Penentuan Zero Crossing Penentuan Kadar Parasetamol dan Ibuprofen pada Sediaan Tablet Analisis Data Statistik

24 dihomogenkan sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 5 μgmL; 7 μgmL; 9 μgmL; 11 μgmL dan 13 μgmL dan diukur serapan pada panjang gelombang 200 – 400 nm, kemudian spektrum serapan ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dan spektrum sera pan derivat kedua dengan Δλ 8 nm. Bagan alir prosedur penelitian pembuatan spektrum derivatif parasetamol dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 69.

3.6.3.2 Pembuatan Spektrum Serapan Derivatif Ibuprofen

Dipipet dari LIB II ibuprofe n 50 μgmL masing-masing sebanyak 2 mL; 3 mL; 4 mL; 5 mL dan 6 mL. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL, dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda, dihomogenkan sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 4 μgmL; 6 μgmL; 8 μgmL; 10 μgmL dan 12 μgmL dan diukur serapan pada panjang gelombang 200 – 400 nm, kemudian spektrum serapan ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat pertama dan spektrum sera pan derivat kedua dengan Δλ 8 nm. Bagan alir prosedur penelitian pembuatan spektrum derivatif ibuprofen dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 70.

3.6.4 Penentuan Zero Crossing

Penentuan zero crossing diperoleh dengan menumpang tindihkan spektrum serapan pada masing-masing derivat dengan berbagai konsentrasi parasetamol dan ibuprofen yang ditunjukkan oleh panjang gelombang yang memiliki serapan nol pada berbagai konsentrasi.

3.6.5 Penentuan Panjang Gelombang Analisis

Dibuat larutan parasetamol dengan konsentrasi 7 μgmL, ibuprofen dengan konsentrasi 4 μgmL, serta larutan campuran parasetamol konsentrasi 7 μgmL 25 dan ibuprofen konsentrasi 4 μgmL. Kemudian dibuat spektrum serapan derivat pertama dan spektrum sera pan derivat kedua dengan Δλ 8 nm dari masing-masing parasetamol , ibuprofen dan campuran parasetamol dan ibuprofen . Kemudian ditumpang tindihkan, y ang dipilih untuk menjadi panjang gelombang analisis adalah dimana pada saat salah satu nilai serapan senyawa pasangannya nol sedangkan nilai serapan senyawa lain dan campurannya memiliki nilai serapan sama atau hampir sama. Bagan alir prosedur penelitian penentuan panjang gelombang analisis parasetamol dan ibuprofen dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 71. 3.6.6 Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi 3.6.6.1 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Parasetamol Dipip et dari LIB II parasetamol 50 μgmL masing-masing sebanyak 2,5 mL; 3,5 ml; 4,5 mL; 5,5 mL dan 6,5 mL. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL, dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda, dihomogenkan sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 5 μgmL; 7 μgmL; 9 μgmL; 11 μgmL dan 13 μgmL. Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200 – 400 nm, selanjutnya spektrum serapan ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat kedua dengan Δλ 8 nm pada panjang gelombang analisis 253,4 nm. Kemudian dilakukan analisis hubungan antara konsentrasi dengan serapan sehingga diperoleh persamaan regresi linear y = ax + b. Bagan alir prosedur penelitian pembuatan dan penentuan linearitas kurva kalibrasi parasetamol dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 72. 26

3.6.6.2 Pembuatan dan Penentuan Linearitas Kurva Kalibrasi Ibuprofen

Dipipet dari LIB II ibuprofen 50 μgmL masing-masing sebanyak 2 mL; 3 mL; 4 mL; 5 mL dan 6 mL. Masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL, dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda, dihomogenkan sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 4 μgmL; 6 μgmL; 8 μgmL; 10 μgmL dan 12 μgmL. Kemudian diukur serapan pada panjang gelombang 200 – 400 nm, selanjutnya spektrum serapan ditransformasikan menjadi spektrum sera pan derivat kedua dengan Δλ 8 nm pada panjang gelombang 228,6 nm. Kemudian dilakukan analisis hubungan antara konsentrasi dengan serapan sehingga diperoleh persamaan regresi linear y = ax + b. Bagan alir prosedur penelitian pembuatan dan penentuan linearitas kurva kalibrasi ibuprofen dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 72.

3.6.7 Penentuan Kadar Parasetamol dan Ibuprofen pada Sediaan Tablet

Ditimbang 20 tablet merek dagang yang mengandung parasetamol 350 mg dan ibuprofen 200 mg kemudian digerus dalam lumpang sampai halus dan homogen. Selanjutnya ditimbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 50 mg parasetamol. Kemudian dari berat analit yang ditimbang setara 50 mg parasetamol ini dihitung kesetaraan ibuprofen yang terkandung di dalamnya penimbangan serbuk dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL, dan dilarutkan dengan 10 mL metanol, dihomogenkan dengan sonikator selama 15 menit, kemudian dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda, dikocok sampai homogen. Larutan tersebut kemudian disaring, lebih kurang 10 mL filtrat pertama dibuang. Filtrat selanjutnya ditampung. Kemudian dari filtrat ini dipipet sebanyak 0,35 mL, 27 dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 mL, dicukupkan dengan akuades sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan yang didalamnya terdapat parasetamol konsentrasi 7 μgmL dan ibuprofen konsentrasi 4 μgmL dan diukur serapan pada panjang gelombang 200 −400 nm, selanjutnya spektrum serapan ditransformasikan menjadi spektrum serapan derivat kedua dengan Δλ 8 nm pada panjang gelombang analisis parasetamol dan ibuprofen masing-masing 253,4 nm dan 228,6 nm. Bagan alir prosedur penelitian penentuan kadar sediaan tablet dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 73.

3.6.8 Analisis Data Statistik

Analisis data secara statistik menggunakan uji t. Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus seperti di bawah ini : Dasar penolakan data jika t hitung ≥ t tabel dan t hitung ≤ -t tabel Sudjana, 2005. Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99 dengan derajat kebebasan dk = n-1 Sudjana, 2005, digunakan rumus : Keterangan : μ = Interval kepercayaan X = Kadar rata-rata sampel X = Kadar sampel t = Harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = Tingkat kepercayaaan t hitung = X −X� SD √n ⁄ μ = X ± t 1- 12αdk x �� √� 28 dk = Derajat kebebasan dk = n-1 SD = Standar deviasi n = Jumlah pengulangan 3.6.9 Uji Validasi 3.6.9.1 Uji Akurasi