Proses Menandikan Jenazah Memandikan jenazah

13 dari si jenazah tersebut, maka disunahkan menyebutkannya, tetapi hal-hal yang buruk haram diungkapkan. 16 Pendapat ini sesuai apa yang pernah diungkapkan oleh Ibnu Majah: ﻟ ﻞﺴﻐﯿ نﻮﻣﺎﻣ ﻻا ﻢﻛﺎﺗﻮﻣ “janganlah ada yang memandikan Jenazah kamu kecuali orang yang terpercaya”. 17 Dalam pendapat tersebut mengatakan bahwa orang yang harus memandikan jenazah orang muslim adalah yaitu orang yang memiliki sifat amin yaitu orang yang terpercaya. Maksud dari terpercaya adalah orang yang bisa menyimpan rahasia bila dia melihat keburukan atau aib yang dimiliki oleh jenazah yang ia mandikan dan tidak menyebarluaskan apa yang telah dia lihat tentang si jenazah tersebut. Orang yang paling utama memandikan jenazah yaitu jika : mayatnya perempuan maka yang memandikannya ialah ibunya, Neneknya atau keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya. Begitupun sebaliknya.

C. Proses Menandikan Jenazah

Memandikan jenazah itu sekurang-kurangnya mengalirkan air keseluruh tubuhnya, untuk kesempurnaan memandikan jenazah, perlu memperhatikan beberapa hal dibawah ini : 1. Jenazah dengan atau tanpa pakaian, jika pakaian ditanggalkan, maka jenazah yang dimandikan aurat harus tertutup 2. Tertib memandikan. a. Membersihkan jenazah dari najis b. Mewudhukan jenazah c. Memandikan jenazah tiga-tiga atau lima-lima kali basuhan. d. Memandikan jenazah dengan wangi-wangian e. Mengeringkan jenazah yang telah dimandikan dengan handuk f. Merahasiakan cacat tubuh jenazah 18 16 Lahmuddin Nasution, Fiqih 1, Jakarta : IAIN, 1995, h.133 17 Lahmuddin Nasution, Fiqih 1, h.133 18 H. E. Hasan Saleh, dkk, Kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Kontemporer, Jakarta : Raja Grafindo Persada, h.230-231 14 Menurut keterangan diatas cara memandikan mayat itu, mula-mula mayat didudukkan secara lemah lembut dengan posisi miring kebelakang ditempat yang agak tinggi denga ditutupi kain. Orang yang memandikan meletakkan tangan kanan di bahu dengan ibu jarinya pada lengkungan tengkuk, dan lututnya menahan punggung mayat. Lalu, perut mayat diurut dengan tangan kiri yang dibalut dengan perca kain pembersih untuk mengeluarkan kotoran yang mungkin keluar. Setelah perca pembalut tangan diganti, gigi dan hidungnya dibersihkan pula. Dengan melaksanakan rangkaian diatas maka selesailah satu kali memandikan mayat. Memandikan mayat itu sekurang-kurangnya dengan mengalirkan air keseluruh tubuh menggunakan air yang dingin untuk menguatkan badannya dan disunahkan memandikan dengan hitungan ganjil ini sesuai denga Hadits Nabi Saw, diriwayatkan oleh Imam Bukhari. ﺖﻠﻗ : وا ﺎﺛﻼﺛ ﺎﮭﻨﻠﺴﻏا لﺎﻘﻓ ﮫﺘﻨﺑا ﻞﺴﻐﻧ ﻦﺤﻧو ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲا ﺊﻠﺻ ﷲا لﻮﺳرﺎﻨﯿﻠﻋ ﻞﺧد ﺎﻌﺑر وا ﺎﺴﻤﺧ يرﺎﺨﺒﻟﺎھاور “ Rasulullah masuk kepada kami ketika kami sedang memandikan putrid beliau seraya bersabda :” mandikanlah dengan siraman yang ganjil, yaitu tiga kali, lima kali atau tujuh kali. HR. Bukhari . 19 Maksud dari Hadits diatas adalah disunahkan memandikan jenazah itu dalam hitungan yang ganjil yaitu tiga kali lima kali atau tujuh kali.

2. Mengkapani Jenazah a.