8.PMR Pramuka
17. Rumah
Penjaga 1
9 x 5 RR
9. OSIS 1
6 x 4 RR
18. Pos Jaga 1
2 x 2 Baik
∗ Sumber data : tata usaha
Tabel. 9 Lapangan Olahraga dan Lapangan Upacara
Lapangan Jumlah Ukuran
Kondisi
1. Lapangan Olahraga a. Basket
b. Volly c. Lompat Jauh
1 1
1 14 x 28
30 x 20 18 x 9
9 x 2,75 R.R
R.R Baik
Baik
2. Lapangan Upacara 1
30 x 20 R.R
∗
Sumber data : tata usaha
B. Deskripsi Data
Data-data penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran IPS dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan di SMPN 56 Jakarta, peneliti memperoleh
data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. 1.
Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan atau mencatat data-data meliputi :
a Perencanaan pembelajaran IPS
Sebelum pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu guru lakukan perencanaan pembelajaran sebelum guru masuk kelas. Karena
guru yang menerapkan secara langsung metode pembelajaran sesuai dengan materi yang relevan, serta mengevaluasi setiap
kegiatan yang telah dilakukannya, apakah sudah tercapai atau belum.
b Pelaksanaan pembelajaran IPS
c Evaluasi pembelajaran IPS
2. Wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah
dan guru IPS yang menjadi sampel penelitian. 3.
Dokumentasi, peneliti mengamati dan menyelidiki dokumen-dokumen terkait dengan pelaksanaan pembelajaran IPS.
Data yang terkumpul melalui observasi proses pembelajaran hanya dilakukan pada kelas VIII. Pada saat observasi proses pembelajaran dikelas,
penulis kemudian men-check list setiap kualitas pembelajaran yang muncul ketika proses tersebut sedang berlangsung.
C. Pelaksanaan Pembelajaran IPS
Pembahasan mengenai hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPS terkait dengan pelaksanaan pembelajaran IPS dalam KTSP.
1. Kegiatan pendahuluan
Kegiatan pendahuluan
introduction pada dasarnya merupakan kegiatan
awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran terpadu. Fungsinya terutama untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan
pembelajaran terpadu ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat, berkisar antara 5-10 menit. Dengan waktu yang
relatif singkat tersebut diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu
peserta didik sudah siap untuk mengikuti pelajaran dengan seksama. Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini di
antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi apperception, dan penilaian awal pre-test.
Penciptaan kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran peserta didik presence, attendance, menumbuhkan
kesiapan belajar peserta didik readiness, menciptakan suasana belajar yang
demokratis, membangkitkan motivasi belajar peserta didik, dan membangkitkan perhatian peserta didik.
Melaksanakan apersepsi
apperception dilakukan dengan cara:
mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik,
dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa peserta didik
yang dianggap mewakili seluruh peserta didik, bisa juga penilaian awal ini dalam prosesnya dipadukan dengan kegiatan apersepsi.
Berdasarkan hasil pengamatan di SMPN 56 Jakarta pada pembelajaran IPS kegiatan utama yang dilaksanakan oleh guru-guru IPS cukup variatif. Kegiatan
pendahuluan yang dilakukan oleh salah satu guru IPS kelas VIII adalah dengan cara :
Mengucapkan salam pembuka untuk memulai pelajaran dan dilanjutkan dengan mengelilingi seluruh siswa untuk memeriksa kerapihan kelas.
Kemudian setelah rapih guru tersebut mengabsen siswa. Proses selanjutnya guru memberikan motivasi dan arahan-arahan agar siswa
mengikuti pembelajaran dengan baik agar mendapatkan prestasi yang baik. Kegiatan pedahuluan dilanjutkan dengan menanyakan materi yang sudah
di bahas pada minggu yang lalu. Setelah siswa diperkirakan mengerti dan paham, guru mulai mengawali proses pembelajaran dengan
menyampaikan materi yang akan dibahas dengan terlebih dahulu memberikan pre tes.
