Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.
Unsur misteri merupakan satu dari beberapa unsur detektif yang dibahas karena unsur ini sangat penting, hal ini adalah pemicu munculnya suatu
ketegangan yang dihasilkan oleh tindak kejahatan yang dilakukan oleh tokoh- tokohnya dari setiap cerita novel tersebut. Unsur misteri ini sendiri terdiri atas
misteri keberadaan mayat atau orang yang terbunuh, misteri penyerangan dan pembunuhan, misteri penculikan, misteri pengancaman dan intimidasi, misteri
penganganiayaan berat. Hal-hal tersebut akan dianalisis berikut ini.
4.2.1 Misteri Keberadaan Mayat atau Orang yang Terbunuh
Setelah adanya penemuan mayat berjenis kelamin laki-laki dan tanpa busana di Asiki, Daerah Pedalaman Boven Digul, yaitu mayat Amber, sebutan orang luar
Daerah Papua. Mayat ini ditemukan oleh Yamkodo, bocah tiga belas tahun dari suku Muyu, bocah putus sekolah tersebut. Kemudian cerita dilanjutkan dengan
misteri pembunuhan ini. Pembunuhan ini sendiri bukanlah pembunuhan yang pertama kali terjadi dengan ciri-ciri motif pembunuhan yang sama. Sebelumnya
sudah ada terjadi pembunuhan yang seperti ini. Batu Noah Gultom menjadi penasaran karena ada kesamaan antara mayat Amber ini dengan pembunuhan
sebelumnya. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, maka nama dari mayat ini diketahui adalah Joko Prianto Surono.
“Bagaimana?” Desrizal muncul dengan wajah sumringah. Dia tidak langsung menjawab
pertanyaan Batu. Dia memeluk kedua orang wartawan itu. Identitas pada jempol kaki kanan dia copot, kemudian dia ganti dengan identitas baru.
“Kawan kita yang malang ini bukan lagi Amber” ucapnya bersemangat. “Joko Prianto Surono?”
Sonai membaca kertas kecil yang diikatkan pada jempol kaki kanan itu. Batu hampir tidak percaya.
“Secepat itukah?” Batu menatap tidak percaya pada Desrizal.
Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.
“Tinggi tubuh, rambut, dan bentuk tubuh sama. Tengkorak kepala yang sama dengan bekas luka di atas telinga kanan. Bekas operasi pada lutut kiri
dan kuku kelingking kaki yang kecil dan terbenam pada daging. Usia, lima puluh tiga tahun persis dengan perawakan Amber,” Desrizal merengkuh bahu
Batu. “Bung telah memecahkan misteri mayat Amber ini”
Ucapannya terdengar seperti teriakan yang mengundang tiga orang suster mendatangi ruang mayat.
“Sudah dapat, Kaka?” tanya mereka berbarengan. Desrizal menganggukkan kepala, tersenyum puas. Dia tidak ingin lebih jauh
mengetahui siapa sosok Joko Priono Surono itu. Batu terdiam. Jantungnya berdetak kencang. Dia menjauh dari orang-
orang yang mengerumuni Desrizal. Ketakutannya telah terjawab. Perjalannya tidak sia-sia. Diam-diam dia mengeluarkan selembar kertas. Dia
membubuhkan tulisan di bawah tulisan lain yang telah ada.
BukittinggiSaleh SukiraUlama BrusselsSantoso WanadjayaPengusaha
BangkaNursinta TegarwatiAnggota DPR Boven DigulJoko Prianto SuronoBirokrat
Siapa dan di mana lagi? Apakah sebuah tempat yang diawali huruf “B” lagi? Batu menyembunyikan tanya dalam hati.” halaman :17-18
Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwa mayat Joko Prianto Surono ini masih misterius, walaupun sudah diketahui namanya. Masih banyak pertanyaan
yang harus dijawab. Siapa pembunuhnya, apa motivnya, mengapa harus orang birokrat dan mengapa ada kesamaan tempat kejadian pembunuhan. Hal ini yang
menjadi misteri. Batu ini sendiri adalah seorang intelejen yang menyamar menjadi seorang wartawan, hal ini akan dijelaskan pada unsur detektif nantinya.
Selain mayat Amber ini masih ada satu lagi mayat yang masih misterius yaitu penemuan mayat tersandar tidak berdaya pada dinding terowongan, tetapi sudah
berbentuk tulang-belulang yang ditemukan oleh tiga orang peneliti dari Belanda yang meneliti pemetaan kembali Kota Jakarta di sebuah terowongan bawah tanah.
Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut. “Terowongan panjang itu seperti tidak ada ujungnya. Sebuah misteri yang
amat disukai oleh penelusur gua. Ketinggian konstan dua meter itu amat
Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.
mengagumkan. Besi-besi penyangga jelas digunakan untuk menahan langit- langit yang sebagiannya telah diruntuhkan untuk menjaga ketinggian yang
sama sepanjang terowongan. Semakin ke utara, kelembapan terowongan itu semakin terasa. Tiba-tiba,
langkah Erick terhenti. Cahaya lampu senternya menangkap sebuah objek disisi kiri dinding terowongan. Dia mendekatinya. Erick terlonjak kaget.
