20
4. Posisi imam hendaknya didekat kepala apabila jenazah laki-laki, dan didekat pinggul apabila jenazah perempuan.
5. Shaf barisan hendaknya dijadikan tiga shaf atau lebih.
33
Didalam melakukan shalat jenazah ada beberapa sunnah-sunnah yang dapat menambah pahala bagi si jenazah itu sendiri diantaranya shalat jenazah
dilakukan secara berjamaah dan membuat syafnya dengan hitungan yang ganjil, misalnya hitungan tiga, lima, tujuh dan seterusnya dalam artian minimal dalam
syaf-syaf tersebut berjumlah empat puluh orang islam Dalam melakukan takbirotul ihrom juga sama seperti shalat biasa yaitu
tangan diangkat sejajar dengan pundak dan bersedekap atau tangan diletakan diantara dada dan pusar. Disunahkan pula membaca tahmid sebelum membaca
shalawat. Dalam membaca doanya harus pelan-pelan. Doa yang kit abaca itu ditujukan kepada mukmin dan mukminatbaik yang masih hidup maupun yang
sudah meninggal. Dan yang terakhir yang disunahkan dalam menshalatkan jenazah adalah mengucapkan salam.
5. Rukun Shalat Jenazah
Rukun dalam shalat jenazah menurut Khalilurrahman adalah : 1. Niat
2. Berdiri bagi yang mampu . 3. Takbir empat kali
4. Membaca Surah Alfatihah setelah takbir pertama 5. Membaca Shalawat kepada Nabi Muhammad Saw setelah takbir yang
kedua 6. Membaca doa untuk jenazah setelahtakbir yang ketiga
7. Membaca doa untuk jenazah dan orang-orang yang menshalatinyasetelah takbir yang keempat
8. Salam
F. Cara Menshalatkan Jenazah
33
Ahmah Seadie, Penuntun Shalat Lengkap, Jakarta: Rica Grafika,1996,h.122
21
Shalat jenazah yaitu shalat yang dilakukan dengan empat takbir tanpa rukuk, I’tidal, sujud dan duduk. Jenazah dishalatkan dihadapan jamaah yang
menshalatinya. Shalat ini merupakan suatu kewajiban terhadap seorang mayit dan
hukumnya fardhu kifayah, yaitu fardhu yang bersifat kolektif. Artinya, kewajiban ini dianggap sudah terpenuhi bila didalam suatu wilayah ada beberapa orang yang
melakukannya. Akan tetapi jika tidak ada satu pun yang melakukannya, maka semua orang diwilayah itu berdosa. Adapun rincian shalat jenazah secara
keseluruhan sebagaimana tersebut dibawah ini : 1. Niat dalam hati namun, disunatkan untuk mengucapkannya.
2. Takbir pertama taqbiratul ihram dan setelahnya membaca surat al- fatihah.
3. Takbir kedua, dilanjutkan membaca shalawat Nabi. 4. Takbir ketiga dilanjutkan membaca do’a untuk mayit.
ﮫﻟﺮﻔﻏا ﻢﮭﻠﻟا ﺎھ
ﮫﻤﺣراو ﺎھ
ﮫﻓﺎﻋو ﺎھ
ﮫﻨﻋ ﻒﻋاو ﺎھ
5. Takbir keempat dilanjutkan membaca do’a. Salam.
34
C. Pengertian Media, Media Enaktif dan Ikonik
Kata “Media” berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantar, atau pengantar. Atau dengan kata lain media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
35
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Tekhnologi dan Komunikasi pendidikan Asosiation of Education and Comunication
TechnologyAECT di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
orang untuk menyalurkan pesaninformasi. Asosiasi Pendidikan Nasional National Education Asosoation NEA memiliki pengertian yang berbeda. Media
adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
34
Achmad Mufidh A.R, Risalah kematian, Jakarta :Total Media, 2007, h.34-38
35
Pupuh Fathurrohman, Sobri Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Refika Aditama, 2003,h.65
22
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat didengar dan dibaca.
36
Adapun pengertian media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah,’ perantara’ atau ‘pengantar. Dalam bahasa Arab, media
disebut ‘wasail’ bentuk jama dari wasilah yakni sinonim alwasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata tengah itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka
disebut juga sebagai ‘perantara’ atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada ditengah ia bisa juga disebut pengantar atau penghubung, yakni
mengantarkan atau menyalurkan atau menghubungkan sesuatu dari suatu sisi ke sisi lainnya.
37
Sedangkan Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
38
Selain pengertian diatas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras hardware dan perangkat lunak software
hardware adalah alat-alat yang dapat mengantarkan pesan seperti overhead projector, radio, televise, dan sebagainya.sedangfkan software adalah isi program
yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada trasparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau
materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram dan lain sebagainya.
39
36
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, h.6-7
37
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press, 2008, h.6
38
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005, h.3
39
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana,2007,163-164
23
Adapun yang dimaksud dengan media Enaktif adalah pengalaman langsung langsung mengerjakan.
Sedangkan yang dimaksud media Ikonik adalah pengalaman pictorial gambar.
40
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media merupakan suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara kreatif memungkinkan siswa
untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
D . Landasan Teoritis Penggunaan Media
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan
pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Brunner ada tiga tingkatan modus utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung enaktive,
pengalaman pictorial gambar iconic, dan pengalaman abstrak symbolic Pengalaman langsung adalah mengerjakan, misalnya arti kata ‘simpul’ dipahami
dengan langsung membuat ‘simpul’. Pada tingkatan yang kedua yang diberi label iconic artinya gambar atau image, kata ‘simpul’ dipelajari dari gambar, lukisan,
foto atau film. Meskipun siswa belum pernah mengikat tali untuk membuat ‘simpul’. Mereka dapat mempelajari dan memahaminya dari gambar, lukisan, foto
atau film. Selanjutnya, pada tingkatan stymbol, siswa membaca atau mendengar kata ‘simpul’ dan mencoba mencocokannya dengan pengalamannya membuat
‘simpul’. Ketiga tingkatan pengalaman ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh ‘pengalaman’ pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru.
Tingkatan pengalaman memperoleh hasil belajar seperti ini digambarkan oleh Dale sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang ingin disampaikan dan
diinginkan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan. Guru sebagai sumber pesan menuangkan pesan kedalam symbol-simbol tertentu encoding dan siswa
sebagai penerima menafsirkan symbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan decoding.
41
40
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, h.7
41
Azhar Arsyad, Pembelajaran, h.7
24
Adapun penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudirman. N dkk 1991,
adalah : 1. Meletakan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga
dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. Misalnya untuk menjelaskan bagaimana system peredaran darah pada manusia, digunakan
film. 2. Menampilkan obyek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk
dibawa kedalam kelas, misalnya pasar, pabrik, bintang-bintang yang besar, alat-alat perang. Objek-objek tersebut cukup ditampilkan melalui foto,
film atau gambar. 3. Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang
lambat. Gerakan yang terlalu cepat misalnya gerakan kapal terbang, mobil, mekanisme kerja suatu mesin dan perubahan wujud suatu zat atau
metamorposa. 4. Karena informasi diperoleh siswa berasal dari sumber serta dalam situasi
dan kondisi yang sama, maka dimungkinkan keseragaman pengamatan persepsi siswa.
5. Membangkitkan motivasi belajar siswa. 6. Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar siswa.
7. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya sumber belajar.
8. Bahan pelajaran dapat diulangi sesuai dengan kebutuhan dan atau disimpan untuk digunakan pada saat yang lain.
9. Memungkinkan untuk menampilkan objek yang langka seperti peristiwa gerhana matahari total atau binatang yang hidup dikutub
10. Menampilkan objek yang sulit diamati oleh mata telanjang, misalnya mempelajari tentang bakteri dengan menggunakan mikroskop.
42
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan, bahwa proses belajar mengajar adalah proses komunikasi. Kegiatan-kegiatan mengajar yang
42
Pupuh Fathurrohman, M. Sobri Sutikno, Strategi, h.73-74
25
berlangsung dikelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.
Dalam suatu usaha tersebut adalah untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar.
Karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasihan dalam
penerimaan Informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta untuk memberikan umpan balik.
E. Fungsi dan Manfaat Media