79
Selain itu upaya yang dilakukan oleh guru IPS di SMPN 56 Jakarta dalam menarik perhatian siswa bisa dilihat dari ungkapan-ungkapan guru-guru IPS
berikut ini : Dalam menarik perhatian siswa pertama memberikan arahan, setelah itu
berusaha berinteraksi dengan siswa dengan gaya yang bervariasi yang dapat menumbuhkan minat mereka untuk belajar. Untuk menarik perhatian siswa juga
dapat dilakukan dengan selingan humor, yang tidak melenceng jauh dari materi yang disampaikan. Hal ini dilakukan agar siswa tidak mengalami kebosanan
79
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMPN 56 Jakarta pada tanggal 24 mei 2008 di kelas VIII-9 pada mata pelajaran IPS Terpadu
dalam belajar dan tetap memiliki keinginan untuk memperhatikan materi pelajaran yang sedang disampaikan.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar
peserta didik learning experiences. Pengalaman belajar tersebut bisa dalam bentuk kegiatan tatap muka dan nontatap muka. Pengalaman belajar tatap muka
dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung antara guru dengan peserta
didik, sedangkan pengalaman belajar nontatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber
belajar lain yang bukan kegiatan interaksi guru dan peserta didik. Dalam kegiatan inti ini, langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
oleh guru IPS di SMPN 56 Jakarta secara umum meliputi : a
Pembelajaran klasikal, digunakan apabila materi pembelajarannya lebih bersifat fakta atau informative. Terutama ditujukan untuk memberikan
informasi atau sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar. Sehingga cendrung metode ceramah dan Tanya jawab.
b Pembelajaran diskusi kelompok, digunakan apabila materi pelajarannya
lebih mengembangkan konsepsub-pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas sosial.
c Pembelajaran diluar kelas. Pembelajaran diluar kelas ini dilakukan
apabila materi pelajarannya membutuhkan analisa dan banyak sumber yang dapat mendukung terjadinya proses pembelajaran.
Pada pengamatan selanjutnya peneliti juga mendapatkan proses pembelajaran oleh guru IPS kelas VIII pada kegiatan inti ini sebagai berikut :
a Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai
b Guru menyampaikan materi dan menjelaskan materi dengan rinci yang
dilengkapi dengan menggambar peta di papan tulis. c
Kemudian saat melihat siswa mulai bosan, guru memberikan senyuman pada siswa dan sedikit memberikan humor.
d Guru melanjutkan pelajaran
e Guru bertanya kepada siswa dan meminta siswa untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami. f
Guru memberikan penguatan pada siswa yang bisa menjawab dan yang belum bisa menjawab.
80
Selain mengamati langkah-langkah yang dilakukan oleh guru-guru IPS dalam pelaksanaan kegiatan inti, peneliti juga mengamati kemampuan
menjelaskan dan kemampuan bertanya dan menjawab pertannyaan. Dari pengamatan tersebut diketahui secara umum bahwa guru-guru IPS di SMPN 56
Jakarta mempunyai karakter dan gaya yang berbeda dalam upaya mencapai pembelajaran menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Menurut salah satu guru IPS, dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa dilakukan dengan cara menggunakan pendekatan individual. Hal ini
dimaksudkan agar pesan yang disampaikan mudah dipahami.
81
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan akhir dalam pembelajaran IPS terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran. Tetapi juga sebagai kegiatan penilaian
hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang
tersedia untuk kegiatan ini relatif singkat, oleh karena itu guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut yang dilaksanakan pada pembelajaran IPS oleh guru IPS diantaranya adalah :
Setelah bel berbunyi, tanda jam ganti pelajaran, guru langsung mengakhiri pembelajaran. Kemudian guru menutup dengan salam dan memberikan pesan-
pesan terhadap siswa untuk belajar dirumah dan lakukanlah perbuatan terpuji.
82
80
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMPN 56 Jakarta pada tanggal 20 mei 2008 di kelas VIII-5 pada mata pelajaran IPS Terpadu.
81
Hasil Wawancara pada Guru IPS Kelas VIII Tanggal 31 Juli 2008
82
Hasil observasi saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung di SMPN 56 Jakarta pada tanggal 21 Mei 2008 dikelas VIII-9 pada mata pelajaran IPS Terpadu.
Dalam kegiatan menutup pelajaran hanya ada aspek-aspek tertentu saja yang dilakukan oleh guru IPS di SMPN 56 Jakarta. Hal ini dapat peneliti katakan
tidak sesuai dengan teori yang ada, sehingga setelah proses pembelajaran berlangsung kurang mampu memberikan makna pada siswa yang dapat dijadikan
landasan untuk belajar lebih lanjut. Menurut Wina Sanjaya menutup pelajaran hendaknya dilakukan dengan cara :
a. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru
dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
b. Mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok agar
informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
c. Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk
pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya. d.
Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.
83
Peneliti mengembangkan pertanyaan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP sebagai berikut, untuk tercapainya pembelajaran IPS
Terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, maka menurut Kepala Sekolah dan salah satu guru IPS kelas VIII dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut
diantaranya : a
Guru-guru yang tercakup ke dalam mata pelajaran IPS diberikan pelatihan bidang-bidang studi di luar bidang keahliannya, seperti guru
bidang studi Sejarah diberikan pelatihan tentang bidang studi Geografi dan Ekonomi.
b Koordinasi antar bidang studi yang tercakup dalam mata pelajaran IPS
tetap dilakukan, untuk mereview apakah skenario yang disusun sudah dapat memenuhi persyaratan yang berkaitan dengan bidang studi di luar
yang ia mampu.
