demikian model yang dikembangkan SMPN 56 Jakarta memuat secara jelas tujuannya, metode mengajar dan bahan ajarnya. Tujuannya adalah diarahkan pada
penugasan kompetensi yang menggambarkan perilaku, perbuatan dan keterampilan siswa yang dapat diamati dan diukur. Metode bervariasi juga sangat
penting digunakan, sehingga guru dapat mengembangkan berbagai metode yang dianggap efektif dalam mencapai tujuan.
88
Oleh karena itu, organisasi materi yang diajarkan mencakup konsep- konsep pendukung dalam rangka mencapai kompetensi. Tanpa konsep yang
terorganisir secara sistematis dan logis maka, kompetensi dasar tidak akan dikuasai oleh peserta didik.
D. Perspektif Peneliti Mengenai Guru IPS
Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka
guru akan menjadi bahan pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.
Sesuai data yang terjadi dilapangan penulis sendiri melihat guru IPS di SMPN 56 Jakarta sudah mampu mengimplementasikan tujuan-tujuan yang
hendak dicapai. IPS Terpadu merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang harus dipertahankan disekolah-sekolah, tentunya tidak mudah dan
diperlukan kesiapan dan kerjasama dari seluruh komponen-komponen guna mempertahankan eksistensi mata pelajaran IPS itu sendiri.
Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan kita, bagaimana kinerja guru akan berdampak kepada pendidikan bermutu. Kita melihat sisi lemah
dari sistem pendidikan nasional kita, dengan gonta ganti kurikulum pendidikan, maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada guru itu sendiri.
Sehingga perubahan kurikulum dapat menjadi beban psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat perubahan tersebut. Hal
ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kemampuan minimal.
88
Hasil Wawancara pada Guru IPS Kelas VIII Tanggal 31 Juli 2008
Kinerja guru akan menjadi optimal, bila mana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak
didik. Kinerja guru akan bermakna bila dibarengi dengan nawaitu yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan
berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih
baik dari kinerja hari kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini.
Penulis melihat secara umum guru IPS di SMPN 56 Jakarta sangat variatif dalam memberikan materi pembelajaran, metode dan strategi menjadi ciri khas
guru IPS sekolah tersebut. Kepemimpinan kepala sekolah, kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras,
mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan