Miteri Penculikan Dalam novel Rahasia Meede ini diceritakan tindak kejahatan penculikan oleh

Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009. Pertanyaan Robert ini semakin membuat sikap Gatot misterius. Karena Gatot menyamakan antara dirinya dengan Benny. Berarti secara tidak langsung Gatot ingin mengatakan bahwa dirinya juga orang yang sangat jahat sejahat Benny, tetapi caranya saja yang berbeda, Benny menggunakan kejahatan pembunuhan ; Gatot hanya mengintimidasi. Selain misteri penyerangan dan pembunuhan yang dialami oleh tiga orang Belanda tersebut, ada lagi misteri penyerangan dan pembunuhan yang dialami oleh Cathleen Zwinkle. “Cathleen menatapnya tidak percaya. Laki-laki itu tersenyum. “Suryo Lelono?” Cathleen tercekat. pandangannya memelas pada Huygens dan Darmoko. “Prof.......Jenderal........ada apa ini?” Dor Dapur pistol Benny memuntahkan peluru. Tepat bersarang di kening sasaran. Syukur terjengkang tidak bernyawa. Kehidupannya di dasar bumi ini tidak diinginkan. Cathleen terpekik. Sadar dia terjebak. “Profesor, nee tidak….” Serunya bagai permohonan terakhir. “Aku tidak mengerti, ada apa semua ini? Kenapa laki-laki ini harus dibunuh? Dan Suryo....” Huygens tidak menanggapi permohonan Cathleen. Tiga orang itu— Huygens, Darmoko, dan Suryo Lelono—saling pAndang, kemudian tertawa. “Cathleen, Kamu tidak bijak dalam memahami sejarah,” Suryo Lelono menertawakannya.”halaman :648 Sikap Hygens sungguh sangat misterius karena dia tidak merespon ucapan dari Chatleen, hal ini ada indikasi bahwa Hygens adalah kelompok dari Suryo Lelono, sehingga dia membiarkan Cathleen dalam keadaan yang khawatir, padahal Hygens adalah dosen dari Cathleen, tetapi dalam beberapa detik sikapnya dapat berubah menjadi sosok yang jahat. Hal inilah yang menjadi misterius.