83
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta :Kencana, 2007, Cet. III, h.44
c Disusun skenario dengan metode pembelajaran yang inovatif dan
memunculkan nalar para peserta didik sehingga guru tidak terjebak ke dalam pemaparan yang parsial bidang studi.
d Persiapan pembelajaran disusun dengan matang sesuai dengan target
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sesuai dengan topik yang dihasilkan dari pemetaan yang telah dilakukan.
84
Selanjutnya, adalah objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian
proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu.
Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi- kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-
nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat
diukur dan diamati. Penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, hasil belajar merupakan akibat dari suatu proses belajar.
Penilaian dalam pembelajaran IPS terpadu dalam satu topiktema mencakup beberapa Kompetensi Dasar. Namun ada Kompetensi Dasar atau
indikator yang tidak bisa dipadukan, sehingga harus dibelajarkan dan dinilai secara terpisah. Penilaian yang dikembangkan mencakup teknik, bentuk dan
instrumen yang digunakan.
85
Menurut Kepala Sekolah penilaian yang dilakukan, tidak hanya penilaian pengetahuan atau kognisi saja, tetapi dalam pelaksanaan proses pembelajaran
setelah menggunakan KTSP, penilaian dilakukan dengan penilaian kognisi, afeksi dan psikomotor, kesemuanya itu dijadikan penilaian kumulatif agar dapat
84
Hasil Wawancara pada Kepala Sekolah Tanggal 25 Juli 2008
85
Hasil Wawancara pada Guru IPS Kelas VII Tanggal 31 Juli 2008
memberikan penilaian secara maksimal terhadap perkembangan siswa, dan terhadap kemampuan siswa atau kompetensi yang dimiliki siswa. Penilaian
dilakukan untuk melihat apakah tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.
86
Dibawah ini adalah teknik penilaian dalam pembelajaran IPS itu sendiri : 1
Teknik Penilaian Teknik penilaian merupakan cara yang digunakan dalam melaksanakan
penilaian tersebut. Teknik-teknik yang dapat diterapkan untuk jenis tagihan tes meliputi: 1 Kuis dan 2 Tes Harian.
Untuk jenis tagihan nontes, teknik-teknik penilaian yang dapat diterapkan adalah: observasi, angket, wawancara, tugas, proyek, dan portofolio.
87
2 Bentuk Instrumen
Bentuk instrumen merupakan alat yang digunakan dalam melakukan penilaianpengukuranevaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta didik.
Bentuk-bentuk instrumen yang dikelompokkan menurut jenis tagihan dan teknik penilaian adalah:
a Tes: isian, benar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, dan uraian.
b Nontes: panduan observasi, kuesioner, panduan wawancara, rubrik,
dan unjuk kerja. 3
Instrumen Instrumen merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat
ketercapaian kompetensi. Apabila penilaian menggunakan tehnik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja dan tugas rumah yang berupa proyek, harus disertai rubrik
penilaian. Ini berarti kehadiran media pembelajaran sebuah langkah yang tidak dapat
dipisahkan, sumber belajar yang dimaksud adalah dapat berupa model program pembelajaran, nara sumber, lingkungan belajar yang mendekati objek dan metode
atau pendekatan pembelajaran yang mengarah kepada kreatifitas siswa. Dengan
86
Hasil Wawancara pada Kepala Sekolah SMPN 56 Jakarta Tanggal 25 Juli 2008
87
Hasil Wawancara pada Guru IPS Kelas VIII Tanggal 31 Juli 2008
demikian model yang dikembangkan SMPN 56 Jakarta memuat secara jelas tujuannya, metode mengajar dan bahan ajarnya. Tujuannya adalah diarahkan pada
penugasan kompetensi yang menggambarkan perilaku, perbuatan dan keterampilan siswa yang dapat diamati dan diukur. Metode bervariasi juga sangat
penting digunakan, sehingga guru dapat mengembangkan berbagai metode yang dianggap efektif dalam mencapai tujuan.
88
Oleh karena itu, organisasi materi yang diajarkan mencakup konsep- konsep pendukung dalam rangka mencapai kompetensi. Tanpa konsep yang
terorganisir secara sistematis dan logis maka, kompetensi dasar tidak akan dikuasai oleh peserta didik.
D. Perspektif Peneliti Mengenai Guru IPS