4. Standar Kompetensi Lulusan
Sebagaimana dikemukakan dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan SNP, bahwa :
“Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan”.
48
a Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik
dari satuan pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan SKL-SP dikembangkan
berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni :
1 Pendidikan Dasar, yang meliputi SDMISDLBPaket A dan
SMPMTsSMPLBPaket B bertujuan : Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan labih lanjut.
2 Pendidikan Menengah yang terdiri atas SMAMASMALBPaket
C bertujuan : Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3 Pendidikan Menengah Kejuruan yang terdiri atas SMKMAK
bertujuan : Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
49
b Standar kompetensi kelompok mata pelajaran
Kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan di capai pada
setiap tingkat danatau semester untuk kelompok mata pelajaran tertentu.
48
PP RI NO. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan, Ciputat : LeKDIS, Juni 2005, h. 25
49
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 dan No. 23 Tahun 2006, Jakarta : PT Binata Raya, 2006, h. 55
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran SK-KMP terdiri atas kelompok-kelompok mata pelajaran :
1 Agama dan Akhlak Mulia
2 Kewarganegaraan dan Kepribadian
3 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4 Estetika
5 Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Standar Kelompok Mata Pelajaran SK-KMP dikembangkan berdasarkan tujuan dan cakupan muatan danatau kegiatan setiap kelompok mata pelajaran,
yaitu : 1
Kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak Mulia bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan danatau kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan.
2 Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian
bertujuan : membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Tujuan ini dicapai
melalui muatan danatau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani.
3 Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Teknologi
bertujuan : mengembangkan logika, kemampuan berfikir dan analisa peserta didik.
Pada satuan pendidikan SDMISDLBPaket A, tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiaan bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilankejuruan, danatau teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
Pada satuan pendidikan SMPMTsSMPLBPaket B, tujuan ini dicapai melalui muatan danatau kegiaan bahasa, matematika,
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilankejuruan, danatau teknologi informasi dan
komunikasi, serta muatan lokal yang relevan. Pada satuan pendidikan SMAMASMALBPaket C, tujuan ini
dicapai melalui muatan danatau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilankejuruan, teknologi informasi dan komunikasi, serta muatan lokal yang relevan.
4 Kelompok mata pelajaran Estetika bertujuan : membentuk karakter
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan ini dicapai melalui muatan danatau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
5 Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
bertujuan : membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai
melalui muatan danatau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan muatan lokal
yang relevan.
50
c Standar kompetensi dan kompetensi dasar
Keistimewaan KTSP adalah bahwa pemerintah memberikan kesempatan kepada daerah dan sekolah, khususnya kepada guru dan kepala sekolah untuk
melakukan improvisasi terhadap kurikulum yang akan diterapkannya. Dalam hal ini para guru dan kepala sekolah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar SKKD yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah dan daerah masing-masing. Bahkan
menyusun sendiri kurikulum yang sesuai dengan sekolah dan daerahnya. Dengan demikian, setiap sekolah dan daerah bisa menggunakan kurikulum yang sama
tetapi juga bisa berbeda, bergantung dari tingkat kemandirian sekolah masing- masing.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sedangkan dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan standar proses dan standar
penilaian. Dalam kaitannya dengan KTSP, Depdiknas telah menyiapkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKKD berbagai mata pelajaran, untuk dijadikan acuan oleh para pelaksana guru dalam mengembangkan KTSP pada
satuan pendidikan masing-masing.
50
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah
. . ., h. 59-60
Dengan demikian, tugas utama guru dalam KTSP adalah menjabarkan, menganalisis, mengembangkan indikator, dan menyesuaikan SKKD dengan
karakteristik dan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi sekolah, serta kondisi dan kebutuhan daerah.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas no. 20 tahun 2003 BAB X Pasal 36 ayat
1 disebutkan, bahwa :
“Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan dalam ayat 2 disebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik”.
51
Dalam pasal 38 ayat 2 juga disebutkan bahwa : “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolahmadrasah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau
kantor Departemen Agama KabupatenKota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah”.
52
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen, yang tidak hanya menuntut keterampilan teknis
dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta dapat
didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolahmadrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan
khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip berikut:
51
Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, . . . h. 18
52
Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,. . . .h. 20
1 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. 2
Beragam dan terpadu 3
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4 Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5 Menyeluruh dan berkesinambungan
6 Belajar sepanjang hayat
7 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
53
Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pelaksanaan KTSP, terutama berkaitan dengan sosialisasi KTSP disekolah,
menciptakan suasana yang kondusif, mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, membina disiplin, mengembangkan kemandirian kepala sekolah,
mengubah paradigma pola pikir guru, serta memberdayakan staf.
54
1 Sosialisasi KTSP di sekolah
2 Menciptakan suasana yang kondusif
3 Menyiapkan sumbermedia belajar
a Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan
proses belajar mengajar. b
Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c
Seluk beluk proses belajar d
Hubungan antara metode mengajar dengan media pendidikan e
Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran f
Pemilihan dan penggunaan media pendidikan g
Berbagai jenis dan alat teknik media pendidikan h
Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran i
Usaha inovasi dalam media pendidikan.
55
4 Membina disiplin peserta didik
Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakan disiplin.
53
Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah,
Jakarta : Bumi Aksara, 2007, Cet. I, h. 18
54
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan . . ., h. 153
55
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005, Cet. VI, h. 2
Maksud pembinaan peserta didik adalah agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila.
56
5 Mengembangkan kemandirian kepala sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus memiliki sikap mandiri, terutama dalam mengkoordinasikan, menggerakakkan, dan menselaraskan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. 6
Membangun karakter guru Guru adalah pendidikan, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi
bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri, dan disiplin.
57
7 Memberdayakan staf
Peningkatan prokdutivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku staf di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik
manajemen personalia. Manajemen staf di sekolah harus ditujukan untuk memberdayakan staf secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal,
namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Perlu kita ketahui bahwa acuan operasional penyusunan KTSP sedikitnya
mencakup 12 poin, yakni peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik; keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia kerja;
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika
56
Ary H Gunawan, Administrasi Sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1996, Cet. I, h.12
57
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. II, h. 37
perkembangan global; persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; kondisi sosial budaya masyarakat setempat; kesetaraan jender; dan karakteristik satuan
pendidikan.
58
Aspek-aspek diatas harus dijadikan acuan oleh para pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan disekolah masing-masing. Meskipun
demikian para pengembang kurikulum tidak harus terpaku pada acuan operasional diatas, tetapi mereka bisa mengembangkan, dan menyesuaikan acuan tersebut
dengan situasi dan kondisi daerah, karakteristik dan kemampuan peserta didik, serta sarana dan prasarana yang tersedia.
5. Komponen KTSP