melaporkan bahwa kayu manis mengandung kadar alkaloid dan tanin yang tinggi, kadar flavonoid yang sedang,
dan tidak mengandung saponin. Flavonoid adalah substansi terbanyak dan terpenting pada kelompok polifenol di dalam tanaman.
13
Efek lain yang dimiliki oleh kayu manis adalah penghambatan aktifitas enzim HMG-CoA reduktase di hepar dan menurunkan kadar lipid darah pada
hewan percobaan juga manusia.
13
Kandungan polifenol yang terdapat di dalam kayu manis adalah rutin, quercetin, kaempferol, isorhamnetin, dan catechin. Polifenol dalam kayu manis
yang memiliki aktivitas mirip dengan insulin insulun mimetic adalah doubly- linked
procyanidin type-A
polymeres yang
merupakan bagian
dari catechinepicatechin yang selanjutnya disebut sebagai MHCP atau cinnamtannin
B1. Selain itu, kayu manis juga memiliki komponen bioaktif berupa cinnamaldehyde, cinnamic acid, cinnamate, dan essential oil.
5
2.2.4 Manfaat Tanaman Cinnamomum cassia
Tanaman kayu manis telah lama digunakan secara turun temurun oleh bangsa China dan India sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Manfaat farmakologis kayu manis diantaranya adalah: antioksidan, analgesik, antipiretik, antialergenik, antikanker, antimikroba, antiulserogenik,
antikonvulsan, anti
inflamasi, sedatif,
imunomodulator, hipoglikemik,
hipokolesterolemik, dan sebagai obat pada penyakit kardiovaskular.
11
Berbagai penelitian tentang efek kayu manis telah dilakukan akhir-akhir ini. Dengan
membuktikan efek antioksidan ekstrak kayu manis pada tikus yang diinduksi Carbon Tetra Chlorida CCL4, hasilnya ekstrak kayu manis mampu bertindak
sebagai hepatoprotektor dengan menurunkan kadar malonilaldehyde MDA dan meningkatkan kadar superoxide dismutase SOD dan catalase CAT.
11
Aktivitas antioksidan ini bekerja melalui mekanisme free radical scavenging yang dilakukan oleh komponen polifenol kayu manis. Penelitian
secara in vitro yang dilakukan sebelumnya membuktikan polifenol dan flavonoid yang terkandung dalam kayu manis mampu bertindak sebagai inhibitor Mitogen-
Activated Protein Kinase Kinase 1 MKK 1 sehingga mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Polifenol yang terkandung dalam ekstrak kayu manis
juga mampu menurunkan jumlah sel swelling dan disfungsi mitokondria yang menyebabkan deprivasi oksigen dan glukosa pada sel glia, sehingga kayu manis
memiliki efek protektif pada kondisi ischemic brain injury. Penelitian in vitro yang dilakukan sebelumnya pula menyebutkan bahwa ekstrak kayu manis dapat
menghambat pembentukan dan agregasi protein atau pada penyakit Alzheimer. Kayu manis juga mampu bertindak sebagai imunomodulator. Pada dosis tinggi
mampu menstimulasi imunitas selular dan imunitas humoral, sedangkan pada