4.2.3 Miteri Penculikan Dalam novel Rahasia Meede ini diceritakan tindak kejahatan penculikan oleh

beberapa oknum kepada beberapa tokoh seperti penculikan Parada Gultom oleh Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009. aparat negara. Seteleh penculikan yang dialami oleh Parada Gultom, keadaan menjadi misterius. Istri Parada sendiri pun histeris mendengar hilangnya Parada. Hal ini tampak teks berikut ini. “PEREMPUAN ITU menangisi dalam dekapan anak sulungnya yang menemani. Raungan pilu dan jerit putus asanya terdengar hingga ke luar ruang kerja pemimpin redaksi di lantai tiga gedung Indonesiaraya, tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya bias menepuk-nepuk puntuk si sulung, berusaha untuk membuat anak itu tegar. Dari balik kaca luar terlihat jelas, dia meraih dagu perempuan itu. Tata matanya meyakinkan, dia hanya berucap pendek. Perempuan itu menjawab tangannya. Si sulung langsung meraih pinggangnya, kemudian lama memeluk Rosihan Akbar. Dia lega, ketika keduanya bangkit dan beranjak meninggalkan ruang suara. “Kak….” Seru sebuah suara. Batu langsung menyongsong Rosina, istrinya Parada Gultom. Perempuan itu menghambur dalam pelukannya. Batu berusaha menenangkan. Parada Gultom hilang, itu berita yang menyambutnya sekembalinya dari Mentawai. Keduanya pasti datang untuk itu. “Cok, Kaucari dan temukan abangmu. Ah, aku tidak kuat lagi. Aku ingin….” Dia nyaris berteriak histeris. “Tenang kak. Coba berpikir positif. Bukan sekali ini saja kan, Abang menghilang tanpa kabar berita? Bagaimana jika Abang kembali keliling Jawa dengan vespanya?” “Tetapi ini sudah terlalu lama, Cok. Lagi pula, dia sudah tidak ikut klub vespa lagi. Aku sudah melarangnya. Cok, perasaan kakak tidak enak.” “Kak…” Batu terus berusaha menenangkan, “Pikiran buruk itu datangnya dari badan yang tidak sehat, janganlah Kakak menyiksa diri karena pikiran buruk itu. Eh, coba Kakak lihat si Lamhot dan adik-adiknya, kasihan,” Batu mangelus kepala Lampat yang telah kelas tiga SMP itu. “Tetapi, Cok…” “Sudahlah, Kak. Nanti aku akan terus kabari kakak perkembangannya. Berdoa saja demi kebaikan abang.” “Kau janji, ya?” Rosinta menatapnya penuh harap. Batu tersenyum, kemudian menganggukkan kepala.” halaman :280-281 Dari kutipan di atas ada usaha untuk memecahkan misteri menghilangnya Parada oleh Batu dan tetap saja hal ini menjadi sangat misterius dengan kebisaan Parada yang sering menghilang, tetapi menghilangnya sebelumnya tidak membuat semuanya panik karena dia cepat kembali. Selain hilangnya Parada, Cathleen dan Lusi juga hilang. Hal ini membuat Rian gusar karena tidak biasanya mereka pergi Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009. selama ini. Hal ini sangat misterius karena tidak bisanya mereka pergi tanpa memberitahu Rian atau setidaknya memberi pesan kepada sesorang di CSA atau di apartemen yang mereka tempati. “Di dalam sedan mewahnya, Rian menunjukkan kegusaran. Tangannya tiada henti menyentuh keypad telepon genggam. Tetapi, handsfree yang terpasang di telinganya tidak kunjung menerima kabar. Sejak tadi malam, dia terus coba menghubungi Cathleen. Tetapi, telepon genggam gadis Belanda itu tidak aktif. Dia menelepon ke Hotel Hyatt, tempat Cathleen sementara menginap, jawaban dari petugas hotel sama saja. Kamar yang ditempatinya kosong tak berpenghuni. Satu hari tidak muncul, awalnya dia menduga Cathleen dan Lusi melanjutkan pesta kemarin malam. Menyambangi klub malam sebagaimana kegemaran Lusi. Mungkin mereka lebih nyaman pergi berdua tanpa dirinya. Dia menghubungi telepon genggam Lusi, tetapi sama saja, tidak aktif. Dia telepon ke apartemennya, jawabannya sama dengan pelayanan hotel di Grand Hyatt. Dia sabar menunggu pagi, mungkin salah satu dari mereka akan menghubunginya. Akan tetapi, dugaannya keliru, ini sudah dua hari hingga dia terjebak di tengah kemacetan ini, tidak satu pun dari mereka yang menghubunginya. Keadannya tetap sama dengan semalam. Tidak satu nomor pun bisa dihubungi. Telepon genggam, hotel, dan Apartemen, sama saja. Dia kehilangan akal, tidak tahu lagi harus menghubungi siapa. Tidak ada yang tahu ke mana tujuan keduanya setelah lepas siang mereka meninggalkan CSA. Hari yang sama Rian tidak berada di kantor, dia menghadiri pidato pengukuhan Guru Besar FEUI. Jika ini sebuah lelucon, pada saat terbongkar nanti dia tidak akan ikut tertawa. Tetapi, lelucon mungkin lebih baik daripada kenyataan tanpa kepastian. Lepas dari centro, dia pikir semua masalah Cathleen telah terpecahkan. Tetapi, sekarang gadis itu menghilang. Beberapa kali dia hubungi telepon CSA, jawabannya sama saja. Kedua gadis itu saja belum masuk kerja. Rian semakin gusar. Satu hari saja tidak masuk kantor, gadis Belanda itu menghilang. Dia tidak ingin mendapat celaka. Rian memainkan gas BMW- nya, dia ingin secepatnya ini akan tiba di CSA. Kalau pikiran buruknya menjadi kenyataan, ini akan jadi masalah besar.” halaman: 226-227 Menghilangnya Cathleen dan Lusi ini membuat geger si Rian, karena sejak awal mereka selalu bersama. Tidak ada kabar berita sedikit pun inilah yang menjadi misteri. Kemanakah mereka berdua dan apa yang terjadi oleh mereka, Wiradi Putra : Unsur-Unsur Detektif Dalam Novel Rahasia Meede Karya E.S. ITO, 2009. atau ini hanya permainan Cathleen dan Lusi saja untuk memberi kejutan kepada Rian.

4.2.4 Misteri Pengancaman dan Intimidasi