Hampir saja dia terpekik.
“Godverdomme de koningin,” dia setengah berteriak. Sebuah kerangka tubuh manusia tersandar tidak berdaya pada dinding
terowongan. Rangka itu masih utuh, tetapi tidak menyisakan satu potong dagingpun untuk menutup tulang. Pada dinding datar di belakangnya, Erick
menangkap satu goresan tulisan yang masih jelas terbaca.
NEDERLAND ZAL HERRIJNZEN LEVE DE KONINGIN
“Nederland akan bangkit kembali. Hidup Sri Ratu.” Erick mengulangi kalimat di belakang mayat yang tinggal kerangka itu.”halaman :108
Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa dibelakang tubuh tengkorak tersebut terdapat kalimat NEDERLAND ZAL HERRIJNZEN LEVE DE KONINGIN
“Nederland akan bangkit kembali. Hidup Sri Ratu.” Hal ini merupakan sesuatu yang sangat misterius dan mengundang suatu teka-teki bahwa tulisan ini dapat
saja ditulis oleh mayat yang terbunuh ini atau orang lain yang membuatnya. “PENEMUAN ADALAH gairah, malam terasa terang benderang. Tikus-tikus
mondok Amsterdam itu memutuskan untuk meneruskan penelusuran mereka. Rafael tidak terkejut dengan penemuan Erick. Dia malah mengatakan
Erick cukup beruntung karena menemukan satu mayat tinggal tulang. Dalam terowongan yang sudah berusia lebih dari tiga ratus tahun, segala
kemungkinan bisa terjadi. Apalagi dalam rentang waktu itu, pasang surut rezim penguasa telah berganti sekian kali. Lengkap dengan kekejaman dan
pembunuhan yang dilakukannya.
Mereka berencana untuk menyusuri terowongan hingga tengah malam nanti. Semua perbekalan telah diturunkan. Tangga aluminium yang dipasang
Erick cukup kuat untuk menahan berat tubuh Rafael. Tetapi, tetap saja cara turun Rafael yang penuh kehati-hatian menjadi sumber tawa.
Menurutmu mayat ini berkebangsaan apa?”tanya Erick pada Rafael ketika mereka sampai di tempat penemuan kerangka itu.
“Entahlah,” jawab Rafael. Robert jongkok di depan kerangka. Dia meraba tungkai kaki mayat itu,
kemudian meluruskannya. Sejenak dia berpikir. Dan, kemudian begitu cepat menyimpulkan.
Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.
“Kaukasoid, mayat ini mungkin berasal dari tempat yang sama dengan kita.”
“Kesimpulan yang terlalu cepat, Wallon” ejek Erick. “Tungkai kakinya melebihi panjang rata-rata pribumi,”
Robert membela kesimpulannya. Klasifikasi ras tidak sesimpel itu,” sergah Erick lagi.
“Mau bagaimana lagi? Kita tidak bisa memeriksa golongan darah dan faktor Rh. Bahkan, untuk sekadar tahu tAnda pada permukaan seperti rambut
dan kulit pun tidak bisa.” “Tidak usah diperdebatkan,” Rafael menengahi. “Mayat ini memang orang
Belanda atau paling tidak Indo-Belanda. Tidak mungkin pribumi yang menuliskan itu menjelang detik-detik kematiannya.”
NEDERLAND ZAL HERRIJNZEN LEVE DE KONINGIN
Rafael menyorotkan senternya pada dinding. Erick telah menceritakan tulisan itu kepada mereka. Itu sebabnya dia sudah bisa menyimpulkan kebangsaan
mayat itu. Setelah mereka amati lebih jauh, goresan tidak hanya ada pada tulisan. Goresan pada dinding seperti mengikuti alur tangan mayat. Terus
turun ke bawah hingga tempat tangan itu tersandar. Posisi mayat sebenarnya tidak lurus, tetapi duduk agak menyamping pada dinding.
“Tulisan itu dibuat dengan darah,”Rafael menyimpulkan. “Apakah kita tengah berhadapan dengan mayat yang telah berumur ratusan
tahun?”tanya Erick sambil bergidik ngeri.” Dia membayangkan mayat itu adalah bekas Gubernur Jenderal Belanda di
Sri Langka, Petrus Vuyst yang dimasukkan ke Penjara Bawah Tanah Batavia karena mengidap penyakit gila. Itu sebabnya, Erick begitu ketakutan ketika
menemukan sosok mayat yang tinggal kerangka itu. Dia sedikit trauma berhadapan dengan orang gila. Bahkan, mayatnya pun dia takuti. Penelusur
gua yang aneh.
