Konsep dan Landasan Teori .1 Konsep Unsur Kejahatan

Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisi-preposisi penelitian. Maka pada subbab ini akan dijelaskan preposisi- preposisi tersebut. Menurut Malo dkk.1985:47 “Konsep-konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun makna dan pengertiannya dapat berubah.” Disamping adanya perbedaan mengenai makna dan pengertian suatu konsep dalam bahasa sehari-hari, sering juga terdapat perbedaan di antara para ahli, atau peneliti sendiri mengenai makna dan pengertian istilah yang tidak sama. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti akan mendefinisikan istilah yang berbeda maknanya di dalam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut akan dijabarkan sebagai berikut.

2.1.1.1 Unsur-Unsur Detektif

Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.

a. Unsur Kejahatan

Unsur kejahatan merupakan salah satu unsur utama yang akan dibahas dalam penelitian ini, karena kejahatan merupakan salah satu komponen yang utama roman detektif. Itulah sebabnya Teeuw 1984:135 menyebutkan “konvensi roman detektif yang pertama harus ada mayat.” Mayat itu ada karena tindak kejahatan. Kemudian dengan adanya mayat, atau kerugian di dalam masyarakat ini akan menimbulkan misteri, dan teka-teki yang harus dipecahkan nantinya. Dalam www.supartobrata.blogspot.com dikatakan bahwa, salah satu kekhasan dari novel detektif adalah hadirnya sebuah tragedi kematian yang dilanjutkan dengan penemuan-penemuan untuk menyelesaikan masalah, siapa detektifnya, siapa yang melakukan pembunuhan dan apa motifnya sehingga terjadi kasus pembunuhan tersebut. konsep dari kejahatan itu sendiri adalah sebagai berikut. Kejahatan ini sendiri menurut Kartono dalam Sukapiring,1987:135-136 bahwa, secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral kemanusiaan immoral, merugikan masyarakat, asosiasi sifatnya dan melanggar hukum serta undang-undang pidana. Pendapat Kartini Kartono ini mengungkapkan bahwa semua yang berhubungan dengan hal-hal yang bertentangan dengan norma susila ataupun dengan norma hukum perundang-undangan dan merugikan masyarakat, semuanya adalah suatu kejahatan. Secara sosiologis, kejahatan adalah semua bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang secara ekonomis, politis, dan sosial-psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma susila, dan menyerang keselamatan warga masyarakat baik yang tercakup dalam undang-undang, maupun yang belum tercantum dalam undang-undang. Selanjutnya Kartono dalam Sukapiring,1987:136 menyebutkan bahwa, Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009. yang dapat dimasukkan dalam perbuatan kejahatan ialah : 1. pembunuhan, penyembelihan, pencekikan sampai mati, pengracunan sampai mati; 2. perampasan, perampokan, penyerangan,penggarongan; 3. pelanggaran seks dan pemerkosaan; 4. maling, mencuri; 5. pengancaman, intimidasi, pemerasan; 6. pemalsuan, penggelapan; 7. korupsi, penyogokan, penyuapan; 8. pelanggaran ekonomi; 9. penggunaan senjata api dan perdagangan senjata- senjata api; 10. pelanggaran sumpah; 11. bigamy kawin rangkap pada satu saat; 12. kejahatan-kejahatan politik; 13. penculikan; 14. perdagangan dan penyalahgunaan narkotika. Jadi kejahatan itu dapat berupa pembunuhan dan dapat berupa perbuatan yang bukan pembunuhan, yaitu perbuatan yang melanggar hukum. Menurut Mulyadi 2008:7 “kejahatan dapat mendatangkan kerugian, baik fisik maupun moril bagi kehidupan masyarakat,bahkan menyebabkan hilangnya kehormatan dan kematian.” Teori ini menerangkan bahwa semua yang merugikan masyarakat dalam bentuk fisik maupun moril adalah suatu tindakan kejahatan. Kemudian Weiner dalam Mulyadi, 2008:6 “menyebutkan jenis-jenis kejahatan sebagai berikut: 1 kejahatan pembunuhan dan pembantaian, 2 perkosaan dengan kekerasan, 3 perampokan, 4 penganiayaan berat, 5 serangan lainnya.” Selanjutnya Haskel dan Yablonsky dalam Mulyadi, 2008:6 menyebutkan bahwa, ada empat jenis perbuatan yang menjadi dasar mengategorikan kejahatan yaitu pembunuhan murder, perkosaan dengan penganiayaan forcible, perampokan robbery, dan penganiayaan berat aggravatedassault. Kejahatan kekerasan meliputi perbuatan yang mengakibatkan luka-luka fisik yaitu terutama pembunuhan homocide, penganiayaan berat aggravatedassault , perkosaaan dengan kekerasan for cible rape. Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulan bahwa kejahatan itu adalah hal-hal yang berhubungan dengan tindakan yang dapat merugikan masyarakat luas. Dalam novel Rahasia Meede ini nanti peneliti akan mengungkapkan kejahatan-kejahatan para pelaku dalam novel tersebut, yang sangat berkaitan dengan penjelasan kejahatan yang dipaparkan di atas. Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009.

b. Unsur Misteri