Metode Pengembangan Multimedia Metode Penelitian

tetapi juga objek-objek lain yang terdapat di tempat penelitian.Sugiyono, 2008 B. Wawancara Metode ini dilakukan untuk pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden yang jumlahnya lebih sedikit, biasa digunakan wawancara. Sugiyono, 2008 C. Kuisioner Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Keuntungan dari menggunakan metode ini adalah dapat dibagikan secara serentak kepada responden yang jumlahnya relatif banyak. http:socious3.wordpress.com

2.16.2 Metode Pengembangan Multimedia

Pada pembuatan aplikasi ini, peneliti menggunakan metode pengembangan multimedia menurut Luther yang terdapat dalam buku Ariesto Hadi Sutopo, 2003. Metode tersebut dilakukan berdasarkan 6 tahap, yaitu konsep, perancangan, pengumpulan bahan, pembuatan, tes dan distribusi. Tahap tersebut digambarkan pada Gambar 2.40. Adapun tanda panah dengan garis putus-putus setelah tahap distribusi, menandakan bahwa setelah tahap distribusi selesai, tahap konsep akan dilakukan ketika diperlukan lagi. Keenam tahap ini tidak harus berurutan dalam prakteknya, tahap-tahap tersebut dapat saling bertukar posisi. Meskipun begitu, tahap konsep memang harus menjadi hal yang pertama kali dikerjakan. Binanto, 2010 1. Konsep Concept Pada tahap konsep, perlu dibuat beberapa hal untuk menentukan arah dan tujuan dari aplikasi yang akan dibuat. Berikut adalah hal-hal yang harus dijelaskan:  Judul aplikasi  Pengguna aplikasi  Macam aplikasi  Tujuan aplikasi secara umum Selain hal tersebut, diperlukan juga spesifikasi umum dari aplikasi. Yang termasuk dalam spesifikasi umum adalah bahan yang digunakan yaitu Perancangan Pembuatan Tes Distribusi Konsep Pengumpulan Bahan Gambar 2.40. Siklus Pengembangan Aplikasi Multimedia terdiri dari gambar, animasi, suara, video dan jenis interaktif yang terdapat dalam aplikasi. 2. Perancangan Design Tahap desain yang dilakukan pada tahap desain adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai arsitektur proyek dan kebutuhan material yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi. Spesifikasi yang akan dibuat berdasarkan pada langkah berikut:  Perancangan storyboard  Perancangan bagan alir flowchart view  Desain arsitektur navigasi  Perancangan diagram transisi state transition diagram  Perancangan antar muka user interface 3. Pengumpulan Bahan Material Collecting Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan bahan seperti animasi, gambar, suara, serta bahan-bahan lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya. Animasi dan gambar digunakan sebagai pelengkap agar aplikasi terlihat lebih menarik. Bahan tersebut diperoleh dari sumber yang tersedia kemudian dibuat sendiri dengan menggunakan bantuan perangkat lunak seperti Adobe Photoshop CS2, Macromedia Flash MX 2004, Adobe Director 11 dan 3D Studio Max. 4. Pembuatan Assembly Tahap assembly merupakan tahap dimana seluruh objek multimedia dibuat Pembuatan aplikasi berdasarkan storyboard, flowchart view, struktur navigasi, state diagram transition dan perancangan antarmuka. Untuk membangun aplikasi pada tahap ini, digunakan software Adobe Director 11 yang didukung dengan 3DS Max. 5. Tes Testing Tahap testing atau pengetesan dilakukan setelah selesai tahap pembuatan dan seluruh data telah dimasukkan untuk memastikan apakah hasilnya seperti yang diinginkan. Tes aplikasi harus dapat berjalan dengan baik dilingkungan pengguna agar pengguna merasakan kemudahan serta manfaat dari aplikasi tersebut dan dapat menggunakannya sendiri. 6. Distribusi Distribution Distribusi merupakan tahap dimana evaluasi terhadap produk multimedia dilakukan. Dengan dilakukan evaluasi maka akan dapat dikembangkan sistem yang lebih baik di kemudian hari. Tahap distribusi dilakukan dengan wawancara terhadap pengguna untuk membahas hasil aplikasi yang telah dibuat, cara pengoperasiannya dan evaluasi terhadap hasil yang telah dibuat.

2.17 Metode Pengembangan Aplikasi Multimedia Lain