“Mungkin,” timpal Robert. “Tidak. Kalian berdua salah,” Rafael mendebat dengan keras.”umur mayat
ini tidak lebih dari enam puluh lima tahun.” “Bagaimana kaubisa menyimpulkan itu?” Robert dan Erick kembali dibuat
bingung oleh kesimpulan Rafael. Jauh di bawah permukaan bumi ini, pengetahuan sejarah Rafael masih menguasai mereka.halaman:130-132
Penemuan penemuan mayat tersandar tidak berdaya pada dinding terowongan,
tetapi sudah berbentuk tulang-belulang yang ditemukan tiga orang peneliti dari Belanda ini semakin misterius, karena perdebatan ketiga orang Belanda itu juga
semakin sengit.
Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.
Dengan berbagai argumen mereka mencoba menerka siapa mayat ini dan apa yang terjadi dengan dengan mayat ini. Tugas pemetaan Kota Jakarta mereka
sedikit terganggu dengan ditemukannya mayat yang sudah jadi tulang belulang tersebut.
4.2.2 Misteri Penyerangan dan Pembunuhan Dalam novel Rahasia Meede ini, Ito mengangkat masalah penyerangan
pembunuhan yang dilakukan oleh petugas Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta kepada tiga orang peneliti dari Belanda tersebut. Penyerangan dan
pembunuhan itu sendiri merupakan bentuk dari kejahatan yang melanggar hukum. Tindakan petugas Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta kepada tiga
orang Belanda tersebut menimbulkan misteri. Misterinya adalah siapakah Benny dan Darlip itu sebenarnya, mengapa mereka berbuat seperti itu dan seharusnya
mereka melindungi tiga orang peneliti dari Belanda tersebut. Hal ini tampak pada teks berikut ini.
“Penemuan mereka mungkin akan dibukukan. Sebuah karya penelitian kolonial yang cukup menjanjikan. Kemudian, buku itu akan menjadi referensi
wajib bagi setiap peneliti yang ingin mendalami era kolonial di Indonesia. Tim kecil ini akan menjadi nabi di tanah pribumi. Tetapi, semua impian itu
telah punah. Bahkan, Robert tidak begitu yakin, dia bisa kembali lagi ke Amsterdam.
“Maaf, bisakah aku menghubungi kantor Oud Batavie di Amsterdam?” dia tinggal berharap pada kemurahan hati Gatot.
“Tiap kontak Anda dengan dunia luar hanya akan mengundang Benny datang ke sini.”
“Siapa Benny, apa yang dia mau?” Robert gusar dengan jawaban Gatot. Gatot memalingkan muka dari tatapan Robert. Dia bisa merasakan
ketidakberdayaan dan pengharapan dari tatapan itu. Tetapi, bisnis ini harus diselesaikan. Kemurahan hati hanya akan menumbangkan keinginan.
“Benny? Sama seperti kami, dia juga menawarkan bisnis pada Anda. Hanya saja caranya berbeda. Kami menginginkan kehidupan, sementara
Benny ingin berbisnis dengan jasad tanpa nyawa.”halaman :266-267
Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.
Pertanyaan Robert ini semakin membuat sikap Gatot misterius. Karena Gatot menyamakan antara dirinya dengan Benny. Berarti secara tidak langsung Gatot
ingin mengatakan bahwa dirinya juga orang yang sangat jahat sejahat Benny, tetapi caranya saja yang berbeda, Benny menggunakan kejahatan pembunuhan ;
Gatot hanya mengintimidasi. Selain misteri penyerangan dan pembunuhan yang dialami oleh tiga orang Belanda tersebut, ada lagi misteri penyerangan dan
pembunuhan yang dialami oleh Cathleen Zwinkle. “Cathleen menatapnya tidak percaya. Laki-laki itu tersenyum.
“Suryo Lelono?” Cathleen tercekat. pandangannya memelas pada Huygens dan Darmoko. “Prof.......Jenderal........ada apa ini?”
Dor Dapur pistol Benny memuntahkan peluru. Tepat bersarang di kening
sasaran. Syukur terjengkang tidak bernyawa. Kehidupannya di dasar bumi ini tidak diinginkan. Cathleen terpekik. Sadar dia terjebak.
“Profesor, nee tidak….” Serunya bagai permohonan terakhir. “Aku tidak mengerti, ada apa semua ini? Kenapa laki-laki ini harus dibunuh? Dan
Suryo....” Huygens tidak menanggapi permohonan Cathleen. Tiga orang itu—
Huygens, Darmoko, dan Suryo Lelono—saling pAndang, kemudian tertawa. “Cathleen, Kamu tidak bijak dalam memahami sejarah,” Suryo Lelono
menertawakannya.”halaman :648 Sikap Hygens sungguh sangat misterius karena dia tidak merespon ucapan
dari Chatleen, hal ini ada indikasi bahwa Hygens adalah kelompok dari Suryo Lelono, sehingga dia membiarkan Cathleen dalam keadaan yang khawatir,
padahal Hygens adalah dosen dari Cathleen, tetapi dalam beberapa detik sikapnya dapat berubah menjadi sosok yang jahat. Hal inilah yang menjadi misterius.
4.2.3 Miteri Penculikan Dalam novel Rahasia Meede ini diceritakan tindak kejahatan penculikan oleh